Bagian 12

12.1K 931 28
                                    

🌺🌺🌺🌺🌺

Wanita berhijab merah maroon itu keluar dari ruangan bercat putih dan berbau obat pas sekali jam dinding yang menempel diruang tunggu menunjukkan pukul setengah sembilan pagi.

Operasi sangat-sangat awal sekali hari ini, entah mengapa ketuanya memajukan jam oprasi menjadi sepagi ini, setelah dari sini Biru akan berkeliling memeriksa pasien nya yang ia operasi kemarin dan mengontrol yang lainnya.

Tok tok tok (suara pintu ruang kerja Biru diketuk lalu muncul suster jaga yang selalu mendampinginya).

“Dokter dipanggil Dokter Ketua dan ditunggu diruangannya sekarang” ucapnya lalu kembali keluar setelah Biru menganggukkan kepalanya tanda mengerti.

“Selamat pagi Dok..” Biru masuk keruangan pemimpin sekaligus pemilik Rumah Sakit itu setelah diberi izin untuk masuk.

“Pagi Biru, mari duduk” pria paruh baya itu menunjukkan kursi di depannya.

“Terimakasih Dok, ada yang bisa saya bantu?..”

“Lusa kamu gantikan saya oprasi di Korea, saya sudah bicarakan dengan pasien saya yang berada disana.” ucap Dokter ketua yang bernama Dokter Diwangka Cakra.

Soal ilmu kedokteran yang Biru miliki jangn diragukan lagi.
Biru memiliki jam terbang tinggi sama halnya dengan dokter-dokter senior yang ada di rumah sakit.

Bukan hanya kakek yang memiliki pasien pribadi, Biru juga tentu saja punya, diluar kontrak kerja rumah sakit.

Persoalan Korea, kakek memang bekerja di salah satu rumah sakit di sana, tetapi jam kerjanya tidak terlalu full.
Hanya pasien tertentu saja yang bisa kakek tangani disana, bersama dokter-dokter hebat lainnya di Korea.

Makannya itu Biru memilih spesialis yang sama dengan kakeknya, karena sedari kecil Biru sudah tahu seluk-beluk pekerjaan itu.

“Berapa hari Dok?”

“Kisaran lima hari atau seminggu paling lama, soalnya kamu juga harus kontrol pasien yang kamu operasi selama pasien itu bisa di alihkan dengan petugas medis disana.” Dokter Diwangka menjelaskan Biru hanya mengangguk mengerti. “Kamu bisa kan? harus bisa tidak ada penolakan”

Lihat lah pak tua itu.

Biru tertawa pelan “Yaa,.. sudah saya duga sebelumnya, pasti tidak terima penolakan dan ternyata benar” tawa Biru pelan hal itu juga tertular oleh Dokter Diwangka.

“Gimana kabar Abi-mu?” Dokter yang memiliki nama kecil 'Di' membuka pertanyaan prihal keluarganya.

“Alhamdulillah baik Kek..” Biru sudah mengeluarkan panggilan khususnya di luar jam kerja sedangkan yang dipanggil kakek oleh Biru lagi-lagi hanya tertawa.

“Walaupun sudah tua, Abi-mu itu sangat-sangat sulit untuk ditemui, dasar laki-laki sok sibuk.” Dokter Di mendengus sebal dan kali ini Biru yang tertawa.

“Tiga hari lagi kan ada acara keluarga besar, pasti nanti kakek juga ketemu sama Abi.”

Yaa benar apa kata Biru, tiga hari lagi keluarganya itu akan mengadakan acara rutinan yang selalu diselenggarakan setengah tahun sekali guna mengumpulkan seluruh keluarga besar, kalau tiga hari lagi, berarti kemungkinan dirinya tidak akan hadir mengingat ia baru saja ditugaskan tadi.

“Yaa, maka dari itu kakek memutuskan kamu untuk menggantikan kakek, kakek rindu suasana keluarga, jarang-jarang pula kita berkumpul. Maafkan kakek, Biru, karena kakek kamu tidak bisa hadir nanti,” pria paruh baya itu agak melow.

Mencintaimu [END].Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang