Epilog 2 (END)

23.7K 896 31
                                    


🌺🌺🌺🌺🌺

Suara celoteh bayi di dalam boxnya membuat Alby membuka matanya.

Mengusap matanya sejenak sembari melihat jam yang menempel di dinding kamarnya. "Udah jam 6" gumam Al pelan.
Dilihatnya istri cantiknya yang masih terlelap.

Al bergegas menghampiri box baby.

Senyum langsung tersungging di kedua sudut bibirnya melihat si-Abang telah bangun dan bermain dengan mainan gantung yang berada tepat di atas box mereka.

"Assalamualaikum Abang,... Selamat pagi, pintar yaa engga nangis, bangun langsung main," diangkatnya bayi berumur satu bulan itu.

"Mommy masih tidur, abisnya tadi malam kalian ngajak mommy begadang-an sih,.. Maaf yaa, daddy tidur duluan, engga temenin kalian begadang-an. Sekarang gantian daddy yang jaga kalian, mumpung hari ini weekend.
Oke kita mulai dari menyiapkan air untuk mandi kalian," dibawanya bayi itu kedalam kamar mandi, menyalakan air hangat terlebih dahulu, setelah itu menyiapkan keperluan pangeran-pangerannya, seperti baju, kalau untuk bedak, minyak, dan yang lainnya, semua sudah siap di troli khusus bedak baby dan teman-temannya.

Memang tadi malam kedua bayi mungil itu membuat sang mommy begadang-an, sedangkan Al tidak merasakan apa-apa sama sekali, sangking lelapnya ia tertidur. Karena pekerjaan kantor sedang banyaknya membuat Al kelelahan dan tidur lebih awal.

"Mandiin abang dulu yaa,.. Pasti sebentar lagi kakak bangun."

Dibukanya secara perlahan satu persatu kain yang menempel di tubuh Ghavin.

Alby sudah tidak kaku lagi dalam membantu istri cantiknya dalam mengurus twins. Berkat kelas sebelum melahirkan, dan praktik langsung yang diberi arahan sang istri, membuat Al lebih leluasa, dalam mengganti popok, atau bahkan memandikan.

Beberapa menit telah usai di kamar mandi, dengan sigap mengeringkan bayi bulat itu dengan handuk lembutnya.

"Hari ini kita pakai baju bumblebee sama celana katun. Jangan lupa pakai minyak telon biar hangat, abis itu bedak, minyak rambut, dan minyak Wangi. Jadi deh,..
Mimik cucu di bawah yaa, bareng Mbok."

Al turun ke lantai dasar rumahnya, sembari membawa bayi mungil yang masi anteng di gendongannya, dan juga beberapa botol kaca yang berisikan ASI yang sudah istrinya itu peras.

"Haii ganteng,.. Udah mandi yaa, sini sama Mbok."

Kedatangan Al disambut Mbok Isah, pengasuh baru yang ummi percayakan waktu itu.

Mbok Isah datang dua hari setelah acara aqiqah twins.

Wanita paruh baya yang usianya dibawah ummi dan bundanya. Sudah Biru anggap sebagai ibunya sendiri, karena sikap lembut dan penyayang Mbok Isah, membuat Al dan Biru mempercayakan buah hatinya kepada wanita empat puluh tahun itu.

Selain itu di rumah juga ada Mbok Ijah yang usianya sudah lanjut, mantan pengusung Alby dulu, jadi secara tidak langsung gerak gerik Mbok Isah ada yang memerhatikan selagi tidak ada Biru atau Al disampingnya.

"Panasin dulu ASI-nya mbok, saya mau mandiin si-Kakak."

"Belum bangun toh si kakak?"

"Belum mbok, mommy nya juga belum bangun. Tadi malam mereka begadang-an, biarin Biru istirahat, mumpung saya lagi libur."

Mbok tersenyum mengangguk.
Dibawanya bayi yang sudah ia anggap sebagai cucunya. Mengajaknya bermain selagi ASI di panaskan.

Mbok Ijah tidak dipekerjakan secara detail disini, mengingat usianya yang sudah lansia dibandingkan dengan yang lainnya yang ada di sini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 02, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mencintaimu [END].Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang