PERNIKAHAN IMPIAN

1.1K 85 18
                                    

Hai ukhti...

Assalamu'alaikum wr. wb.

Tidak ada maksud lain, hanya sekedar ingin berbagi kisah saja kepada kalian yang sedang meraba-raba bagaiamana sih kehidupan pernikahan itu.

Namaku, Lestiani Khairunnisa, putri seorang pemilik pondok pesantren disalah satu daerah di kota Bandung. Tidak ada yang istimewa dariku, kehidupanku sama saja seperti anak pada umumnya yang suka bergurau dengan umi dan abinya juga dengan kakaknya. Kehidupan masa kecilku biasa saja, tidak ada yang istimewa dan cenderung monoton menurutku. Tapi mungkin yang menarik dari hidupku adalah perjalanan pernikahanku.

Sebelum lanjut lebih jauh, aku sudah meminta ijin pada suami, anak, dan keluarga besarku untuk membagikan kisah ini pada kalian jadi tidak perlu berpikir aku mengumbar aib ku karena semua yang terlibat disini sudah ikhlas dan tujuanku adalah untuk memberikan sedikit pengalamanku pada kalian yang bermimpi tentang pernikahan yang indah karena benar kata pepatah, ekspektasi kadang berbeda dengan realita.

Bismillahirrahmanirrahim...

Aku menulis buku ini dengan kesadaran penuh dan juga bertahan untuk tidak menangis lagi karena aku sudah berjanji. Entah kenapa setiap mengingat kisah ini selalu saja airmataku berjatuhan terlebih jika melihat senyuman anak-anakku. Umi menyayangi kalian nak.. Dan untuk suamiku, aku mencintaimu selalu.

Okay kita mulai.. Kisah ini berawal dari keinginanku yang sangat ingin menikah muda bahkan saat SMA aku dan sahabatku mengikuti seminar pranikah. Gila kan aku? Tapi yang namanya ABG pasti memiliki banyak mimpi-mimpi, entah wajar atau diluar nalar dan aku termasuk di dalamnya. Dari keinginan itu akhirnya setiap malam aku selalu berdoa pada Allah agar dipertemhkan dengan jodoh saat memasuki usia 20an karena kalo masih belasan masih takut labil. Aku terus berdoa tanpa henti dan akhirnya dipertemukan saat usiaku 21 tahun. Bahagia? Pasti lah apalagi dia yang melamarku adalah orang yang sangat aku harapkan. Kok diharapkan? Kalian baca saja ceritanya. Singkat cerita akhirnya aku dan dia menikah, usia kami terpaut lima tahun tapi kami saling melengkapi. Suamiku sangat baik bisa memahamiku yang kadang masih kekanakan dan aku juga belajar untuk lebih dewasa saat berhadapan dengannya.

Aku bahagia dengan pernikahanku karena semuanya berjalan sesuai dengan mimpiku. Menikah muda tanpa pacaran dan sebagainya, menikah dengan orang dicinta, mendapat suami yang lebih dewasa dan mengayomiku. Sungguh suatu kebahagiaan yang hakiki bukan? Tapi justru inilah ujiannya. Disetiap bahagia yang tercipta pasti ada perjuangan dibaliknya dan aku ingat betapa berjuangnya aku setiap malam meminta pada Sang Maha Cinta untuk bersanding dengan laki-laki yang kini menjadi suamiku.

Kebahagiaan pernikahan impianku yang sempurna mulai goyah saat aku tak kunjung mendapatkan keturunan. Aku yang tidak berani untuk memeriksakan diri hanya mampu mencari info sendiri melalui artikel-artikel yang ada di internet. Dan inilah kesalahanku, karena terlalu sering membaca tanpa pendampingan dari ahlinya, mulailah muncul pikiran-pikiran buruk tentang keadaanku.

Atas dukungan suami dan orang tua, akupun memberanikan diri periksa ke dokter. Dan... Bagai tertimpa batang trembesi yang besar, hidupku terasa hampa dan hancur tak terkira saat mendengar vonis dokter tentang keadaan rahimku. Aku divonis mengidap endometrosis. Sebagai seorang perempuan pasti kita pernah bermimli hamil dan melahirkan tapi coba bayangkan jika kamu tidak bisa merasakannya. Hancur. Merasa tak berguna, itulah yang ku rasakan.

Ditengah kegundahan dan kesedihanku, tiba-tiba muncul seorang perempuan dengan permasalan yang cukup pelik dan membahayakan nyawanya. Dia datang dikehidupanku membawa bayi yang masih dalam kandungannya. Aku tidak tau ada masalah apa dengannya saat itu hingga ia tiba-tiba berhenti didepan mobil kami seolah ingin menabrakkan diri.

SR 2 : PERNIKAHAN IMPIAN (FIN✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang