Suasana TK masih ramai. Banyak anak-anak berkeliaran di sekeliling gedung. Sebagian bermain di kotak pasir dan ayunan. Sebagian lagi sibuk mencari jajanan gerobak. Dan Kahfi terjebak di sana sambil sesekali menguap lebar.
Sudah setengah jam lebih Kahfi menunggu Yumna di atas motornya. Kalau dia sendiri, pasti dia sudah pulang setelah menjemput Zildan. Tapi, tidak dengan Yumna. Karena sekarang perempuan itu malah asyik berburu jajanan gerobak bersama anak-anak. Kahfi yang melihatnya dari jauh hanya bisa mengelus dada. Dan saat Yumna kembali dengan Camel di kiri gandengannya sementara Zildan di sebelah kanan, Kahfi menatapnya tertawa.
"Ih, apa, Fi ketawa?"
Kahfi memasang senyum miring. "Hmm. Siapa yang ketawa?"
"Itu tadi barusan ketawa." Yumna mencebikkan bibir. "Awas ya kalau ngetawain Yumna!"
Kahfi terdiam sebentar. Senyum masih menghiasi wajahnya. "Kamu udah pantes itu gandeng anak."
"Anak? Anak siapa?! Lucu kamu itu!"
Seketika pipi Yumna memerah. Untung dia tidak keceplosan bilang anak kita. Sedikit kesal, baru saja Yumna akan membalas ejekan Kahfi. Camel malah memarik-narik dress-nya.
"Ante Umy! Bukain punya Mel, dong!"
Yumna melotot ke arah Kahfi sebelum akhirnya berjongkok dan secara bergantian membuka kemasan camilan milik Zildan dan Camel. "Nah, udah, makannya pelan-pelan. Duduk dulu di sini."
"Makasih Ante Umy!"
"Makasih Ante!" Zildan ikutan menyahut. Lalu menarik-narik jaket Kahfi. "Om Pi! Om Pi, sini! Dan mau ngomong!"
Kahfi meringis bingung. Tapi akhirnya berjongkok di samping Zildan. "Apa?"
Zildan berbisik lirih. "Ante Umy cantik ya, Om?"
Kahfi meringis lagi. "Terus gimana?"
"Kalau udah gede, Dan mau nikahin Ante! Apa itu Om, namanya? Yang Papa bilang itu?"
Dan Kahfi tertawa. Ya ampun, ajaran siapa ini? Pasti Abby! Rasanya Kahfi ingin menyeret telinga adiknya itu sampai ke sini!
"Heh, kamu itu anak kecil, Dan! Coba, siapa yang ajarin bilang kayak gitu?" Kahfi berdecak sambil mencubit pipi Zildan gemas. "Pasti kebanyakan main sama Om Abby, nih! Hayo ngaku!"
Yumna hanya melirik Kahfi dan Zildan bingung. "Kenapa? Asyik banget?"
"Ahaha, biasa, anak kecil." Kahfi mendengus. "Nggak penting, kok."
Zildan menatap Yumna dan Kahfi bergantian. Akhirnya berseru ke arah Yumna. "Tante!"
"Hmm? Iya, Dan?"
Zildan tampak berpikir. "Ijab itu apa?"
"He?" Yumna nyaris tersedak pop ice di mulutnya. "Apa, Dan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kahfi dan Yumna
Novela JuvenilHidup Shahila Ayu Meidina Harish (Yumna) berubah sejak dia naksir Al Kahfi Ganendra Atmadja (Kahfi). Kahfi si anak jurusan sebelah alias Ekonomi yang satu kampus sekaligus satu fakultas dengannya, anggota geng Kenno cs yang paling nggak neko-neko...