🌾🌾🌾Sudah hari ketiga Bunda masih berbaring di ranjang rumah sakit dan tak terhitung lagi siapa yang sudah menjenguk Bunda mertuanya itu, dari mulai keluarga besar, beberapa kolega bisnis Ayah, teman sosialita Bunda dan bahkan teman dan sahabat dekat dari Alby-pun ikut meramaikan ruangan VVIP itu.
Hari ini Biru izin dari tugas menjaga Bundanya dikarenakan tugas Negara menjadi seorang Dokter harus dilaksanakannya.
Seperti yang Biru bicarakan dengan suami, hari ini ia akan bertugas sampai larut malam kembali. Untung saja ia dan Bunda masih berada ditempat yang sama, sehingga wanita cantik itu tidak perlu mondar-mandir.
"Bunda, Biru berangkat yaa, mau observasi dulu."
"Sepagi ini sayang?" melirik jam dinding yang menunjukkan pukul enam pagi, anak sulungnya saja masih belum siap-siap untuk berangkat kekantor.
"Ia bunda, jadwal operasinya jam setengah tujuh jadi mau siap-siap dulu," Biru mencium tangan Bunda Sekar dan beralih mencium tangan suaminya yang masih duduk di sofa dengan tabletnya.
"Hati-hati kalau begitu. Mau diantar engga?" tanya bunda jahil.
"Diantar sampai mana bun, orang tinggal turun kelantai tiga sudah sampai," jawab Biru dengan tawanya.
Sekarang ruangan besar itu hanya berisi Bunda dan Alby dan nanti Al pun akan digantikan oleh adik wanitanya, sebab ia harus bekerja.
"Kamu jahat deh kak," suara Bunda memecahkan kesunyian.
Alby hanya bisa mengernyit bingung. "Maksud Bunda?."
"Sering-sering ajak istri kamu berkunjung ke rumah kedua orang tuanya, kan kasihan Biru. Bunda lihat kemarin Biru sedih banget ketemu kedua orang tuanya, sedih sangking kangennya."
"Yaa,.. mau gimana lagi bun, aku sibuk Biru juga sibu, sekalinya enggak sibuk jadwal kita berbeda. Aku udah sering izinin dia untuk main sendiri kok kalau memang benar-benar kangen," jawab Alby mendapatkan lemparan bantal kecil dari Bundanya.
"Kamu ini gimana sih, ya mana mau dia main sendiri. Namanya suami istri itu kalau mau jenguk orang tuanya harus bareng-bareng lah. Nanti tetangga mikir yang engga-engga lagi kalau tahu Biru berkunjung sendirian." Bunda tidak terima dengan jawaban dari anak sulungnya itu. "Jangan terlalu keras Al, namanya orang itu punya batas kesabaran, apa lagi batas kesabaran wanita, kalau sudah ditinggal tahu rasa kamu."
Sedangkan Alby hanya bisa mendengus saja, pagi-pagi sudah mendapat tausiah dari Bunda tercintanya.
.....
Waktu sudah menunjukkan pukul tujuh malam, tidak terasa sekali. Satu kali lagi tugas yang Biru selesaikan hari ini. Ada waktu dua jam untuk Biru beristirahat sebelum melanjutkan tugasnya kembali.
Biru sedang menyusuri koridor rumah sakit untuk menuju ruangan Bunda. Tadi adik iparnya itu memberitahu bahwa makan malamnya telah siap di ruangan Bunda, makanya ia bergegas ke sana.
Pintu itu Biru geser untuk membukanya, seketika wanita berhijab coklat itu diam melihat ada wanita cantik yang sedang berbincang dengan Bunda Sekar.
"Kak Biru kok diam disitu?" suara adik iparnya memecahkan lamunan Biru.
Biru segera masuk.
Ternyata suaminya itu sudah pulang bekerja, sekarang Alby sedang berbincang dengan Rizki sahabat baiknya dan juga Ayah."Assalamualaikum," salam Biru dan di jawab serempak oleh semua orang yang berada disana.
"Kamu lagi istirahat sekarang?" Tanya Ayah.
"Iya Yah, tadi Azra bilang makan malam ku udah disiapkan, lumayan dapet istirahat dua jam."
KAMU SEDANG MEMBACA
Mencintaimu [END].
Hayran Kurgu[Cerita ketiga yang dipublikasikan] !DON'T COPY MY STORY! Welcome pembaca baru. Jangan lupa tinggalkan jejak di setiap cerita... REVISI ACAK!!! ___________ Hanya cerita rumah tangga pada umumnya. Perjodohan yang dilakukan secara paksa. Menika...