Bagian 7

12.7K 906 18
                                    

🍃🍃🍃

Adzan sudah berkumandang sedari tadi, tetapi entah mengapa tidak mengusik sepasang suami istri itu di dalam tidurnya, sampai iqomah-pun mulai terdengar.

“Astagfirullah.” Biru terbangun dari tidur nyenyak-nya dikarenakan terkejut tidak mendengar suara adzan melainkan suara iqomah yang berkumandang, itu berarti dirinya kesiangan.
“Mas Al bangun mas, sudah qomat, kita kesiangan.”

Perlahan mata tajam itu terbuka secara sempurna. Alby langsung beranjak ke kamar mandi yang berada di ruangan sebelah dikarenakan toilet sedang dipakai Biru, sangat tidak efisien bila dirinya menunggu Biru keluar dari toilet, nanti adanya waktu sholat keburu habis.

……

Selepas sholat subuh, seperti biasa, Biru memutuskan untuk bersih-bersih rumah dan membuat sarapan pagi.

“Kamu engga ada kerja-kan hari ini?” tanya Alby sembari menuruni anak tangga satu persatu.

Biru yang sedang berada di meja makan menata sarapan langsung menengok ke sumber suara. “Aku kosong hari ini mas, senin aku ada jadwal, mungkin akan sama seperti hari kemarin, dari pagi sampai larut malam lagi.”

“Besok kita nginap di rumah Abi dan Ummi, kamu siap-siap barang, kita berangkat sore setelah saya pulang kantor, jadi kamu nyusul saja kekantor, nanti berangkatnya dari kantor,” ucapan Alby barusan membuat mata Biru berbinar seketika.

“Beneran mas?” tanya Biru tidak percaya, mata hazelnya memancarkan kebahagiaan.

Alby tidak perlu menjawab apa-apa lagi, laki-laki itu seperti biasa, sesimpel mungkin hanya menganggukkan kepalanya.

“Mas Al apa ada janji makan siang nanti? kalau tidak ada aku sekalian kekantor mas bawa makan siang nanti.”

“Kamu mau bawa makan siang, masak sayur asem aja, saya engga ada janji nanti, cuman rapat di kantor saja.”

Biru masih tidak percaya omongan yang barusan ia dengar dari suaminya. Dalam hati Biru “Mimpi apa mas Al semalam, sampai-sampai mau untuk bermalam di rumah Abi dan Ummi-nya.” Tapi..ya sudah lah, pokoknya hari ini sangat-sangat membahagiakan buat Biru, sebab ia akan bertemu dengan kedua orang tuanya setelah hampir dua bulan mereka tidak bertemu.

…….

Sedangkan di gedung yang menjulang tinggi, masih terdapat Alby didalamnya yang sedang memikirkan kejadian tadi.
Melihat ekspresi yang diberikan wanita berhijab tadi membuatnya sedikit senang. Alby berpikir, ternyata mudah sekali untuk membahagiakan istrinya. Wanita itu tidak membutuhkan berlian berkarat-karat dan kartu kredit ber saldo besar, cukup dengan dipertemukan dirinya dengan kedua orangtuanya saja membuat wajah wanita itu berbinar.

Untuk urusan duniawi memang Biru tidak terlalu tergila-gila. Dan jangan khawatirkan Biru. Wanita itu lahir dari keluarga kaya dan terpandang, jadi tidak sulit untuknya jika menginginkan sesuatu. Lagian berlian yang diberikannya waktu pernikahan dulu juga dilihatnya jarang sekali dipakai oleh Biru, hanya cincin pernikahan saja yang selalu tersemat di jari manisnya.

Lagian untuk persoalan barusan, Alby sudah memikirkannya baik-baik. Melihat betapa kejam dirinya yang selalu menghindar dari mertua, membuat hal itu juga berimbas kepada sang istri. Jelas saja, wanita itu tidak akan mau bila bermalam di rumah kedua orangtuanya hanya sendiri, tanpa dirinya.
Lagian kemarin, Alby bertemu dengan Ayah mertuanya dan itu menandakan bahwa Ayah mertuanya sudah kembali dari luar kota dan hal itu pula yang membuat Alby berpikir untuk mengajak Biru bermalaman di sana.

…..

Sementara itu Biru sedang disibukkan dengan keranjang sayurannya. Ia lebih memilih untuk belanja di pasar tradisional daripada pergi ke supermarket.

Mencintaimu [END].Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang