PERMINTAAN

765 87 52
                                    

Lesti memperhatikan Selfi yang masih terlelap dalam tidurnya setelah mendapatkan suntikan obat penenang. Dua hari sudah perempuan malang itu dirawat di rumah sakit. Semakin hari kondisinya semakin memburuk dan itu sangat berbahaya bagi bayi dalam kandungannya. Dr. Dina memberitahukan pada Fildan dan Lesti jika Selfi sedang dalam tekanan batin yang hebat. Lesti yang menjaga Selfi harus merasakan pilu saat perempuan itu tiba-tiba menjerit dan meracau dalam tidurnya.

Jahat. Brengsek. Pria jahat. Selalu kata-kata itu yang terlontar dari bibir mungilnya. Lesti tidak tega melihat Selfi harus selalu mengalami mimpi buruk tentang masa lalunya. Mungkin pikiran bunuh diri sudah tidak ada lagi dibenaknya tapi tekanan batin yang dirasakannya juga bisa membunuhnya secara perlahan.

"Mi.."panggil Fildan saat melihat istrinya belum kembali tidur.

Fildan sebenarnya tidak mengijinkan Lesti untuk terus berada di rumah sakit menjaga Selfi tapi dia tidak bisa melihat istrinya itu selalu gusar jika memikirkan keadaan Selfi. Akhirnya Fildan mengijinkan dan dia juga akan menemani istrinya. Fildan yang mendengar cerita Selfi dari istrinya juga ikut prihatin pada kondisi Selfi,dia sangat geram pada pria yang sudah menodai perempuan tanpa mau bertanggung jawab.

"Ru tidur saja lagi, biar Mi yang menjaga Selfi.."ucap Lesti.

"Bagaimana aku bisa nyenyak tidur jika istriku saja berjaga seperti ini.. Ingat kesehatanmu juga Mi.."sahut Fildan.

Lesti bangkit dan menghambur kedalam pelukan Fildan, dia menangis sendu. Melihat Selfi yang selalu tersiksa dalam tidurnya membuat Lesti ikut merasakan luka.

"Sudah Mi, jangan menangis seperti ini.. Ru jadi ikut sedih melihat Mi seperti ini.."ucap Fildan.

"Mi tidak tega melihat Selfi terus seperti itu Ru, apalagi bayinya,.. Dia tidak tahu apa-apa Ru.."

"Mau bagaimana lagi Mi, semuanya sudah terjadi.. Kita hanya bisa menguatkannya agar dia bisa ikhlas.."

Fildan mengusap punggung istrinya dengan lembut.

"Ru,.. Boleh Mi minta sesuatu padamu?"tanya Lesti.

"Mau minta apa sayang, insyaallah jika Ru bisa memenuhinya akan Ru wujudkan permintaanmu itu.."jawab Fildan.

Lesti mengajak Fildan duduk di sofa, dia menggenggam erat tangan suaminya itu. Tatapan mereka saling beradu pandang, Fildan melihat sirat aneh di sinat mata istrinya.

"Ada apa Mi?"tanya Fildan.

Lesti menghela nafasnya.

"Jadilah ayah untuk bayi itu Ru.."

DEG!

Fildan sangat terkejut mendengar permintaan istrinya.

"Jadi ayah? Apa maksud Mi?"tanya Fildan bingung.

"Nikahilah Selfi, dengan begitu kesehatannya akan semakin membaik Ru.. Dia serta bayinya bisa sehat dan selamat.. Dia butuh seseorang untuk menopangnya Ru, dia butuh peyangga.. Dia butuh imam yang baik yang bisa membawanya ke surga.."jawab Lesti.

"Astagfirullahal adzim.. Tidak Mi, aku sudah berjanji akan menjadikanmu satu-satunya dalam hidupku.. Tidak perduli bagaimana keadaanmu, aku hanya mau dirimu saja.."tolak Fildan.

"Ru, aku bukanlah wanita sempurna.. Aku tahu kamu sangat menginginkan seorang anak dariku, tapi kita juga tidak tahu kapan masa itu akan tiba.. Saat ini ada seseorang yang sangat butuh pertolonganmu Ru.. Dia seorang perempuan yang bisa memberikanmu keturunan..."

"Jangan memaksaku Mi, aku tidak bisa.. Meski bersamamu aku tidak mendapatkan keturunan aku ikhlas.."ucap Fildan.

"Ru, demi menyelamatkan dua nyawa tidak berdosa.. Mi mohon, ini adalah permintaanku.."

SR 2 : PERNIKAHAN IMPIAN (FIN✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang