Bab 11 [180 Derajat - Yumna Vers.]

39.9K 2.4K 37
                                    

+6285656131xxx

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

+6285656131xxx

Waalaikumsalam,

Nggak perlu. Masih bisa dibaca, kok.

Makasih

Yumna masih gemetar tak percaya saat melihat sebuah pesan masuk di WhatsApp miliknya. Jantungnya berdegup kencang penuh talu. Tak menyangka mendapati satu pesan dari sebuah nomor yang sangat tidak dipercayainya. Kahfi. Yumna memastikan pemilik nomor WhatsApp itu baik-baik. Segera dibukanya foto profil milik nomor tersebut. Dan ternyata benar ada foto Kahfi di sana. Sebuah foto simpel yang diambil laki-laki itu saat naik ke puncak. Dengan latar senja hari yang indah nan memukau hati. Dan Kahfi berdiri di sana, dengan tatapan mata tajam yang menyejukkan.

Yumna segera menyimpan foto itu. Setelahnya kembali pada laman WhatsApp. Seharian ini notifikasi WhatsApp tidak dibukanya sama sekali karena jadwal kuliahnya sangat padat. Bahkan dia baru benar-benar menyentuh rumah nyaris maghrib. Omong-omong, tadi dia berpapasan dengan Kahfi di perpus. Tapi Lucky mengacaukan semuanya. Alhasil, seharian dia mendiamkan Lucky dan memilih menghabiskan waktu mengerjakan tugas untuk besok. Sebelum akhirnya kelas sore alias kelas terakhirnya dimulai.

Dan seperti biasa, tidak ada siapa pun di rumahnya kecuali para pembantu dan papanya yang entah pulang jam berapa. Maka dari itu Yumna lebih sering menghabiskan waktu di rumah Miko daripada harus kesepian di sini. Tapi karena beberapa hari lalu dia sudah menghabiskan waktu di sana, dia tak enak terus-terusan meninggalkan papanya sendirian. Maka hari ini akan dihabiskannya waktu di sini. Meski dia tak tahu apa yang akan dia lakukan untuk mengubur sepinya malam ini. Dan saat melihat notifikasi pesan dari Kahfi di WhatsApp, sontak membuat seluruh semangat Yumna kembali lagi.

Kahfi mengirimnya balasan? Ya Allah, rasanya seperti mimpi.

Yumna menyesal tidak membuka WhatsApp seharian ini. Seharusnya dia membukanya tadi siang sehabis bertemu dan ngobrol dengan laki-laki itu. Tapi sungguh, Yumna tidak berpikir sejauh ini. Bahkan sampai Kahfi benar-benar akan membalas ucapan minta maafnya. Padahal waktu menuliskan nomor ponselnya Yumna hanya bercanda sekaligus iseng saja.

Tapi, Kahfi... Ya Allah, dia harus bagaimana?

Setelah memikirkan kalimat balasan nyaris setengah jam lamanya, akhirnya Yumna memberanikan diri mengetik balasannya. Meski dengan jantung yang berdebar-debar. Bahkan hampir puluhan kali dia membaca ulang pesannya. Sebelum akhirnya sambil memejamkan mata dia kirim pesan itu. Sending reply.

Yumna membuka matanya pelan-pelan. Kembali membaca ulang.

Me

Alhamdulillah kalau masih bisa dibaca. Hehe

Iya, sama-sama

Kahfi dan YumnaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang