Bab 42 [Kencan yang Belum Berakhir]

31.8K 2.3K 173
                                    

Hanya hening yang terjadi sepanjang perjalan pulang menuju rumah Yumna

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hanya hening yang terjadi sepanjang perjalan pulang menuju rumah Yumna. Jalanan yang semula macet padat kini berangsur menghilang. Terutama saat motor matic yang dikendarai Kahfi mulai memasuki kompleks perumahan Yumna yang sepi. Rumah-rumah mewah berjejer rapi tak henti membuat Kahfi berdecak kagum.

Keluarganya bisa dibilang sangat mampu, tapi tidak pernah terpikir membuat rumah berlapis-lapis seperti ini. Bagi keluarganya, joglo tua itu sudah lebih dari cukup untuk membangun kehangatan. Sehingga Kahfi tidak pernah membayangkan akan tinggal di rumah semewah ini dan terjebak di dalamnya. Apalagi dengan keadaan sepi seperti rumah hantu begini. Setidaknya dia lebih senang hidup bersama celotehan Danny dan Abby ketimbang harus terjebak di kesunyian.

Yumna masih tersenyum melihat Kahfi yang tak kunjung turun meski mesin sudah mati. "Fi?"

Kahfi terkesiap. "Iya?"

"Ih, kok kamu lihatin rumah Yumna kayak gitu? Kenapa?"

"Enggak." Kahfi hanya menggaruk lehernya bingung. Matanya berputar ke sekeliling. "Sepi amat di daerah sini? Emang nggak ada orang, ya?"

"Ada, kok. Yumna kan orang. Gimana, sih?"

Kahfi mau tak mau tertawa juga. "Kamu selalu kayak gitu, ya?"

"Kayak gimana?" tanya Yumna dengan bibir maju.

"Berusaha ngelucu. Padahal nggak lucu sama sekali." Kahfi tersenyum tipis. "Iya, saya tahu kok kamu orang Yumna. Masak kamu hantu kayak yang tadi nyamar di film?"

Yumna melotot seketika. "Ih, Fi, jangan bahas itu lagi! Yumna takut tahu! Apalagi sama anak kembar yang dikuncir pake baju baru itu! Hih, jangan ingetin lagi!" serunya memberengut. "Mana nanti Yumna tidur sendiri, Fi! Takut kan kalau ada begituan!"

Kahfi hanya mesem. "Mbok Yum ada, kan?"

"Ada. Tapi kan di lantai bawah. Yumna kan tidur di atas sendiri." Yumna bergidik ngeri. "Apa nanti Yumna suruh Mbok Yum tidur di kamar Yumna aja ya, Fi? Yumna nggak mau deh, tidur sendiri malem ini. Masih kepikiran hantunya."

Kahfi kembali tersenyum tenang. "Berdoa kalau mau tidur."

"Iya, Yumna tahu, kok. Oh iya, Fi mau masuk dulu nggak? Yuk."

"Eh, nggak usah, Yumna. Saya pulang aja. Udah malem."

Yumna mengangguk memberi ruang untuk Kahfi memutar motor. Sebelum Kahfi sempat menekan gas, Yumna berseru lagi. "Fi."

"Hm?" lirik Kahfi sambil membenarkan helm.

"Yumna sayang kamu."

Kahfi memutar pandangan ke arah lain. Menahan malu saat mendengarnya.

"Fi, jawab dong!" Yumna menggoyang-goyangkan motor Kahfi kesal.

"Iya kan tadi kamu udah bilang berkali-kali."

Kahfi dan YumnaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang