Bagian 41

18.1K 822 21
                                    


🌻🌻🌻🌻🌻

Suasana ramai menyelimuti ruangan besar yang sudah berisi beberapa orang di dalamnya.

Mata tajam itu tak lepas pandangannya dari box berukuran sedang berisi dua malaikat kecilnya, dan satu lagi objek yang selalu membuatnya bertambah rasa jatuh Cinta, setelah melihat perjuangannya selama ini, apa lagi perjuangannya untuk membawa dua pangerannya melihat dunia.

Siapa pria bermata tajam itu?
Jawabannya sudah pasti, pria bernama lengkap Ahmad Alby Rifqi Ghalil.

Setelah melewati hampir dua jam kontraksi hebat dan penuh haru, jam enam lewat lima belas menit pagi, telah lahir dua pangeran kecil berjenis kelamin laki-laki.

Janggala Ghani Pratama dan Janitra Ghava Pradana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Janggala Ghani Pratama dan Janitra Ghava Pradana.

Itulah nama yang Alby buat untuk kedua pangeran kecilnya.
Nama yang tentu saja memiliki arti baik di dalamnya.

Double G masih tidur yaa?” suara wanita paruh baya yang baru saja menjadi oma.

Salah satu makhluk kecil di box itu perlahan bergerak, membuat Alby menghampirinya, bersamaan dengan bunda.

“Yang ini siapa kak? Bunda masih suka ke tuker nih...”

Alby terkekeh pelan melihat raut wajah bingung bundanya.
Dengan pelan diangkatnya bungkusan putih berisi bayi di dalamnya.

“I’m Ghava, omaa,... Si abangnya daddy mommy.”

Kini bunda yang mengulas senyumnya.

“Ghava, cucu oma yang ke dua, beda lima menit yaa dari Kakak,” bunda mengelus pelan pipi lembut itu.

Sesuai dengan rencana Al, kini twins G sepakat dipanggil ‘Kakak dan Abang’ Kakak untuk baby G yang keluar lebih dahulu, yaitu Ghani, dan Abang untuk yang lahir terakhiran, yaitu si Ghava.

Tiba-tiba suara tangisan mendadak terdengar. Rupanya si Kakak juga terbangun dari tidurnya.
Bunda langsung berlari pelan menghampiri box, dan menggendongnya.

Inilah sifat pertama kedua pangeran kecilnya yang Al terima.
Si-Kakak rupanya lebih bar bar. Terbukti jika terbangun ia terbiasa menangis. Beda dengan si-Abang yang tenang, biasanya kalau terbangun ia hanya membuka matanya, terdiam sejenak, baru mengeluarkan rengekannya sebagai tanda bahwa ia sudah terbangun.
Sifat Ghani nyatanya sering membuat kembarannya terkejut karena sering menangis tiba-tiba. Apa lagi mereka satu ranjang. Tidak terbayang jika sedang tertidur pulas, tiba-tiba ada suara tangisan kencang berada di sampingnya, otomatis akan langsung terbangun, dan tentunya kaget.

Mencintaimu [END].Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang