Fildan duduk di sofa ruang keluarga sambil memeluk mamanya yang tak hentinya menangis karena bahagia. Bukan hanya sang mama tapi seluruh anggota keluarganya yang siang itu berkumpul dirumahnya juga menangis bahagia.
"Sudah dong ma, Fildan nggak bisa ngeliat mama nangis, sekarang Fildan mau bisa liat lagi mama juga nangis.. Bingung Fildan tuh.."ucap Fildan mencoba bergurau.
"Mama menangis karena senang akhirnya kamu akan segera melihat lagi nak, setelah penantian kita selama hampir empat bulan lamanya akhirnya kamu mendapatkan pendonor juga.."ucap mama Nashwa.
"Tapi kan itu artinya orang baik itu sudah meninggal ma dan Fildan belum sempat bertemu dengannya.."ucap Fildan sendu.
Dua bulan setelah mendapat kabar dari dr. Hans jika dirinya mendapatkan pendonor yang tepat namun harus menunggu kini saat itu telah datang. Dr. Hans memberikan kabar jika operasi mata Fildan bisa segera dilakukan karena kornea yang akan didonorkan padanya sudah siap. Fildan senang karena akhirnya dia akan bisa melihat lagi namun dia juga sedih karena belum bisa bertemu dengan orang yang mendonorkan matanya untuk dirinya.
"Nanti kita temui keluarganya setelah kamu bisa melihat lagi ya.."ucap mama Nashwa.
"Iya ma, Fildan ingin mengucapkan terima kasih padanya..."sahut Fildan.
"Sudah kalo begitu sekarang kita bersiap untuk ke rumah sakit.."ucap mama Nashwa.
"Iya ma.."
Fildan dibantu Lesti masuk ke dalam kamar untuk membawa beberapa perlengkapan yang dibutuhkan. Lesti memasukkan beberapa baju Fildan ke dalam koper dengan haru, airmata terus berlinang dari kedua matanya.
"Sayang.."panggil Fildan.
"Iya Ru.."jawab Lesti.
"Kemarilah..."pinta Fildan.
Lesti menghampiri Fildan yang duduk dipinggir ranjang dan memeluknya erat.
"Sudah jangan menangis lagi, kau ini kebiasan deh.. Apa-apa selalu nangis.."ucap Fildan seraya mengusap kepala Lesti dari balik hijabnya.
"Ru tau nggak, Mi seneeeeengggg banget.. Rasa syukur ini tiada henti untuk Allah karena sudah memberikan kesempatan untuk Ru bisa melihat lagi, jadi ini tangisan bahagia dan syukur Mi atas itu semua.."
"Iya, makasih ya sudah merawat Ru selama ini.. Nanti setelah Ru bisa melihat, kita temui keluarga orang yang sudah baik pada kita itu ya.."
"Iy Ru, kita harus mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya dan mendo'akan agar almarhum diberi tempat yang terbaik disisiNya.."
"Amiinn.."
"Oh iya Mi, Selfi sudah kamu beritahu?"tanya Fildan.
"Sudah Ru, tapi belum ada balasan.. Ditelpon juga nggak diangkat.."jawab Lesti.
"Begitu ya, yasudah nanti coba dihubungin lagi ya.. Bara dimana?"
"Iya nanti Mi hubungi lagi, Bara sama Rian.."jawab Lesti.
"Mi.."
"Iya Ru..."
Fildan mengusap lembut perut Lesti lalu menciumnya lama.
"Semoga setelah mata Ru bisa melihat kembali, Allah kembali memberi kita kebahagiaan ya.."ucap Fildan.
"Amiinn.. Insyaallah kesempatan itu masih ada Ru,.."jawab Lesti.
Setelah selesai mengemas beberapa barang keperluan Fildan selama di rumah sakit, Fildan dan Lesti keluar dari kamar dan menghampiri keluarga mereka. Ada papa Teguh, mama Nashwa, Ridwan, Rani dan Rian, kedua orang tua Lesti belum bisa datang ke Jakarta karena masih ada urusan di Bandung.
KAMU SEDANG MEMBACA
SR 2 : PERNIKAHAN IMPIAN (FIN✔)
FanfictionIni bukan sekuel, ini kisah sebuah rasa yang berbeda. Pernikahan impian sebagai akhir sebuah rasa. Pernikahan adalah muara dari sebuah rasa yang hadir. Sebuah ikatan suci yang dihiasi janji kepada sang pemilik hati. Janji setia sehidup semati, tapi...