Happy reading 📖
Warning it's adult content
(21+)
---
Ini sudah lima jam sejak mereka pulang dari sekolah Jennie masih setia dengan wajah datarnya. Bahkan dia cenderung enggan menatap Chaeyoung.
Chaeyoung benar benar tidak suka situasi seperti ini, dengan sedikit keberanian dia memulai percakapan.
"Jennie.." Tidak ada jawaban
"Jennie..." masih tidak ada jawaban. Chaeyoung mendengus pelan.
"Jennie~" baiklah Chaeyoung menyerah, dia pergi menuju kamar meninggalkan Jennie dengan segala ke bisuannya mendudukan diri di tepian ranjang.
"Ottoke~ Jennie marah padaku, padahal aku ingin minta izin untuk pergi ke toko buku besok. Kalau seperti ini yang ada aku tidak diizinkan pergi" Dia berjalan menuju balkon menikmati hembusan angin menerpa wajahnya.
Jika seperti ini dia rindu dengan gitar kesayangannya. Memetik alunan alunan indah yang timbul dari enam senar yang saling bergerak.
Biasanya saat malam tiba dia akan bermain piano atau gitar dengan eomma dan appa yang menjadi pendengar setia. "Munafik jika aku tidak merindukannya. Dady Ochi rindu senyum hangat yang dady berikan"
Chaeyoung memejamkan matanya membuat air yang terbendung disana menetes deras. Biarlah malam ini dia menangis merindukan kedua orang tuanya. Ego dalam diri yang menyiksanya sendiri.
Chaeyoung menghapus sisa airmata di pipinya. Chaeyoung masuk kedalam mengambil gelas kosong di atas nakas dia akan pergi kedapur mengisi kembali air minum. Langkahnya terhenti melihat Jennie disana dengan seorang wanita yang menciumnya.
Prang
Suara gelas pecah mengalihkan attensi kedua orang yang sedang berciuman itu. Dengan kasar Jennie mendorong wanita itu menghampiri Chaeyoung. Dia mencoba menyentuh kedua bahu Chaeyoung tapi gadis itu menolak.
"Tidak apa lanjutkan saja.. Maaf mengganggu kalian aku hanya ingin minum" bukannya kedapur gadis itu pergi menuju kamar dan mengunci pintu rapat rapat.
"Lancang sekali kau menciumku!! Pergi dari sini sialan!!!" Jennie berteriak menumpahkan emosinya, wanita ini hanya tersenyum sinis.
"Cih, bahkan setelah kejadian itu kau tetap milikku Jennie.. Tidak ada salahnya aku mencium kekasihku hmm, lagipula siapa gadis itu? Jalang barumu huh?" Jennie megretakkan giginya dia benar benar marah saat ini. Wanita ini dengan beraninya datang kesini dan menciumnya tiba tiba.
"Dengar aku Nayeon, Kau. Tidak. Lebih. Dari. Iblis. Yang ingin aku musnahkan. Pergi jauh dari hidupku dan satu lagi Aku. Tidak. Takut. Padamu. Pergi dari apartment ku!!!!!" Jennie menarik kasar Nayeon menuju pintu keluar. Nayeon menyentakkan tangannya saat sudah sampai di luar.
Dia berbicara sambil menunjuk nunjuk Jennie. " Aku tidak peduli dengan penolakanmu.. Kau tetap milikku Jennie akan aku buktikan, kau akan bertekuk lutut di hadapan ku" ucapnya lalu pergi meninggalkan Jennie di apartment.
Jennie menutup pintu kasar, berjalan menuju kamar. Di kunci. "Rosie buka pintunya" Jennie mengedor pintu itu.
Tidak ada jawaban dari dalam sana.
"Rosie aku bilang buka pintunya!" gedoran itu semakin kencang, Chaeyoung berada di balik pintu berjongkok menutup mulutnya agar tangisnya tidak keluar, airmata sudah membasahi kedua pipinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU ARE MINE
Fanfiction(18+) " I find you Rosie" - Jennie "No! Why her?!" - Chaeyoung "I love you Chaeng but I know your heart it's for someone" - Lisa "I'll be the perfect sister for you" - Jisoo "You are mine Kim" - Nayeon "We are friend?" - Chanyeol # 1 on chaen...