Thirty Eight

3.7K 284 16
                                    

"sedang apa kau disini" Aku menatapnya, apa maunya orang ini kemari. Kulihat wajahnya terdapat luka lebam di sana. Baguslah anggap saja itu balasan atas perbuatan burukmu.

"Santailah, aku hanya mampir" Dia mensandarkan tubuhnya pada kursi itu. Lalu melanjutkan ucapannya. "Aku harap kau ikuti permainan Nayeon Jennie" Aku berdecih menanggapinya.

"As your wish" kulihat dia mengerang "Aku serius Kim. Jika kau tidak menuruti kemauannya dia akan benar benar melukai Chaeyoung - ku, wanita itu sangat terobsesi padamu"

"Dia gadis ku!" Aku menatapnya tajam, seenaknya saja mengklain Rosie miliknya.

"Terserah.. Tapi aku mohon demi kebaikan Chaeyoung, aku tau saudaramu sedang melakukan beberapa penyelidikan tentang perilakunya. Tunggulah sampai hal itu di ketahui polisi." Aku menatapnya bingung ada apa dengan orang ini, kenapa dia mengetahui rencana Jisoo. Seakan mengerti akan tatapanku dia tersenyum.

"Aku berbicara seperti ini karena aku informan untuk kasus Nayeon Jennie, demi Chaeyoung.. Lagipula sekarang aku rasa aku akan melepasnya, dia tidak mencintai ku seperti aku mencintainya. Dia hanya menganggapku seorang temannya tidak lebih" Dia berdiri dari duduknya "oh ya.. Di malam kau mencari Chaeyoung sebetulnya dia bersamaku bukan sahabat mu, itu sudah di atur oleh Nayeon, bahkan wajahku menjadi korban karenanya."

Dia menggela nafas lalu pergi dari ruangan ku. Aku terus memikirkan ucapan Irene. Ini sangat sulit aku tidak ingin mengambil resiko karena ucapannya aku butuh seseorang untuk membantu ku menentukan pilihan, huft.

***

" Pergilah aku ingin istirahat sendiri"

"Tidak!" Dia membentak ku sialan. Tak lama handphone ku berdering. Panggilan masuk dari Jisoo aku mengangkatnya.

"Ya?"

"Aku di apartment mu buka pintunya sudah lima belas menit aku berdiri disini" kudengar dia menggerutu, aku berjalan menuju pintu kulihat Nayeon mengikuti ku. Orang ini tidak ada kerjaan lain apa. Ku buka pintu disana Jisoo dengan wajah datarnya, lihat lah dia menahan kesalnya. Tapi saat dia melihat Nayeon di belakangku wajah nya mengeras. Nayeon nampak terkejut melihat.

"Jennie aku harus menemui seseorang kau kutinggal sebentar ya.. A-aku pergi dulu" Nayeon akhirnya pergi hatiku bersorak riang.

"Jangan tersenyum seperti itu kau terlihat menakutkan"

"Terserah." Aku mengunci pintu apartment ku sebelumnya aku mengganti passwordnya jika sewaktu waktu Nayeon masuk kembali.

"Aku tidak bisa lama Jennie.." Aku mendudukan diri di single sofa ini menatap Jisoo yang manungguku siap dengan hal yang akan dia ucapkan.

"Aku menemukan beberapa bukti saat dia membeli pelumpuh saraf kepada seorang dokter di Sydney dan pengakuan seorang suster disana dia akan menjadi saksi kita di persidangan. Dan cctv dari sini aku melihatnya beberapa kali masuk kedalam apartment mu Jennie saat kau dan Chaeyoung sedang berada di sekolah" Aku mengenyitkan dahi ku.

"K-kau menata mataiku Jisoo?!" Jangan bilang dia juga melihat aku melakukan itu dengan Chaeyoung. Kulihat wajahnya memerah "Ti-tidak bukan itu aku hanya menaruh cctv di ruangan ini dan pintu masuk kamar kalian"

"Dan terakhir dia menyewa seseorang untuk melukaimu, menurut beberapa temanku dia akan mendapatkan hukuman berat Jennie. Pembunuhan berencana, pemalsuan identitas, penyalahgunaan serum milik kedokteran, dan penganiayaan. Aku akan mengusahakan dia benar benar di penjara jauh dari sini" mataku berbinar mendengar ucapan Jisoo.

YOU ARE MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang