MELIHAT KENYATAAN

948 87 18
                                    

Lesti terbangun dari tidurnya karena mendengar suara sang suami yang berteriak dalam tidur. Dia mengguncang lengan suaminya agar terbangun dari mimpi yang dialaminya.

"Ru, istigfar.. Ru, bangun.."ucap Lesti membangunkan Fildan.

Fildan tergeragap dan terbangun, dia meraih tubuh Lesti kedalam pelukannya. Nafasnya memburu seolah dia baru saja berlari sangat jauh. Lesti bisa merasakan debaran tak beraturan dari jantung suaminya, dia mengusap pelan punggung Fildan agar lebih tenang.

"Istigfar Ru, tenang.. Tarik nafas perlahan terus buang perlahan.."ucap Lesti.

"Mi, tadi Ru mimpi aneh.."cerita Fildan.

Pasca operasi tranaplantasi kornea yang dilakukan Fildan tiga hari lalu, dia langsung diperbolehkan pulang namun perban pada matanya baru bisa dibuka tiga hari kemudian karena masih membutuhkan proses adaptasi.

"Mimpi apa Ru?"tanya Lesti.

Fildan melepaskan pelukannya pada Lesti. Dia mengatur pernafasannya agar bisa bercerita dengan baik.

"Tadi Ru seperti melihat seorang perempuan yang sedang menangis dan menghancurkan barang-barang dirumahnya, Ru ingin menghentikannya tapi suara Ru nggak keluar..."cerita Fildan.

Lesti mengernyitkan keningnya bingung dengan cerita Fildan.

"Maksud Ru gimana? Perempuan nangis, lempar barang, emang siapa yang Ru lihat?"tanya Lesti.

Fildan menggeleng.

"Ru juga nggak tahu, yang Ru lihat hanya seperti ini, entah kenapa Ru ikut sedih gitu.."jawab Fildan.

"Yasudah Ru, mungkin itu hanya bunga tidur saja.. Istigfar agar lebih tenang, jangan terlalu dipikirkan nanti malah bikin pusing sendiri.."nasehat Lesti.

"Iya sayang, oh iya Mi.. Belum ada kabar dari Selfi?"tanya Fildan.

"Belum Ru, Mi juga jadi khawatir.. Perasaan Mi nggak tenang, kalau boleh jujur ya Ru sebenarnya Mi itu udah nggak enak perasaan sejak seminggu yang lalu.. Pingin banget nelpon mbak Selfi tapi kata Ru jangan nanti ganggu dia.."

"Maaf, bukan nggak ngijinin.. Kamu kan kalo udah telpon suka lama banget nggak selesai-selesai.."

Lesti nyengir mendengar tudingan Fildan karena memang seperti itu dirinya jika sudah menelpon seseorang yang dirindukannya.

"Pasti lagi nyengir-nyengir sendiri nih.."tebak Fildan.

"Ru sok tau deh.."elak Lesti.

"Ya pasti tau lah, walau perban dimata ini belum dibuka tapi hati Ru bisa melihat kalau Mi sekarang lagi ngapain.."ucap Fildan.

"Iya deh ngaku.. Mumpung sudah bangun sekalian tahajjud yuk Ru, semoga nanti proses pembukaan perban matanya Ru diberi kelancaran.."ajak Lesti.

"Ammiiinn.. Ayok.."

Fildan dan Lesti melaksanakan sholat tahajjud berjamaah lalu mereka melakukan muroja'ah bersama sembari menunggu adzan subuh berkumandang. Dalam setiap ayat yang dibacanya, baik Fildan maupun Lesti menyelipkan sebuah do'a untuk kebahagiaan keluarga mereka juga tentang kabar Selfi yang belum juga ada titik terangnya.

"Ya Allah, hanya kepadaMu hamba meminta dan memohon petunjuk.. Dimanapun mbak Selfi kini berada, dalam keadaan apapun dirinya, hamba mohon limpahilah selalu dirinya dengan cintaMu dan kebaikanMu.. Berilah hamba kepastian tentang keadaannya yang sudah hampir tiga minggu ini tidak berada didekat hamba.. Hamba harap dia dalam keadaan yang baik-baik saja tanpa kurang suatu apapun.. Amiinn.."do'a Lesti dalam hatinya.

***

Fildan dan keluarga berbondong-bondong menuju rumah sakit untuk menemui dr. Hans yang akan membantunya melepaskan perban. Semua keluarga Fildan tidak ada yang ingin melewatkan momen bahagia putra satu-satunya keluarga Baihaqi untuk dapat melihat kembali setelah berbulan-bulan menunggu dengan penuh kesabaran. Orang tuanya, mertuanya, kedua om dan tantenya juga kakak dan abang ipar tertuanya, lalu Lesti sang istri tercinta bersama putra mereka, semuanya sangat antusias menunggu momen bahagia Fildan, ruangan dr. Hans yang luas sampai terlihat sempit saking penuhnya orang.

SR 2 : PERNIKAHAN IMPIAN (FIN✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang