FILDAN, CEMBURU DAN PHOBIA

1.1K 95 23
                                    

Fildan berjalan sembari menggendong Bara, mereka terlihat kompak dan sama-sama menggemaskan saat memakai hodie kembaran yang sudah disiapkan Lesti sejak jauh hari. Fildan mencuri pandang ke arah Lesti yang berjalan disampingnya namun tidak mengucapkan sepatah katapun sejak kemarin.

"Mi, kok masih cemberut aja sih.. Kan kita udah di taman bermain, Ru juga sudah pakai jaketnya..."ucap Fildan lesu.

Lesti menghentikan langkahnya dan menatap ke arah Fildan lekat. Fildan juga ikut berhenti dan menunggu istrinya berbicara.

"Jadi Ru nggak ikhlas kesini dan pake jaketnya?"tanya Lesti.

"Astagfirullah, mulai lagi.."batin Fildan.

"Ikhlas Mi, sudah dong.. Kan kemarin sudah Ru jelaskan.."ucap Fildan.

Fildan memberikan Bara kepada bi Ami agar putranya itu tidak melihat perdebatan antar Fildan dan Lesti.

"Mi masih marah sama Ru?"tanya Fildan seraya merangkul bahu Lesti.

Fildan sepertinya tau apa yang membuat istrinya terus cemberut sejak tiba di taman bermain tapi dia merasa masalah tersebut sudah beres jadi dia tidak terlalu ambil pusing lagi. Namun ternyata pikirannya salah, Lesti masih marah padanya.

Fildan memasuki restoran bersama Riswan dan beberapa karyawannya, dia akan melakukan perundingan kerjasama dengan salah satu perusahaan. Filda. Sengaja memilih restoran istrinya sebagai tempat pertemuan karena kliennya ini berbeda dari biasanya dan agar istrinya tau semua kegiatannya.

Pukul 10.00 tepat sang klien datang bersama beberapa orang. Seorang perempuan muda cantik dengan postur tubuh yang pasti membuat semua mata memandang takjub kearahnya. Rambut hitam panjangnya tergerai dengan indah, pakaian yang dikenakannya semakin menunjukkan betapa cantik dan sempurnanya dia.

Fildam menundukkan pandangannya dan menangkupkan kedua tangannya saat sang klien mengajak bersalaman. Fildan memang sudah sering berurusan dengan klien perempuan namun semuanya adalah seorang muslimah yang baik dan baru kali ini dia mendapat klien dari luar negeri yang mungkin memiliki sedikit perbedaan kebiasaan dengannya.

"Ms. Shima Rachelia, right?"tanya Riswan.

"Ya, saye Shima Rachelia.. Anda Mr. Fildan?"tanya perempuan bernama Shima tersebut.

"No, I'm Riswan, Fildan's secretary, this is Mr. Ahmad Fildan Baihaqi, my vice president.."jawab Riswan seraya mengenalkan Fildan disebelahnya.

Shima hanya mengangguk dan tersenyum sekilas saat melirik Fildan yang terus menunduk.

"Ape hal yang buat dia terus menunduk, saye ada salah ke?"tanya Shima bingung.

"Tak lah, anda tak de salah ape-ape.. Saye hanya nak ikuti perintah Allah je, menundukkan pandangan bila cakap kat lawan jenis.."jawab Fildan meluruskan pikiran Shima.

"Oh macem tu,.."gumam Shima manggut-manggut.

Shima yang tadi biasa saja saat menatap Fildan kini menjadi tertarik saat menyadari pakaian yanh digunakan oleh kliennha tersebut.

"Are you pinkyholics?"tanya Shima diiringi sebuah tawa.

Fildan mendengus dalam hati, dia sudah menduga jika kliennya pasti akan mengomentari pakaiannya.

"Tak lah, it just to make my wife happy because she's pregnant now.."jawab Fildan.

"Dah berkahwin rupanya.. Saye fikir masih single.. tahniah, saya harap anak itu akan sihat semasa dilahirkan.."ucap Shima.

SR 2 : PERNIKAHAN IMPIAN (FIN✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang