Bagian 10

14.2K 944 32
                                    


🍀🍀🍀

Bunda Sekar sudah diperbolehkan pulang setelah dua minggu dirawat di Rumah Sakit dan sudah dinyatakan sehat.

Ramai sekali keluarga yang datang menyambut kepulangan Bunda dari rumah sakit. Mungkin ini dikarenakan weekend, makannya baik keluarga dari ayah dan bunda bisa datang untuk berkunjung.

Lagi dan lagi ini yang selalu Biru takutkan ketika sudah berkumpul bersama keluarga besar dari suaminya itu.

Disini juga bukan hanya keluarga saja yang datang, melainkan para sahabat dari suaminya itu juga ikut datang, tidak ketinggalan wanita cantik yang bernama Qirani-pun ikut datang.

"Biru, panggil suami kamu di taman belakang untuk makan siang dulu."

Oma mengejutkan Biru yang sedang serius menata makanan dimeja makan berukuran besar bersama beberapa sepupu dari keluarga suaminya.

Rencananya hari ini memang ada acara makan-makan keluarga, anggap lah doa bersama atas kesembuhan Bunda, maka dari itu banyak sekali keluarga yang datang.

"Iya Oma," setahunya, tadi ia melihat sekilas sang suami sedang duduk di gazebo belakang, mungkin suaminya itu belum beranjak dari sana.

"Aku datang kamu sudah menikah aja," suara wanita yang sangat-sangat Biru hafal kali ini terdengar samar-samar.

"Maafin aku Alga, aku engga bermaksud mempermainkan hati kamu, tapi memang pada waktu itu kondisinya berbeda," sambung suara itu kembali. "Mamahku kecelakaan dan koma, maka dari itu aku meninggalkanmu. Kalau untuk mengapa aku baru kembali, aku ingin menggapai cita-citaku dulu, cita-cita yang kamu sukai, kamu ingin aku menjadi Arsitek kan? biar nanti kita bisa saling kerja sama ditengah-tengah hubungan kita, maka dari itu aku sebenarnya ingin memberikan kejutan untuk kamu. Aku sekarang sudah menjadi apa yang kamu mau Alga," jelas Qirani dengan sorot mata yang lurus ke depan.

"Apa di sana tidak ada telephon sama sekali?" suara Al baru menyahut.

"Maaf, mamaku koma hampir satu tahu dan pada saat itu aku dan keluarga tidak bisa fokus sama sekali" sendu Rani.

"Apapun itu alasannya, semua sudah terjadi. Aku sudah menikah sekarang."

"Apakah kamu bahagia dengan pernikahanmu sekarang?" tanya Qirani mulai menjurus kearah hubungan pribadinya.

"Bahagia atau tidak bahagianya aku itu hanya aku, istriku dan tuhan yang tahu."

"Jangan jadikan wanita itu sebagai pelampiasan Alga, aku sangat-sangat tahu sekali isi hatimu."

Al tersenyum miring. "Seberapa tahunya kamu tentang isi hatiku? Lima tahun kamu meninggalkan hubungan ini entah tidak ada kabar atau pemberitahuan sama sekali. Apakah itu yang kamu bilang kalau kamu tahu sekali akan isi hatiku?"

"Maaf,..." Qirani sudah tidak bisa berkata lagi.

"Kamu sangat-sangat tahu sekali kan, hubungan kita sudah pada tahapan sangat-sangat serius pada waktu itu? Lelaki mana yang tidak kecewa melihat hubungannya menjadi tidak jelas dalam waktu satu hari. Ini mau kamu kan? Ya sudah terimalah konsekuensinya."

"Aku tahu kamu masih sayang sama aku."

Ucapan Qirani barusan membuat Biru yang masih setia mendengarkan membelalakkan mata seketika.

"Sudahlah, hubungan ini sudah berakhir ketika kamu memutuskan untuk pergi," ucap terakhir Alby berlalu pergi

Alby keluar lewat pintu depan sehingga ia tidak mengetahui bahwa istrinya itu mendengar semua pembicaraan mereka, karena Biru masuk melalui pintu belakang yang terhubung langsung dengan dapur.

Mencintaimu [END].Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang