Thirty Five

3.8K 307 14
                                    

Happy reading 📖



---



Makan malam ini di hiasi dengan suasana tegang dan tak bersahabat. Pria dewasa itu terus menerus menyudutkan wanita ini dan jangan lupa istrinya yang juga ikut memprovokasikan. Bahkan wanita di sebelahnya bersikap so manis, mereka semua sudah termanipulasi oleh kata kata manis yang keluar dari bibir wanita di sebelahnya.


Brakk



Wanita itu membanting sendok yang sedari tadi di pegangnya. Emosinya sudah berada di puncak, semua orang yang berada di meja makan menatapnya.

"Jaga sikapmu Jennie!" pria itu meninggikan nada bicaranya kepada Jennie. Jennie tersenyum sinis kepada mereka semua yang saat ini dia sedang makan malam bersama keluarga besar Kim dan dengan bodohnya orang tuanya mengundang iblis sialan ini untuk ikut bergabung.

Nayeon menyentuh tangan Jennie bersikap untuk menenangkan wanita ini. Jennie menepis kasar tangan Nayeon.

"Don't touch my fucking hand!"  pria itu berdiri dan menggebrak meja. "Jaga bahasa mu Jennie!! Tidak sepantasnya kau berbicara kasar kepada calon istri mu!!"

"Cih. Dari awal aku tidak menginginkan dia menjadi pendamping ku! Kenapa tidak Appa saja yang menikahinya atau berikan kepada Soo Hyun jika Appa bersikeras ingin menjadikannya menantu!" Jennie bersiap pergi meninggalkan ruang makan ini hingga suara dari Tae Pyung kembali terdengar.

"Kau ingin aku menghancurkan masa depan gadis itu Jennie?" Tae Pyung menunjukkan smirknya melihat Jennie membeku disana. Dalam hati dia mengumpati kelakuan keluarganya yang tidak memiliki perasaan. Dia kembali mengingat ucapkan Jisoo kemarin malam, kemudian dia menatap Tae Pyung penuh arti membuat pria itu menunjukan wajah bingung.

"Kau akan menerima suatu kabar besok siang Appa, dan aku yakin kabar itu akan membuatmu terkejut dengan keputusan yang kau ambil" Jennie menatap tajam Shin Hye dan Nayeon disana. Soo Hyun yang melihatnya sedikit mengerti maksud dari saudara tirinya itu. Lalu Jennie pergi menuju kamarnya meninggalkan mereka di ruang makan dengan pikiran penuh tanda tanya.

"Aku akan kekamar, selamat malam semuanya" Soo Hyun berdiri dan membungkuk memberi hormat kepada mereka lalu dia pergi menyusul Jennie menuju kamarnya. Di ketuk pintu kamar yang berada di samping kamarnya. Disana Jennie dengan wajah datarnya membuka pintu itu.

Soo Hyun melangkah kan kakinya masuk kedalam kamar Jennie setelah mendapat izin dari pemiliknya. Dia mendudukan diri di sofa santai disana.

"Aku tau Jennie kau kurang menyetujui rencana Jisoo untuk aku bergabung disini." Jennie mendengus memang benar dia sedikit menentang untuk mengajak Soo Hyun bergabung dalam rencananya menjatuhkan Nayeon dan ibu tirinya itu. Bahkan dia tidak menyangka Soo Hyun ingin ikut membuat ibunya jera dengan sikap dan perilakunya.

" Lupakan saja.. Kau sudah selesaikan untuk besok?" Soo Hyun mensandarkan punggungnya di sofa. Menarik nafas sebentar lalu tersenyum manis untuk siapa pun yang melihatnya akan terpesona pada pria tampan ini.

"Sudah.. Aku juga sudah menaruh alat pelacak di handphone milik eomma jika dia melarikan diri, kau sendiri bagaimana Jennie?" Jennie mengangguk tapi kemudian dia diam kembali mengingat saat dia menaruh alat pelacak di handphone Nayeon, wanita itu bergidik ngeri mengingat kembali. Soo Hyun yang melihat itu sedikit terkekeh geli karena dia tau apa yang terjadi dengan Jennie dan Nayeon.

"Anggap saja itu sebagai kenang kenangan darinya Jennie" Jennie menatap tajam Soo Hyun.

"Kenang kenangan apanya? Dia membuatku tidak bisa tidur karena tubuhku sangat sakit bahkan luka di perutku kembali basah akibatnya" Soo Hyun tertawa pelan, dia tidak habis pikir kenapa dulu Jennie mau menjadikan wanita gila itu kekasihnya.

"Aku tidak mengerti mengapa dulu kau menjadikannya kekasihmu" Soo Hyun menatap sekeliling kamar Jennie yang di dominasi hitam dan abu abu.

"Dulu dia tidak seperti ini, dia gadis yang baik dan lembut aku bahkan tidak mengerti kenapa dia menyuntikan racun kepada eomma ku dulu bahkan setelah itu dia menjadi berani menindas orang, kau tau.. Malam setelah eomma ku meninggal dia mendatangiku dengan rasa tanpa dosa dia memberitahukan ku jika dia yang membunuh eomma dan saat itu dia mengancam ku untuk tutup mulut, aku menolak akan hal itu.. Beberapa kali aku mencoba untuk mencari bukti tentang kematian eomma, dia mengetahuinya dan menyewa seseorang untuk menyandra dan memukuli ku.. Dia berubah menjadi seperti  seorang psikopat seperti yang aku ceritakan kepada kalian beberapa hari lalu.. Bahkan Jisoo  tidak menyangka temannya itu seorang psikopat.. Hari terakhir aku bersamanya di Sydney dia mengancam ku akan menyelakai Jisoo jika aku tidak menyerahkan setengah saham ku kepadanya. Karena ulahnya itu selama dua minggu aku menjalani terapi bersama Yoongi di rumahnya.. " Soo Hyun tidak menyangka bahwa dulu saudaranya ini mendapatkan tekanan mental dari wanita gila itu, dengan kondisi yang masih berduka wanita itu menekan mental Jennie tanpa berdosa.

" Bagaimana kau bisa kabur darinya dulu? "Soo Hyun menatap Jennie penasaran dengan masa lalu wanita ini.

"Aku kabur dengan sedikit bantuan dari seorang maid disana, saat dia membawakan aku makan dia menangis melihat kondisiku yang sangat kacau. Maid itu mirip dengan eomma ku Soo Hyun-ah, dia merawatku selama tiga hari karena Nayeon pergi entah kemana selama empat hari.. Di hari terakhir dia akan pulang maid itu membawa ku kabur dari rumah Nayeon dengan memberikan obat tidur kepada para penjaga, dia bahkan sudah memesankan aku tiket menuju korea... Dia penyelamat ku, dan setelah aku menjalani perawatan aku mencari keberadaannya, dan ternyata saat Nayeon pulang maid itu di tembak mati oleh beberapa bodyguard suruhan wanita gila itu. " Soo Hyun sangat terkejut mendengarnya wanita cantik dan manis itu ternyata bertangan kotor, beruntung dirinya tidak ikut termanipulasi topengnya.

"Aku beruntung bergabung dengan kalian" Soo Hyun tertawa kecil, Jennie mengangkat sebelah alisnya tidak mengerti maksud dari Soo Hyun. "Aku bisa mengenal lebih dekat saudara ku, bahkan kau sudah tidak menatapku sebagai musuhmu saat ini Jennie.. Aku bersyukur karena itu" Soo Hyun berdiri dari duduknya "Aku akan istirahat.. Kau juga Jennie.." saat dia akan mencapai pintu Soo Hyun berbalik

"Aku dengar dari Jisoo kau melepas gadis itu.. Benarkah kau melepasnya? Atau hanya terbawa emosi dia bepergian dengan sahabatmu?" lalu Soo Hyun pergi dari kamar Jennie dengan senyum mengembang di sana karena melihat wajah bingung yang Jennie tunjukkan.

Jennie masih diam di tempat saat Soo Hyun menutup pintu kamarnya. Dia mengambil handphonenya, mengirim pesan kepada seseorang disana. Kemudian melihat beberapa foto Chaeyoung yang dia ambil diam diam.

"Rosie aku merindukan mu~" Jennie menatap nanar wajah Chaeyoung yang tersenyum manis di sana, akibat masalah yang menimpanya dia tidak bisa mengendalikan dirinya dari rasa cemburu melihat gadisnya berjalan bersama sahabatnya yang memiliki perasaan kepada Chaeyoung.

Bunyi pesan masuk langsung di buka dan di baca oleh Jennie

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bunyi pesan masuk langsung di buka dan di baca oleh Jennie.


Lisa Manoban

Baiklah aku tunggu di Caffè ku besok










Tbc.





Luv u 💙❤️🐿️

YOU ARE MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang