Bagian 27

11.5K 792 29
                                    

Doain yaa biar sering-sering update, biar cepet kelar juga storynya.
Kasih semangat dong manteman,...
MANA SUARANYA!!! (Ngomong sambil teriak).

Jangan ketinggalan vote dan komennya juga.
Inget yaa, komen yg membuat penulis abal-abal ini semangat dan good mood.

Happy reading,.

🌺🌺🌺🌺🌺

Seketika tangannya mengepal kuat melihat jejeran foto tersebut. Walaupun hanya berupa foto-foto jalan berdua, tetapi apa maksudnya? Mengapa istrinya tidak izin kepadanya kalau ingin pergi berdua bersama laki-laki.

.....

Alby pulang dengan keadaan acak-acakan.
jam sudah menunjukkan angka sembilan malam, ia yakin istrinya pun sudah berada di dalam kamarnya.

“Mas udah pulang?” Biru menyambut kedatangan sang suami ketika Al masuk kedalam kamarnya.

Hmmm,...
Balasan itu membuat Biru mengerutkan keningnya bingung. Ahh mungkin suaminya sedang dalam keadaan lelah, batin Biru berusaha berpikir positif.

“Mas mau mandi, atau makan dulu?”

“Saya sudah makan, sekarang saya mau mandi dan langsung istirahat,” ucap Al lalu bergegas pergi menuju kamar mandinya.

Ada rasa kecewa di dalam diri Buru dengan sikap yang diberikan sang suami, tapi entahlah.
Maksud hati Biru memasak banyak makanan untuk makan malam mereka, tetapi apa boleh dikata, sepertinya banyak sekali masalah yang terjadi di kantor suaminya sehingga menimbulkan mood yang sangat buruk.

Biru masuk kedalam kamarnya  tepat jam setengah sepuluh.
Sehabis makan malam sendirian, dan menyimpan makanan yang ia masak tadi.
Dilihatnya Alby yang sudah tertidur pulas di atas pembaringan, membuat Biru kali ini yakin bahwa sang suami memang sedang dilanda lelah. Padahal tidak tahu saja Biru bahwa suaminya dilanda emosi karena foto yang diterima laki-laki itu bersamaan dengan izin yang tidak ia terima dari istrinya.

......


Mata hitam itu terbuka ketika dirasa perutnya sangat-sangat lapar dan butuh diisi.
Al melihat kesamping kanannya tepat dimana istrinya terlelap.
Al bangun sembari menggaruk kepalanya yang tak gatal.
“Gila, laper banget gue, ini lagi perut engga bisa diajak kompromi,” gumam Al sembari memandang perut kotak-kotaknya yang minta diisi.

Al berjalan menuju dapur, mencari makanan yang bisa dimakan untuk mengganjal perutnya yang sangat-sangat lapar ini.

Dilihatnya meja makan berukuran besar yang tidak diisi apa-apa diatasnya, membuat Alby mendengus sebal. Ia benar-benar merutuki sifatnya yang sok jual mahal ketika ditawari makan malam tadi oleh Biru, padahal nyatanya ia sama sekali belum menyantap makan malamnya, entahla, ia sangat-sangat emosi tadi.

“Mie instan,,” gumam Al ketika melihat panci menggantung ditempatnya. “Ahh jangan deh, mendingan gue makan roti tawar dua belas lembar dari pada makan mie instan,” Al masih berdiskusi dengan pemikirannya sendiri.

ASTAGFIRULLAH,...” suara itu membuat Al mati-matian menahan kagetnya.
“Den Al, ngagetin bibi aja,” ucap si empunya suara.

Mencintaimu [END].Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang