Bagian 24

12.6K 865 53
                                    


🌼🌼🌼🌼🌼


Setelah melaksanakan sholat subuh, Biru bergegas menuju dapur, menyiapkan sarapan, yaa walaupun ini dikategorikan pagi-pagi buta, tapi tak apa lah.

Tiga puluh menit berkutat di dapur, akhirnya hidangan telah siap dan rapih tersusun di atas meja makan. Nasi goreng seafood, tak lupa ia menggoreng telur setengah matang, dan sosis sapi sebagai pendamping, ada apel, pear, dan anggur yang Biru pilih kali ini sebagai pencuci mulut, dan segelas susu murni yang belum Biru tuang ke dalam gelas.

“Pagi-pagi kamu berangkat?” Alby menuruni anak tangga.

“Iya mas, soalnya belum di breafing dulu sama Dokter ketua, abis itu langsung operasi. Mas Al kalau mau sarapan semuanya udah aku siapin di meja makan.”

“Engga makan dulu?”

“Aku bawa bekal, makan di jalan aja,” Alby mengangguk paham.

“Yasudah, saya siapkan mobil dulu,” kening Biru berkerut mendengar ucapan suaminya barusan.

“Mas Al mau kemana?”

Alby menghela nafasnya melihat kelolaan istrinya, “Anterin kamu, masa mau kepasar,” lalu ia lanjut berjalan menuju bagasi mobil.

…..

“Pelan-pelan mas bawanya, nanti aku keselek,” Biru menyuap satu sendok nasi goreng kedalam mulutnya. Sedangkan Alby hanya berdehem saja sebagai jawaban.

Mobil berjalan dengan kecepatan sedang.

Tiba-tiba….

CITTttt…. ‘Al mengerem mendadak.’

Uhukk… uhukk….” Cepat-cepat Biru meneguk air di dalam botolnya, Alby yang tersadar dari terkejutannya langsung mengusap punggung sang istri.

“Kamu di sini aja, biar saya yang keluar,” Alby keluar dengan terburu-buru.

Di luar mobilnya sudah banyak orang berkerubunan.

“Gimana bisa sih, perasaan gue jalanin mobilnya pelan,” gumam Alby heran.

“Pak, ini bagai mana, si mbaknya luka-luka tuh,” suara bapak-bapak terdengar.

Alby melihat seorang wanita yang sudah tergeletak sembari meringis menahan rasa sakit.

“Maaf sebelumnya, saya akan tanggung jawab membawanya kerumah sakit,” Alby bernafas lega, untung ia tidak dikeroyok masa. “Emm… bisa bantu saya angkat wanita ini, bapak-bapak,” beberapa laki-laki membantu membopong wanita yang masih meringis kesakitan itu.

Biru yang masih berada di dalam mobil langsung menengok ke kursi belakang tempat dimana korban diletakkan.

“Sekali lagi saya ucapkan terima kasih semuanya,” Alby pamit kepada beberapa orang yang membantunya tadi.

Di dalam mobil..

“Gimana mas?”

“Kita ke rumah sakit sekarang,” Biru mengangguk.

“Mana yang sakit mba?” Biru bertanya.

Suara ringisan terdengar di dalam mobil yang Alby kendarai. “Perut saya sakit…” ringisnya pelan.

Biru terkejut melihat ada darah yang mengalir dari pangkal paha korbannya. “Mas ada darah di kakinya. Sebaiknya mas cepetin bawa mobilnya,” panik Biru, Al menengok sekilas, dan benar saja yang di katakan istrinya tadi, dengan cepat Al melajukan mobilnya.

Mencintaimu [END].Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang