Twelve

6K 367 9
                                    

Happy readers!!!


---


"Jangan, jangan dadyku ku mohon" lirihnya,

See? Berhasil. Gadis ku ini sangat mencintai ayahnya, welcome game baby.

"Kalau begitu kau harus menurutiku bagaimana? Setuju sweety?" Dia mengangguk pasrah. Aku membuka ikatan tangannya dan meninggalkannya mengambil map yang sudah ku sediakan di atas meja kerjaku.

Aku menyuruhnya untuk duduk di sofa panjang  yang terletak di kamarku ini, kulihat dia sudah merapihkan seragamnya yang tadi ku buka dan mengusap airmata di pipinya. Aku melempar map itu kehadapannya. "Baca!"

"Apa ini?" tanyanya

"Peraturan yang harus kau patuhi" ucap ku dia mulai membuka map itu membaca peraturan demi peraturan yang ku buat. Aku menyunggingkan smirk ku saat melihatnya mengerutkan kening.

"Kenapa peraturan disini lebih banyak merugikan ku?" gumam nya aku masih bisa mendengarnya.

"A-apa ini, di-dia kan wanita dan aku juga masa aku harus menuruti apa yang dia inginkan termasuk ber-" aku memotong ucapannya yang membuatnya terkejut.

"Aku memang seorang wanita, tapi aku juga memiliki penis. Itu sudah ada sejak lahir, tenang aku akan memuaskanmu jika berada di bawahku" sepertinya kata kataku terlalu vulgar untuk gadis kecil sepertinya, tapi memang itu adanya kenapa harus ku tutupi.

Awalnya dia tidak ingin menandatangani perjanjian ini, tapi aku paksa dengan menjual nama keluarganya jika dia macam macam maka aku tidak akan segan membunuh keluarganya tercinta.

Dan semenjak itu dia selalu aku paksa menginap di penthouse ku hanya untuk menemaniku kadang aku ingin bermain dengannya. Tapi karena saat penandatanganan perjanjian dia menambahkan untuk tidak melakukan hubungan intim selama dia sekolah. Dengan berat hati aku menyetujuinya, tetapi pada suatu malam aku lepas kendali hampir melakukan itu padanya di tambah kekerasan yang aku lakukan padanya membuatnya kabur dari hidupku.

Dan akhirnya aku menemukannya kembali ternyata dia bersekolah di sekolah milik appa yang appa berikan kepadaku beberapa bulan lalu.

Aku menghentikan mobilku di simpang jalan ku lihat jam sudah menunjukan pukul 3 sore, ternyata sudah 3 jam lebih aku hanya memutar mutar kota Seoul tanpa tujuan. Daripada tidak jelas lebih baik aku pulang, pikirku.

Akhirnya akupun kembali menuju apartement dan sampai pukul 7 malam karena macet sehingga perjalanan semakin lama. Aku memasukan kode apartementku lalu masuk, mengedarkan pandangaku dan terhenti pada seseorang di ruang tv yang tertidur dengan tv yang menyala. Aku melangkah ke kamar untuk membersihkan diriku, ku langkahkan kakiku menuju dapur untuk mengambil soda ku lirik meja makan disana sudah ada nasi goreng yang tersedia di sana.

"Dia belum makan heh?" ku langkahkan kakiku mendekatinya yang tertidur di ruang tv, ku bangunan dia dengan sedikit mengguncang tubuhnya. Saat melihatnya membuka mata dia terkejut melihat ku lalu mendudukan dirinya.

"Kau sudah makan?" tanya ku dia menggeleng, ku hela nafas kasar lalu berjalan menuju meja makan membawa segelas air mineral dan nasi goreng yang tersedia disana.

"Ini minum dulu" Dia minum lalu aku menyuapinya dia menggeleng "Tidak itu untuk mu, a-aku minta ma-"

"Makan" ucap ku memotong omongannya. Mendengar ucapanku yang dingin dia langsung membuka mulutnya dan memakan nasi goreng itu.

Makanan sudah habis akupun berjalan menaruh piring kotor dan masuk kedalam ruang kerjaku. Lebih baik aku menyibukkan diri dengan kertas sialan ini dari pada harus bertindak kasar padanya.

30 menit kemudian Rosie datang dengan membawa sepiring sandwich, "eumm Jennie ini makanlah" Dia menyodorkan piring itu di sisi kosong meja kerja ku.

"Aku sudah makan." ucap ku dingin. Kulihat dia menggigit bibir bawahnya, ku hela nafas lalu memakan sandwich itu dengan cepat. Ku kembalikan piring kotor itu, dan dia pergi menyimpan piring kotor itu dan kembali membawa segelas air putih. Aku meminumnya sampai habis, kulihat dia masih berdiri disana.

"apa lagi?" tanya ku tanpa mengalihkan perhatian dari kertas ini.

"Aku minta maaf atas apa yang aku ucapkan Jennie" Dia menunduk "Aku hanya merasa seperti tahanan disini" kurasa dia sedang berusaha menahan tangisnya. Kini atensi ku sepenuhnya pada dirinya. Aku berdiri mendekat kearah nya lalu kupeluk dia ku kecup puncak kepalanya memberikan rasa nyaman.

"lupakan saja" ucap ku padanya dia mengerahkan pelukannya padaku membuatku merasakan gundukan miliknya menggelitik dadaku.

Ku angkat wajahnya ku cium bibirnya awalnya hanya kecupan tapi aku mulai melumatnya meresap rasa manisnya. Ku lepas ciuman itu "Tidurlah besok harus sekolah" ucap ku dia mengangguk lalu berjalan menuju kamar. Ku kecup keningnya "Selamat malam baby" saat akan melangkah keluar dia memanggiku

"Jennie"

"hm wae?" tanya ku "Temani aku tidur" uh betapa manjanya dia saat ini membuatku gemas ingin menerjangnya. Aargh sabar Jennie sabar.

Aku mendekat memposisikan diriku di sebelahnya lalu memeluknya dan tak lama tertidur.

***

AUTHOR POV

Sesuai janjinya Jennie mengizinkan Chaeyoung pulang, sudah 4 hari dia tidak pulang ke rumahnya dan sudah 4 hari pula dia tidak bekerja. Jennie benar benar membuatnya kehilangan pekerjaan yang selama ini dia lakukan.

Chaeyoung melangkah masuk kedalam rumah ini masih jam 7 malam tetapi keadaan rumah sangat sepi, 'Jisoo unnie kemana?' tanyanya dalam hati. Saat dia langkahkan kaki menuju dapur tiba tiba seseorang memukul kepalanya dengan guling.

"YAK! KEMANA SAJA KAU HAH?!" Jisoo terus memukul Chaeyoung dengan gulingnya terlihat matanya yang sedikit menghitam membuat kecantikannya berkurang.

"YAK UNNIE APPO" Chaeyoung berteriak dan berusaha menghindari pukulan Jisoo. Dan terjadilah momen kejar kejaran.

"Hosh Hosh, sudah sudah uhh aku lelah" Jisoo membungkukkan badannya dengan tangan bertumpu pada lutut. Sama dengan Chaeyoung "Iya, unnie aah aku lelah"

Mereka pun mendudukan diri di sofa mengatur nafas. Hening begitu lama "Kau kemana saja Chaeng?" tanya Jisoo masih dengan posisinya bersandar di sofa.

"Mianhaeyo unnie membuatmu khawatir, handphone ku hilang dan aku diminta menemani temanku dirumahnya" bohong, Chaeyoung sengaja berbohong jika tidak bisa bisa dia di introgasi habis habisan oleh Jisoo.

"Lain kali kabari aku dengan telfon siapa pun kau harus mengingat nomorku mengerti?" Chaeyoung mengangguk

"Yasudah makan sana aku tadi memasak ayam" dengan semangat Chaeyoung berjalan menuju dapur dia mulai memakan makanan yang di masak Jisoo.

Jisoo memperhatikan Chaeyoung yang lahap memakan makanan tersebut. Setelah itu mereka pun menghabiskan malam dengan menonton drama hingga drama yang menonton mereka.







 Setelah itu mereka pun menghabiskan malam dengan menonton drama hingga drama yang menonton mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Udh kaya Tom and Jerry aja kejar kejaranwkwk.

Btw seneng deh sama berita Jichu yang ikut di drama Arthdal Chronicles :v dream come true bngt dong wkwk

Ah ya tuhan Jichuu ku cantik syekalih 👸😭

YOU ARE MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang