Bagian 38

14K 833 14
                                    


🌼🌼🌼🌼🌼

Hari ini tepat dimana pelaksanaan empat bulanan akan berlangsung.

Sejak beberapa hari menginjak hari H, para calon oma cukup sibuk menyiapkan acara pengajian.

Biru juga memberikannya persyaratan, boleh kedua calon oma itu excited dan sibuk dengan urusan calon cucunya, tetapi jangan sampai lupa dengan kesehatan dan yang paling utama, tidak lupa dengan ibadahnya.

Biru juga sudah beberapa hari ini di rumah. Dua hari yang lalu ia telah berpamitan kepada teman-teman di rumah sakit dan menjelaskan bahwa ia berhenti sejenak dari dunia dokternya, dan entah kapan ia akan meneruskan lagi.

Duduk manis di rumah menunggu suaminya pulang kantor. Menyiapkan sarapan, makan malam, dan sedikit membantu mengurus rumah, membuat Biru cukup bosan.
Janji untuk membuat rumah kaca yang akan diisi beberapa jenis buah berry nyatanya benar-benar Alby kabulkan.
Al berjanji proses pembuatan rumah kaca akan dilaksanakan oleh tukang setelah acara empat bulanan usai.

Alby pikir keinginan itu hanya sesaat, nyatanya istri cantiknya benar-benar menginginkan rumah kaca berisi buah subtropis itu. Untung saja rumah yang ia beli cukup besar untuk membuat rumah kaca berukuran 2,4 x 1,8m.
Tak tanggung-tanggung Al memanggil ahlinya dalam membuat rumah kaca, karena harus memerlukan beberapa perhitungan sebelum membuatnya, dari mulai lokasi yang terkena sinar matahari, struktur tanah, lokasi listrik, dan sebagainya.

Biru duduk di kursi balkon sembari mengelus perut buncitnya.
Perutnya sudah sangat kelihatan walaupun usia kandungan masih tergolong 19 minggu. Apa ini karena di dalamnya ada dua mahluk kecil, makannya sangat wajar bila perutnya sudah terlihat buncit sekali.

Alunan ayat-ayat suci al-qur’an terdengar di mp3 players mini yang ada tepat di atas perutnya. Benda mini yang selalu Biru gunakan di waktu-waktu tenang, benda yang berisi kumpulan lantunan ayat suci Al-qur’an dan surat-surat pendek.

Sejak awal kehamilan Biru memang selalu mengajak calon anaknya untuk mendengar murottal bersama, disaat dirinya masih bertugas di rumah sakit pun begitu, apa lagi sekarang dirinya sudah full di rumah, maka banyak waktu untuk dirinya dan twins mendengar atau bahkan tadarus al-qur’an. Biru berharap twins dapat meresponnya dengan baik, dan membuat mereka yang berada di dalam perutnya menjadi sejuk dan tenang.

Alby memasuki kamarnya setelah melaksanakan sholat dzuhur berjamaah bersama para lelaki dan keluarga lainnya, di musholla yang ada di dalam rumahnya.

Pandangannya langsung terarah ke balkon kamar yang terbuka, sudah pasti istri cantiknya itu sedang duduk di sana.

“Love,...

Biru menoleh sembari tersenyum melihat suaminya sudah ada di belakangnya.

“Lagi apa twins?” Al sudah mendudukkan dirinya menjadikan lututnya sebagai topangan, lalu mengelus perut buncit istrinya.

“Lagi dengerin murottal, daddy,..”

“Udah siap kan, yuk kebawah, sebentar lagi tamunya datang.”


.....


Ketika pintu lift terbuka, Biru langsung disambut hangat keluarga besarnya yang juga sudah siap menyambut ibu-ibu pengajian yang datang nanti.

Al dengan Setia berada di samping sang istri, menggenggam erat tangannya.

~

Satu persatu ibu-ibu pengajian berdatangan, masuk kedalam rumah Alby dan Biru.

Semua terlihat cantik dan bersih.
Biru sengaja berpesan kepada ketua pengajiannya untuk memakai baju gamis putih, sama halnya dengan para tamu, keluarga besar Al dan Biru pun menggunakan pakaian berwarna sama.

Mencintaimu [END].Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang