Hari-hari Fildan sangat berwarna setelah kehadiran seorang putra yang begitu dia harapkan. Fildan selalu menyempatkan waktunya untuk menemani bayi laki-laki yang dia beri nama Muhammad Al Bara Rahmansyah. Fildan sebenarnya ingin menyematkan nama keluarganya di belakang nama putranya itu namun Selfi melarang karena bagaimanapun bayi itu bukanlah putra Fildan dan kelak saat dewasa anaknya harus tahu kebenaran.
"Assalamu'alaikum.."salam Fildan saat memasuki rumah.
"Wa'alaikumsalam.."sahut Selfi yang membukakan pintu.
Selfi menyambut kedatangan Fildan dan Lesti dengan sebuah senyuman.
"Bagaimana pekerjaanmu Les?"tanya Selfi.
"Alhamdulillah lancar mbak, hari ini restoran sangat ramai, pesanan juga banyak sampai kuwalahan tadi para karyawan.."jawab Lesti.
"Alhamdulillah... Ya sudah kamu mandi dulu ya, mbak siapkan makan malamnya.."ucap Selfi.
"Iya mbak, makasih ya mbak.. Sekarang jadi mbak Selfi yang repot.."
"Ah nggak juga, lagian mbak cuma dirumah aja.. Nggak repot kok.."sahut Selfi.
"Bara dimana mbak?"tanya Lesti.
"Di kamar tadi habis mandi sekarang langsung tidur.."
Lesti menggandeng lengan Selfi dan berjalan bersama menuju kamar Selfi untuk melihat Bara.
"Astagfirullah Ru.."seru Lesti.
Lesti geleng-geleng kepala melihat tingkah Fildan yang sedang menguyel Bara.
"Mas, dia baru saja tidur jangan diganggu.."ucap Selfi.
"Pipinya ngegemesin.."sahut Fildan seraya menciumi pipi Bara.
"Ru mandi dulu sana loh, baru sampek juga langsung nguyel bayi.. Kasihan Bara nanti kalo sampek sakit.."omel Lesti.
"Siap umi siap, abi mandi sekarang.."ucap Fildan.
Lesti memutar bola matanya malas, sejak kehadiran Bara sikap Fildan menjadi sangat manja dan seperti anak kecil. Fildan berjalan melewati Lesti yang masih memandangnya, dia mencium singkat pipi Lesti dan melesat menuju kamar mandi sebelum mendapat omelan lagi.
"Ruuuuuu.."teriak Lesti.
OEEKK!! OEEKK!!
"Yah bangun, Bara maafin umi ya.. Umi ganggu kamu ya??"
Lesti menggendong tubuh mungil bayi berusia empat bulan itu dan menenangkannya agar kembali tidur.
"Sini biar mbak susuin aja, kamu mandi sana.."ucap Selfi.
"Maafin Lesti ya mbak, awas aja nanti kamu Ru.."
Lesti menyerahkan Bara pada Selfi lalu beranjak menuju kamarnya untuk bersih diri. Lesti masuk ke kamar dan melihat Fildan yang baru saja selesai mandi. Dia langsung menghadiahi Fildan sebuah cubitan di pinggang hingga membuat Fildan meringis.
"Gara-gara Ru nih Bara jadi kebangun.."dengus Lesti.
"Kan Mi yang teriak.."ucap Fildan membela diri.
"Kalo Ru nggak cium tiba-tiba, Mi juga nggak bakal teriak.."sanggah Lesti.
"Nggak mau kalah.."
"Biarin.."
Fildan gemas melihat Lesti yang mengejeknya, dia menarik tangan Lesti hingga jatuh kedalam pelukannya.
"Astagfirullah.. Ru.."
"Aku mencintaimu.."bisik Fildan lembut.
Hati Lesti berdesir mendengar ungkapan cinta Fildan. Kehampaan yang dia rasa sejak kehadiran Bara petang itu terobati saat mendengar Fildan kembali mengatakan rasa cintanya pada Lesti. Bukannya Fildan tidak pernah lagi tapi Lesti merasa ungkapan yang diucapkan Fildan saat itu sangat berbeda. Dia yang sudah sangat putus asa dengan perasaannya seperti disiram kembali dengan air segar.
KAMU SEDANG MEMBACA
SR 2 : PERNIKAHAN IMPIAN (FIN✔)
FanfictionIni bukan sekuel, ini kisah sebuah rasa yang berbeda. Pernikahan impian sebagai akhir sebuah rasa. Pernikahan adalah muara dari sebuah rasa yang hadir. Sebuah ikatan suci yang dihiasi janji kepada sang pemilik hati. Janji setia sehidup semati, tapi...