KABAR DUKA

1K 88 66
                                    

Lesti turun dari mobil Ridwan setelah berpamitan untuk bekerja. Nasehat abang iparnya terus berputar dikepala Lesti juga kejadian pagi tadi saat di ruang makan. Lesti benar-benar dilanda kebimbangan, dia bingung harus seperti apa. Perasaannya sudah tidak karuan, cinta dan cemburu sudah berbaur menjadi satu hingga membuatnya tak mampu menentukan arah.

Lesti terus beristigfar dalam hatinya agar diberi ketenangan dan bisa berpikir jernih untuk mengambil suatu keputusan. Keutuhan rumah tangganya sedang berada dalam kegamangan meski tidak pernah dia merasakan kurangnya kasih sayang sang suami tapi dia merasa telah menjadi penghalang.

"Aduh.."pekik Lesti.

Lesti yang berjalan dengan melamun tidak menyadari langkahnya sehingga dia menabrak seseorang dan terjatuh.

"Bu Lesti nggak papa, haduh maafin Harlina ya bu.."ucap Harlina, orang yang ditabrak Lesti.

Lesti menggeleng dan berdiri dengan bantuan Harlina.

"Saya yang salah tadi jalannya meleng.. Maaf sudah ganggu kerja kamu ya.."ucap Lesti.

"Bu Lesti sedang tidak sehat ya?"tanya Harlina khawatir karena merasa atasannya itu seperti sedang dalam masalah.

"Saya baik-baik saja kok.. Saya ke ruangan dulu ya.."pamit Lesti.

Harlina mengangguk dan memandang punggung Lesti yang semakin menjauh dan hilanh di balik pintu ruangannya.

"Bu Lesti sepertinya ada masalah, ya Allah berikanlah bu Lesti kelancaran dalan segala urusannya.."batin Harlina.

Di dalam ruangannya Lesti langsung merilekskan tubuhnya di sofa. Kepalanya sangat pening karena terus-terusan berpikir yabg tidak-tidak.

"Apa aku pulang sementara ke rumah ya tapi aku belum minta ijin sama Ru, di rumah juga mbak Selfi sendirian jadi Ru pasti nggak ngasih ijin.. Ya Allah, apa yang harus ku lakukan?"batin Lesti frustasi.

Sampai siang hari datang, Lesti masih terlihat tidak bersemangat. Semua karyawannya mengusulkan agar Lesti pulang dan beristirahat karena cemas dengan kesehatannya namun Lesti menolak. Dia sedang tidak ingin bertemu dengan Selfi saat ini karena dirinya masih dilanda cemburu.

Lesti sedang duduk di meja kasir saat ponselnya berdering tanda panggilan masuk. Dia sangat senang karena berpikir itu adalah panggilan dari suaminya karena setiap keluar kota dan sudah sampai disana suaminya akan selalu menempon untuk memberi kabar. Mungkin itu alasan Lesti tidak bersemangat, Jakarta-Surabaya bukanlah jarak yang jauh jika ditempuh jalur udara namun hingga siang hari Lesti belum mendapatkan kabar kedatangannya. Takut, itu yang dirasakan Lesti namun dia berusaha berpikir positif jika suaminya mungkin langsunh disibukkan dengan pekerjaan.

"Umi menelpon, ada apa ya?"gumam Lesti.

Kekecewaan yang dirasa Lesti sedikit sirna saat melihat nama Umi nya dilayar ponsel.

"Assalamu'alaikum umi.."salam Lesti dengan nada bicara dibuat senormal mungkin agar umi Anna tidak curiga.

"Wa'alaikumsalam, apa kabar nak? Umi kangen nih, kapan main kesini?"

Lesti tersenyum tipis.

"Lesti juga kangen sama umi, bagaimana kabar umi, abi, kak Reza sama kak Gita?"tanya Lesti.

"Alhamdulillah baik, tapi kakakmu lagi di Jogja buat lihat lahan baru untuk membangun pondok disana.."jawab umi Anna.

"Umi kesepian ya makanya nelpon Lesti.."goda Lesti lalu terkekeh lirih.

SR 2 : PERNIKAHAN IMPIAN (FIN✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang