Para santri pesantren kilat banyak yang request kepada panitia jika saat materi sharing Fildan lah yang mengisi karena mereka sangat menyukai gaya penyampaian Fildan. Fildan awalnya enggan karena dia merasa masih fakir ilmu untuk bisa dibagikan. Namun setelah mendapat bujukan maut dari Reza akhirnya Fildan pun mau, dia akan bergantian mengisi materi dengan Reza.
Tak terasa kegiatan pesantren kilat telah sampai dihari kesembilan, Fildan kebagian mengisi materi sharing lagi hari itu. Dia tidak punya materi seperti biasanya karena memang tidak tau hendak menyampaikan apa kepada para santri.
Fildan membuka majelis dengan bacaan basmalah dan lantunan sholawat kepada Nabi Muhammad SAW agar senantiasa mendapatkan syafaatnya. Fildan membuka sesi pertanyaan seperti biasanya, karena memang tujuannya untuk sharing jadi banyak sekali pembahasan yang terjadi. Fildan sangat bersyukur kepada Allah karena diberi kelancaran dalam setiap menyampaikan jawaban. Ilmu sejatinya adalah milik Allah, jadi kita harus selalu bersyukur agar ilmu tersebut dapat bermanfaat bagi kita dikemudian hari.
"Tidak terasa ya esok adalah hari terakhir kita berkegiatan disini, saya harap apa yang sudah kalian dapatkan disini bisa kalian amalkan dan menjadi tabungan pahala kalian di akhirat nanti.."ucap Fildan.
Seorang santri mengangkat tangannya, Fildan mempersilahkannya untuk bertanya.
"Kak, saya curhat boleh?"
Fildan mengernyitkan dahinya, dia bingung.
"Dikira mamah dedeh kali gue ini.."batin Fildan geli.
"Curhat? Kamu yakin mau masalahmu diketahui semua orang?"tanya Fildan.
"Nggak papa kak, bukan masalah yang pribadi kok, lagipula siapa tau bisa jadi pelajaran juga buat yang lainnya.."jawab pemuda berbaju biru itu.
"Baiklah kalau menurutmu begitu, insyaallah saya akan bantu sebisanya.."ucap Fildan.
Pemuda itu lalu menceritakan masalahnya kepada Fildan. Masalah yang tidak bisa dibilang ringan sebenarnya dan masalah itu pula yang sedang dihadapi oleh Fildan. Masalah ketika orang tuamu sudah memintamu untuk segera menikah sedangkan jodohnya saja belum dikirim sama Allah. Fildan menghela nafasnya dalam-dalam.
"Masalah kita sama bro.."batin Fildan.
"Jadi orang tuamu ingin kamu segera menikah tapi jodohmu belum datang juga?"pemuda itu mengangguk.
"Bukan belum datang kali tapi kamunya yang nggak usaha mungkin.."ucap Fildan.
"Usaha? Maksudnya gimana ya kak?"
"Kata abang ipar saya, jodoh itu memang tidak kemana, tapi kalo kita tidak pergi kemana-mana ya belum tentu jodoh bisa kita temukan.."
Fildan menatap pemuda itu, dia terlihat masih kebingungan dengan penjelasan Fildan.
"Usaha kita itu ya dengan memantaskan diri untuk menyambut jodoh terbaik pilihan Allah untuk kita.. Peribahasa jodoh tak akan kemana itu bukan berarti kita berdiam diri saja disuatu tempat hanya untuk menunggu jodoh datang.. Jodoh itu dikejar, bukan ditunggu. Apalagi kita laki-laki, hak laki-laki atas pasangan hidupnya adalah memilih dan melamar sedangkan perempuan adalah menerima atau menolak, jika diterima ya Alhamdulillah kalau ditolak ya tetap harus bersyukur berarti memang belum saatnya kamu menikah..."
"Ikhtiar dan terus berproses menjadi pribadi yang lebih baik lagi adalah usaha kita untuk mendapatkan jodoh yang terbaik pula. Jangan kamu pengen istri shalehah tapi situnya sendiri sholat aja masih bolong-bolong.."
"Belum dipertemukan dengan jodohnya bukan berarti kamu tidak laku, tapi Allah masih ingin menguji seberapa besar rasa cintamu kepadaNya. Seperti yang saya katakan beberapa hari yang lalu tentang cinta. Saat kamu telah begitu mencintai Tuhanmu, maka Tuhanmu akan memberikan cinta yang sama untukmu dan kamu akan dipertemukan dengan makhluknya yang juga mencintai Dia sama sepertimu.."
KAMU SEDANG MEMBACA
SR 2 : PERNIKAHAN IMPIAN (FIN✔)
FanfictionIni bukan sekuel, ini kisah sebuah rasa yang berbeda. Pernikahan impian sebagai akhir sebuah rasa. Pernikahan adalah muara dari sebuah rasa yang hadir. Sebuah ikatan suci yang dihiasi janji kepada sang pemilik hati. Janji setia sehidup semati, tapi...