Thirty Nine

3.9K 298 28
                                    


Jisoo mengantar Rosie dan Lisa pergi dari sini. Aku masih merutuki kebodohan ku. Jisoo menatap ku tajam. Dia bilang aku mengecewakannya. Yatuhan Rosie maafkan aku, dia kembali ke kamarnya. Ku ketuk pintu kamar itu.

"Jisoo unnie aku minta maaf, A-aku terbawa emosi maafkan aku" Aku menggedor pintu kamarnya, dia tidak membukakan pintu itu tapi malah berteriak kepadaku.

"Minta maaflah kepada Chaeyoung Jennie bukan kepadaku!" Aku diam.

"Kalian benar unnie, aku bodoh terbawa emosi melihat dia selalu bersama Lisa. Kau tau rasanya cemburu itu tidak enak unnie, sakit sekali." ucap ku lirih, aku menundukkan kepala. Kulihat dia membuka pintu itu, wajahnya memerah menatapku tajam.

"Kau harus mengendalikan rasa cemburu mu Jennie! Berfikirlah sebelum bertindak, kau harus tau tindakan mu merugikan orang lain atau tidak." taklama terdengar dering dari handphone Jisoo, ada yang menelefonnya segera dia menjawab panggilan itu.

"Yeoboseyo?" Aku hanya menatapnya menjawab panggilan dari orang itu, dilihat dari raut wajahnya yang terlihat lega.

"Terimakasih untuk bantuannya" Dia mematikan sambungan itu. Aku menatapnya.

"Ada apa?" Dia malah menatapku tajam. Tapi sedetik kemudian memeluk ku.

"Kita sudah mendapatkan semua bukti. Lusa  pengacara Song akan mengirim semuanya ke polisi dan kepada Appa mu Jennie." Aku mendengar itu tersenyum lebar.

"Yang benar unnie?!! Syukurlah" Aku memeluknya erat, tapi dia memukulku "lepaskan bodoh aku tidak bisa nafas" kulepas kan pelukan itu, maaf unnie aku terlalu bersemangat. Taklama dia mengirim pesan kepada seseorang.


"Aku menyuruh Soo Hyun kemari" Aku membulatkan mataku. "Wae?!!" Dia mencubit lenganku. "Kau dan dia harus bekerja sama Jennie." Ah aku lupa akan fakta itu. Aku mendengus mendengar itu.

"Terserah" Aku melangkahkan kakiku masuk ke kamar Rosie. Aroma tubuhnya masih dapat ku rasakan disini. "Sebentar lagi sayang sabarlah aku akan kembali padamu" Aku mendudukan diri di ranjangnya ini.










"Kalian harus menaruh alat pelacak di benda yang mungkin akan selalu di bawa mereka."

"Bagaimana jika handphone Jisoo-ya?" Soo Hyun memberi usul kepada Jisoo aku hanya diam memperhatikan mereka.

"Kau benar, kau bawa kan alat pelacak itu?" Soo Hyun tersenyum kepada Jisoo kulihat wajahnya bersemu. 'dasar so tampan'. Kulihat Soo Hyun mengeluarkan 2 alat pelacak seperti ranjau darat tapi dalam ukuran kecil. Di taruhnya di meja ini. Jisoo menatapku aku hanya mengangkat sebelah alisku.

"Kau harus menaruh ini di handphone Nayeon Jennie" Aku membulatkan mata.

"No! Kau membuatku membunuh diri ku sendiri, tidak mau!"

"Kau ingin dia kabur hah? Yasudah tidak apa, bermimpi saja sana kau bisa kembali dengan Chaeyoung" Jangan bawa gadis ku Jisoo.

"Baiklah baiklah, merepotkan sekali" Aku mengambil chips itu ini sangat kecil bahkan warnanya berubah seperti warna kulitku saat ku sentuh. Soo Hyun terkekeh pelan, apa yang kau ketawaan hah.

"Chips itu memang akan berubah warna kau tau seperti iguana atau gurita, di rancang khusus oleh temanku" Aku mendengus.

"Sabodo teuing" mereka terkejut mendengar aku berbicara. "Kau berbicara bahasa apa Jennie" tanya Jisoo. Aku hanya mengedikkan bahuku.

YOU ARE MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang