Bab 64 [Kecewa yang Tak Dianggap]

27.1K 2K 191
                                    

"Kahfi! Yumna!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kahfi! Yumna!"

Kahfi mematung di tempatnya. Memastikan telinganya masih berfungsi dengan baik. Bibirnya yang semula ingin mengunyah langsung stop seketika. Terganti dengan rasa mengganjal yang kini menonjok-nonjok perutnya. Matanya berputar cepat ke arah Yumna. Seakan memiliki insting yang sama, Yumna segera menurunkan suapan keduanya. Tangannya meremas sendok di tangan. Sementara matanya membalas tatapan Kahfi takut. Bibirnya gemetaran.

Kahfi tidak perlu menengok untuk tahu siapa yang mungkin kini berdiri di belakang punggungnya.

Yumna masih dengan keterkagetannya. Mencengkram kuat piring dessert. "Fi, jangan nengok. Please—"

Tapi, Kahfi tak peduli. Kahfi memberanikan diri menoleh. Dan benar. Miko di sana. Berdiri dengan ekspresi yang sulit diartikan. Dingin, tajam, dan menusuk. Sangat berbeda dengan hari biasa. Saat mata Kahfi bertemu dengan Miko, Kahfi tahu dia telah dihukum tembak dari jarak jauh hingga tubuhnya terburai-burai.

Miko berjalan menatap sinis. "Ngapain kalian di sini?!"

Yumna gemetaran. "Mas—"

Miko menggeram. Tapi berusaha tetap tenang. Matanya teralih pada Kahfi. "Gue tanya sama lo!" dehamannya terdengar mengintimidasi. "Lo cowok di sini! Gue harap, lo bisa kasih kejelasan sejelas-jelasnya!"

Yumna bangkit berusaha menenangkan. "Mas Miko!"

"Berhenti di situ!" seru Miko kesal. Tangannya mengudara, mengisyaratkan Yumna untuk menjauh. "Mas nggak pernah nyangka, kamu hianatin Mas demi seorang cowok!"

"Tapi Mas, ini Kahfi! Kahfi, iya, Fi adiknya Mas Danny! Mas Miko kan kenal deket," jelas Yumna terpatah-patah.

"Apa itu sekarang penting?!" Miko mengalihkan tatapannya pada Kahfi yang sudah memandang Miko hampa. "Setelah gue lihat dengan mata kepala gue sendiri, kalau ternyata lo yang gue puja-puja itu Fi, nggak jauh beda sama anak muda brengsek jaman sekarang yang nggak tahu diri dan etika. Sepertinya pandangan gue ke lo udah berubah!"

"Mas, gue bisa jelasin—" akhirnya Kahfi bersuara penuh permohonan.

"Kalau yang lo mau jelasin itu, kenapa kalian berdua bisa ada di sini, berdua-duaan, mesra-mesraan, suap-suapan di tempat umum, bahkan saling melempar tatapan penuh cinta?! Padahal kalian berdua itu belum ada ikatan apapun! Belum menikah secara sah di mata hukum dan agama! Tapi berani mengumbar kemesraan di tempat umum seakan dunia ini milik kalian berdua?!" 

Miko tertawa sinis. "Makasih! Lo nggak perlu jelasin itu! Karena gue bukan orang bodoh yang nggak tahu apa yang kalian lakukan di sini! Dan lo, Fi, gue pikir lo itu pintar dan tahu apa itu dosa! Tapi ternyata lo nggak sepintar itu! Dugaan gue selama ini salah! Lo tahu sendiri, dalam islam itu haram di mata Allah!"

"Ya Allah Mas, kasih gue space buat gue ngomong," Kahfi kembali memohon.

Miko hanya menggeleng. "Nggak usah berlagak suci di depan gue sekarang, Fi! Karena semua kedok lo itu udah terbongkar! Gue harap lo itu sadar!"

Kahfi dan YumnaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang