Dua bulan sudah Fildan tinggal bersama dengan kedua istrinya. Selama itu tidak pernah ada hal yang membuat rumah tangganya bermasalah. Fildan sangat berusaha untuk berlaku adil pada Lesti dan Selfi dan selama itu juga tidak pernah dia mendapatkan keluhan dari keduanya. Jika Fildan bekerja dan Lesti harus ke restoran, Selfi berada di rumah bersama seorang asisten rumah tangga yang dipekerjakan oleh Fildan untuk membantu pekerjaan rumah dan menemani Selfi. Di rumah Selfi tidak hanya berdiam diri, dia membantu Lesti mempromosikan bisnisnya lewat media. Selfi juga aktif lagi melukis untuk membunuh waktu hingga Fildan dan Lesti kembali.
Hari ini tepat tujuh bulan sudah masa kehamilan Selfi. Lesti dan Selfi disibukkan dengan persiapan untuk merayakan tujuh bulanan dengan membagikan makanan pada anak yatim piatu juga tetangga dan jamaah masjid tempat Fildan biasa melaksakan sholat berjamaah.
"Mbak Selfi duduk saja, biar Lesti sama bi Ami yang nerusin.. Ini kan sudah mau selesai.."ucap Lesti memperingati Selfi yang ngoyo untuk membantunya.
"Bosen ah kalo cuma liatin aja.."sahut Selfi.
"Mbak Selfi tuh kalo dibilangin gitu deh, Lesti aduin ke kak Fildan loh.."ancam Lesti.
"Main ngancem ih.."
Selfi mencubit gemas pipi Lesti.
"Mbak.. Nanti melar nih pipi Lesti.."rajuk Lesti.
"Aww.. Astagfirullah.."pekik Selfi seraya memegangi perut dan punggungnya.
Lesti panik melihat Selfi yang kesakitan, dia meminta bi Ami mengambilkan kursi roda Selfi. Perlahan Lesti mendudukkan Selfi diatas kursi rodanya.
"Mbak Selfi gapapa? Apa yang sakit mbak?"tanya Lesti cemas.
Selfi menarik nafas dan membuangnya perlahan secara berulang untuk meredakan rasa sakit yang dia rasakan.
"Dia nendang kenceng banget, mbak sampek kaget.."ucap Selfi setelah bisa meredakan rasa sakitnya.
"Tuh kan, dedek bayi aja bisa protes karena bundanya bandel.. Udah sekarang mbak Selfi duduk aja disini.."sahut Lesti.
Lesti mengusap perut Selfi yang membesar dan mengecupnya singkat.
"Kalo bunda bandel tendang lagi aja nak tapi jangan kenceng-kenceng ya, kasian bunda sayang.."ucap Lesti lirih.
Selfi tersenyum melihat tingkah Lesti.
"Ya Allah, perempuan di hadapanku ini begitu mulia hatinya.. Tidak pernah aku melihat dia marah berlebihan ataupun memendam suatu kebencian meski hatinya sudah sangat koyak.. Ya Allah, berilah selalu dia kebahagiaan dalam hidup ini dan kelak di akhirat nanti..."batin Selfi.
Lesti dan bi Ami sibuk mengemas kotak nasi kedalam kantong kresek dan sudah di pisahkan untuk dibawa ke panti selepas adzan dzuhur nanti. Suara bel rumah terdengar nyaring, Selfi yang tidak membantu pun menawarkan diri untuk membuka pintu. Tangannya lihai menggerakkan kursi rodanya hingga mendekati pintu lalu membukanya.
Saat pintu terbuka, Selfi melihat ada beberapa orang yang berdiri di teras rumah dan memandang aneh kepadanya.
"Maaf, cari siapa ya?"tanya Selfi polos.
Selfi yang tidak tahu siapa tamunya hanya diam dan menunggu jawaban. Sedangkan tiga orang dihadapannya juga masih tak bergeming dengan keterkejutan mereka.
"Apa benar ini rumahnya Ahmad Fildan Baihaqi?"tanya seorang pria yang diantara ketiga tamunya.
"Iya benar, ada perlu apa mencari suami saya?"
"Suami?"seru seorang perempuan paruh baya kaget.
Selfi mengerutkan keningnya, dia bingung melihat ekspresi keterkejutan dari para tamunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SR 2 : PERNIKAHAN IMPIAN (FIN✔)
FanfictionIni bukan sekuel, ini kisah sebuah rasa yang berbeda. Pernikahan impian sebagai akhir sebuah rasa. Pernikahan adalah muara dari sebuah rasa yang hadir. Sebuah ikatan suci yang dihiasi janji kepada sang pemilik hati. Janji setia sehidup semati, tapi...