Dua hari setelah pernikahan Fildan dan Selfi dilaksanakan. Keadaan Selfi berangsur membaik, kandungannya juga semakin kuat dan Selfi terlihat sangat bahagia. Setiap malam saat rasa takut melanda Selfi dan membuat dia kembali histeria, Fildan dan Lesti selalu memberi kenyamanan untuk Selfi. Fildan memeluk perempuan yang sudah sah menjadi istri keduanya itu agar dia kembali tenang.
"Selfi, disini ada mas.. Tenanglah, tidak akan ada yang menyakitimu.. Percaya sama mas.."
Itulah kalimat yang selalu digunakan Fildan untuk menenangkan Selfi. Kini tak perlu lagi obat-obatan untuk membuat Selfi tenang, cukup pelukan hangat dari suaminya sudah mampu membuat emosi Selfi yang meledak kembali surut.
Selepas dzuhur Selfi akan dibawa pulang oleh Fildan dan Lesti karena dokter sudah memperbolehkan dia untuk pulang. Lesti sudah meminta Fildan untuk menyiapkan kamar yang nantinya akan ditinggali oleh Selfi di rumah mereka.
"Lesti.."panggil Selfi pada Lesti yang membereskan barang-barangnya.
"Iya mbak kenapa?"tanya Lesti.
"Boleh nanti kita mampir ke rumah mbak dan ziarah dulu ke makam orang tua mbak?"
Lesti melihat mimik sungkan diwajah Selfi.
"Tentu saja, nanti akan ku minta kak Fildan mengantar dulu kesana.."jawab Lesti.
Selfi tersenyum bahagia, hampir seminggu dia tidak pulang ke rumah dan mengunjungi makan orang tuanya kini dia akan kembali dengan status yang berbeda.
"Ayah, ibu, Selfi menemukan laki-laki baik yang mau menerima keadaan Selfi.. Sekarang kalian bisa tenang karena Selfi akan baik-baik saja di dunia ini.."batin Selfi.
Lesti membantu Selfi turun dari brankar dan duduk di kursi rodanya. Keadaan kandungan Selfi memang baik tapi dr. Dina tetap menyarankan agar Selfi tidak terlalu memforsir tenaganya jadi Lesti memutuskan jika Selfi harus memakai kursi roda selama kehamilannya.
Selfi kini tampak lebih cantik dan amggun daripada sebelumnya. Pakaian kurung dan hijab lebar yang mulai dia biasakan untuk pakai semakin membuatnya terlihat cantik. Beruntung ukuran tubuh Lesti dan Selfi tidak terlalu jauh sehingga Selfi bisa memakai pakaian Lesti karena Selfi belum memiliki pakaian yang seperti dikenakan Lesti.
Fildan memasuki ruang inap Selfi dan mengucapkan salam. Dia melihat dua bidadarinya sudah bersiap untuk dia ajak pulang kembali ke rumah. Dua hari menjalani peran sebagai suami Selfi membuat Fildan yamg awalnya tak mau membuka hatinya kini luluh setelah melihat kegigihan Selfi untuk menuruti semua keinginanya. Fildan selalu mendengar cerita dari Lesti tentang Selfi yang selalu memintanya untuk mengajari mengaji dan tatacara sholat yang baik dan benar.
"Ya Allah, mereka berdua adalah perempuan hebat yang pernah Engkau kenalkan padaku.."batin Fildan.
"Ru, mau sampai kapan berdiri disitu.. Aku tau kalau kami cantik tapi tidak baik bengong di depan pintu.."tegur Lesti seraya tersenyum jahil kearah Fildan.
Merasa digoda oleh istrinya, Fildan menghampiri Lesti dan mencubit gemas pipinya.
"Dasar kau ini, sukanya godain terus.."ucap Fildan.
"Biarin wlee.."sahut Lesti seraya menjulurkan lidahnya.
Fildan mendelik dan berusaha menggelitiki pinggang Lesti namun Fildan kalah cepat karena Lesti sudah menghindar. Mereka berdua berlarian mengelilingi Selfi yang duduk di kursi roda.
"Mbak Selfi tolong.."ucap Lesti.
Selfi tertawa melihat kelakuan dua orang dewasa itu.
"Hai sudahlah, mas Fildan sudahlah.. Kasihan Lesti.."ucap Selfi.
KAMU SEDANG MEMBACA
SR 2 : PERNIKAHAN IMPIAN (FIN✔)
FanfictionIni bukan sekuel, ini kisah sebuah rasa yang berbeda. Pernikahan impian sebagai akhir sebuah rasa. Pernikahan adalah muara dari sebuah rasa yang hadir. Sebuah ikatan suci yang dihiasi janji kepada sang pemilik hati. Janji setia sehidup semati, tapi...