Bagian 33

14.2K 895 26
                                    

🔞🔞🔞
TERDAPAT KATA-KATA FULGAR DAN MENGANDUNG UNSUR DEWASA!!!
.
.
.
Sambil dengerin OST terbaru
Chen exo 'Your Moonlight' yang punya arti mendalam banget.
.
.
.
Tidak menerima
"NEXT OR LANJUT" koment.
Langsung aku hapus kalau nemu yang begituan.

100++ Vote langsung update kembali.
.
.
.
HAPPY READING
.
.
.

🌺🌺🌺🌺🌺

Senyum cerah selalu terbit di sudut bibir Biru melihat pemandangan Indah di depan matanya.

Grand Place Brussel
Keindahan alun-alun Grand Place bahkan membuatnya disebut sebagai salah satu alun-alun paling cantik di Eropa.
Lokasinya berada dipusat kota sehingga mudah dikunjungi.
Dikelilingi banyak bangunan tua menarik yang sangat cantik. Setiap bangunannya memiliki gaya arsitektur sendiri yang merupakan campuran gaya baroque dan gothic. Kalau dibandingkan pun, jelas alun-alun Brussels jauh lebih cantik daripada alun-alun kota Bruges.

Al menggenggam erat tangan kanan istri mungilnya itu, dan menaruhnya di saku jaketnya bersamaan dengan tangannya.

Mengelilingi bangunan tua di musim dingin membuat pipi dan hidung mancung Biru memerah karena cuaca, tetapi bagi Al itu menjadi pemandangan lucu melihat muka putih itu bersemu karena suhu.

Sehabis sholat magrib tadi, Al mengajak istrinya ke spot pertama yang membuat Biru selalu tersenyum.

Beruntung mereka datang ke Grand Place Brussels di bulan desember dan di malam hari, karena mereka bisa melihat pertunjukkan sinar laser dari masing-masing gedung dan rumah dengan diiringi musik klasik.

“Cantik banget,...” puji Biru memandang gemerlapnya lampu sorot.

“Masih cantikan kamu,” puji Al berbisik tepat ditelinga istrinya.

Biru memandang Alby sembari tersenyum manis, lalu didekatkan tubuhnya ke tubuh kekar itu, Biru memeluk suaminya dengan erat, ditengah hembusan angin malam.

“Makasih mas,...”

Anything for you baby,..” kecupan Al daratkan di kening istrinya, membuat Biru menenggelamkan wajahnya di dada bidang itu, mendadak dirinya malu seketika.

“Aku malu,..”

Alby terkekeh pelan melihat kelakuan sang istri, “Banyak yang lagi romantisan juga, bukan Cuma kita doang, bahkan ada yang lagi ciuman bibir, apa kamu juga mau?” kerling Al, jahil.

Dengan suka hati Biru memukul manja suaminya, “Mulai deh mesumnya.”

“Abis udah dua hari engga dapet jatah, apa kita balik ke hotel aja, ngelanjut buat baby.”

“Mulai lagi dehhh,..” cemberut Biru.

Alby kembali terkekeh, dengan kilat ia mencium bibir menggoda itu, membuat Biru membulatkan matanya.

Ini kali pertamanya ia berciuman di tempat umum. Memang dasar mas suami engga tahu tempat.

.....


Lain halnya kemarin mereka memulai acara jalan-jalannya di malam hari, esoknya Alby mengajak istrinya dari jam sepuluh pagi untuk menikmati destinasi wisata berikutnya.

Al mengajak Biru ke beberapa toko coklat ternama, membuat Biru senang tidak karuan.

La Maison Wittamer, toko coklat terkenal yang telah mendapatkan penghargaan karena telah membuat kue pernikahan Raja dan Ratu Belgia pada tahun 1999 silam.
Aneka sajian lezat berpadu coklat lembut tersaji di dalamnya, seperti praline, eclair, cake, hingga permen coklat yang manis.
Tak tanggung-tanggung Biru memborong beberapa olahan coklat yang tersaji, tentu saja untuk keluarganya di Indonesia.

Alby tidak pernah mempermasalahkan apa yang istrinya itu lakukan. Intinya sekarang, semua demi kebahagiaan Biru.

Selepas berburu banyak olahan coklat, kini Alby kembali mengajak istrinya untuk menikmati indahnya Antomium, tempat wisata di Belgia yang cukup ikonik, bahkan bisa jadi bangunan ini menjadi landmark negara Belgia.

Bangunan ini dirancang seperti rangkaian atom yang cukup besar, dengan diameter 18 m. Terdapat 9 buah atom berukuran raksasa, dengan menggunakan warna putih mengkilap, 5 buah diantaranya dibuka untuk wisatawan. Di dalam atom-atom tersebut terdapat ruang pameran, ruang public, dan juga area restoran.

Selain mengajak Biru menuju ruang pameran, Al juga menyempatkan mengunjungi restoran yang terkenal di Antomium itu, dan menghabiskan makan siang mereka.

Sejak berada di toko coklat kunjungan pertama mereka, Al sudah memperingati sang istri untuk membeli oleh-oleh seperlunya saja. Al menjelaskan bahwa bukan Cuma satu tempat destinasi coklat yang akan mereka kunjungi, Al sudah menyiapkan tiga destinasi coklat yang akan dikunjunginya. Sehingga di masing-masing tempat nanti Biru bisa membawa coklat dan aneka olahan lainnya sesuka hatinya.

.....


Suasana intim sangat terasa malam ini, dengan Biru yang menyender manja di dada sang suami, dengan pemandangan malam hari di atas ketinggian lantai hotel, walaupun ada kaca besar menghalangi pemandangan malam yang dingin.

Salju mulai turun dengan pelan, membuat Biru tak henti-hentinya tersenyum.
Salju pertama di bulan desember, membuat pengalaman Biru bertambah, setelah ia sering melihat salju pertama di Korea bahkan Prancis.

Duduk manis di sofa, dengan tubuh mungil menimpa tubuh kekar suaminya, serta kehangatan yang didapat dari selimut tebal menutupi tubuh, dan juga perapian yang menyala di dalam hotel.

Mereka memutuskan untuk menikmati malam dengan berdiam diri di dalam hotel, dan melanjutkan perburuan coklatnya besok.

“Makasih yaa,...” Biru mendongakkan wajahnya untuk menatap suaminya yang barusan mengeluarkan kata-katanya.

“Makasih untuk apa?”

“Untuk kesabaran kamu selama ini, untuk kesetiaan kamu selama ini, dan untuk semuanya.”

“Mas Al engga perlu berterima kasih, karena itu udah jadi tanggung jawab aku sebagai istri. Lagian dengan adanya cobaan kemarin, kita bisa belajar banyak dari cobaan itu.”

“Seandainya mas masih belum sadar sama perasaan mas dalam waktu yang cukup lama, apa yang akan kamu lakukan?”

“Aku engga akan melakukan apa-apa. Cukup selalu berada di samping mas, jadi istri yang baik, sesuai ajaran islam dan ajaran ummi. Tapi aku akan pergi kalau mas Al sendiri yang menyuruh aku pergi.”

“Aku engga akan nyuruh kamu pergi, sayang....” Al mengeratkan pelukannya. “Sekarang dan selamanya Cuma kamu tempat aku berbagi, aku harap kamu pun begitu. Kita sama-sama berbagi suka duka, dan melewati badai bersama. Tidak ada aku, kamu, tetapi hanya ada kita, untuk sekarang dan selamanya.”

Perlahan Biru meneteskan air mata bahagianya.

“Ya Allah, terima kasih telah mengabulkan doa ku selama ini, aku berharap rumah tanggaku selalu dalam lindungan mu. Jagalah rumah tangga ini, tegur kami bila sudah terlewat dari batas. Aku akan selalu berada bersama suamiku atas Ridho darimu dan juga Ridho dari orang tua kami,” doa Biru di dalam hatinya, sembari menenggelamkan wajahnya di dada hangat itu.

“I love you...

Kembali Biru tersenyum haru.

“I love you too, mas...













!!!Typo as Always!!!


Dibuat.
Agust.29,20.

Update.
Sept.09,20.
11.50.

Mencintaimu [END].Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang