Jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam tepat saat dering alarmnya berbunyi. Yumna memekik girang. Cepat menutup buku kuliahnya yang terbuka. Lalu disimpannya seluruh alat tulis yang berserakan ke dalam tas. Tak ketinggalan setumpuk bukunya yang berjajar di meja. Akhirnya belajar sistem kebut semalamnya usai sudah. Dengan riang dihempaskannya tubuhnya ke ranjang saat dirasa mejanya sudah rapi kembali.Yumna menatap langit-langit kamar. Tanpa sadar tersenyum sendiri. Pelan diraihnya kembali salah satu buku yang tersimpan di dalam tas. Building The Worlds by Macro's Economy.
Bagaimana kalau judulnya diganti saja?
Building The Worlds with Kahfi. Membangun Dunia Bersama Kahfi.
Atau mungkin lebih tepatnya begini?
Membangun Keluarga Bersama Kahfi.
Tanpa sadar Yumna meringis. Ya, kalau Kahfi mau membangun dunia bersamanya? Kalau tidak bagaimana? Huh, apalagi membangun keluarga segala! Memangnya dia siapa? Mimpi apa ya semalam Yumna ini? Kahfi kenal dia saja tidak?
Duh, memang pikirannya ini sudah melantur kemana-mana. Perasaan seharian ini dia tidak makan yang aneh-aneh. Hanya pikirannya yang kelewat mengada-ada. Atau dia memang benar sudah terjangkit virus kegilaan Kahfi si anak ekonomi itu?
Yumna semakin mengeratkan pelukannya pada buku. Entah mulai kapan dia sering memperhatikan Kahfi. Saat awal perkuliahan semester satu mungkin dia tidak begitu tahu mengenai Kahfi. Tapi semenjak memasuki semester lima dan Bika yang terus menggosipkan Kenno entah karena apa, membuat dia tanpa sadar ikut memperhatikan gelagat geng pecicilan itu. Hanya saja satu yang menarik minatnya. Di sana ada Kahfi. Terdampar di antara Kenno cs yang begitu menyebalkan. Tapi dia begitu berbeda. Seperti matahari yang terdampar di gurun-gurun pasir. Mencolok, indah, dan bersinar terang.
Dan saat Yumna memutuskan akan mengajak buku itu tidur, suara cempreng khas anak-anak terdengar menyeruak. Membuat tubuhnya secara refleks kembali terjaga. Lalu sebelum dia berhasil membangun pertahanan yang kuat, serangan kembali datang. Tanpa sadar buku di tangannya hilang.
"Ih, Camel! Balikin buku Tante Yummy! Balikin!"
Camel melengos sambil meleletkan lidah. "Weeek. Nggak mau!" setelahnya dia berlari menghilang dari balik pintu. Masih menggenggam buku milik Kahfi.
Yumna menjerit panik. Secepat kilat mengejar. "Camel! Ih, ngeselin banget, sih! Sini kamu, Mel! Awas ya besok Tante nggak mau jajanin kamu lagi!"
"Ante Umy kejal Mel dulu!"
"Iya, Tante lagi kejar Mel, nih! Tante tangkap terus Tante unyel-unyel kamu, Mel!" Yumna berlarian gemas. "Makanya cepet balikin bukunya?! Balikin sekarang! Punya Tante Yummy balikin! Punya Mel udah ada, kan? Buku dora itu punya Mel, kan?"
"Mel nggak mau! Mel udah benci sama dola!" Camel berlari semakin kencang memutari ruang tamu.
"Tapi bukunya Tante Yummy itu buat orang dewasa, Mel! Balikin!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kahfi dan Yumna
Novela JuvenilHidup Shahila Ayu Meidina Harish (Yumna) berubah sejak dia naksir Al Kahfi Ganendra Atmadja (Kahfi). Kahfi si anak jurusan sebelah alias Ekonomi yang satu kampus sekaligus satu fakultas dengannya, anggota geng Kenno cs yang paling nggak neko-neko...