Bagian 2

16.6K 1.1K 41
                                    


🍂🍂🍂


Selain menjadi istri yang solehah, Biru juga memiliki pekerjaan yang begitu di idam-idamkan setiap orang, apa lagi kalau bukan menjadi Dokter bedah muda yang handal.

Biru bekerja disalah satu rumah sakit terkenal di daerah Ibu Kota Jakarta, rumah sakit terbesar dan terlengkap dengan segala peralatan medis canggih di dalamnya. Menjadi Dokter cantik sebagai objek pencuci mata bagi para kaum muda baik itu sesama teman seperjuangannya ataupun dengan para pasien dan pengunjung di rumah sakit.
Menjadi Dokter primadona setiap pengunjung dan pasiennya.

Jadwal kerjanya yang padat tak melunturkan semangat wanita berhijab tersebut. Pekerjaannya yang dulu hanya sebagai Dokter, kini ditambah dengan menjadi seorang istri dari sang penguasa dunia bisnis. Namun ada satu hal yang belum orang-orang diluar sana ketahui, yaitu statusnya sebagai istri sah seorang Ahmad Alby Rifqie Ghalil, hanya teman-teman dekatnya sesama dokter saja yang tahu bahwa ia istri dari Alby, hal ini juga di dukung dengan perayaan pernikahannya yang sangat tertutup dari khalayak ramai, dulu, hanya teman-teman dekatnya saja dan yang paling dekat yang diundang ke pesta pernikahannya. Kalau kalian bertanya, mengapa seorang pengusaha besar tidak mampu mengadakan pesta tujuh hari tujuh malam dengan mengundang beribu-ribu tamu undangan?. Jawabannya adalah mampu, bahkan sangat-sangat mampu sekali. Tetapi, Biru sama sekali tidak menginginkan hal itu, di samping pernikahannya bukan dilandasi cinta, hanya sebatas perjodohan saja, di dukung pula dengan sang pengantin pria yang juga entah mengapa sangat membencinya dan mengharapkan pernikahan ini tidak akan terjadi.

Oke, kita skipp dulu tentang hal di atas.
Sekarang kita lanjutkan tentang aktivitas dokter cantik itu.

Setelah disibukan dengan aktivitas paginya, mengurus suami dan rumah. Sekarang Biru sudah berada di rumah sakit tempat ia bertugas. Jam setengah sebelas nanti ia akan melaksanakan pekerjaannya sebagai dokter bedah, yaitu mengaduk-aduk organ dalam pasiennya untuk di gunting, dipotong dan dibelah sesuai dengan penyakitnya dan dilanjutkan dengan tugas-tugas yang lainnya yang sudah menanti.
Mungkin hari ini wanita berhijab itu akan pulang malam dan sebaiknya ia memberitahu sang suami terlebih dahulu apa salahnya, walaupun sudah pasti pesan singkat yang ia kirim tidak digubris oleh sang suami, tapi apa salahnya kan, karena ridho suami ridho istri juga.

“Assalamualaikum mas,
Maaf sebelumnya mengganggu mas, insya allah hari ini aku pulang malam, jadi tidak bisa menyiapkan makan malam buat mas al, tetapi tenang saja, di lemari pendingin ada ayam ungkep dan di microwave  juga ada macaroni schotel, ayam ungkep nya bisa mas Al goreng dan makaroninya bisa mas Al panasi untuk makan malam. Sekali lagi Biru minta maaf mas, karena belum bisa menjadi seorang istri yang baik.
Wasslamaualakium, wr wb.”

Begitulah isi pesan singkat yang Biru sampaikan kepada sang suami.

……

Sementara pria ditempat yang berbeda…

Alby yang sedari tadi sibuk dengan aktivitas kantornya, membolak-balikkan kertas demi kertas, terus mengeceknya dan mulai mengetikkan sesuatu di laptopnya seketika aktivitasnya terganggu dengan suara yang dikeluarkan dari benda canggihnya.

Pria berwajah oriental itu sekejap menghentikan aktivitasnya, menghela nafas dan menyenderkan tubuh tegapnya di kursi kebesarannya, lalu mulai mengambil benda canggihnya dan membaca pesan yang ada didalamnya.

Alby hanya diam tanpa mengeluarkan ekspresi apapun ketika membaca pesan singkat yang ternyata dari istrinya.

Entah harus berekspresi senang, sedih, atau susah untuk mengungkapkan isi SMS yang dikirim oleh istrinya, Al hanya bisa diam sembari menelaah setiap kata yang tertera dilayar ponselnya.

Mencintaimu [END].Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang