🍁🍁🍁
Pagi ini rencananya Biru ingin membuat stok makanan ringan yang bisa dikonsumsi lebih dari satu hari, dan rencana selanjutnya ia akan mulai packing, dikarenakan pesawat yang akan mengantarkannya ke Negara yang terkenal dengan K-Popnya itu akan terbang di malam hari.
Perihal keberangkatannya, Alby memang belum mengetahuinya, sebab setelah laki-laki itu bangun ia langsung bergegas pergi kekantor katanya ada meeting pagi, mungkin nanti kalau suaminya pulang siang atau ia akan menghubunginya sendiri melalui telphone.
Selepas sibuk dengan urusan dapur kini Biru berpindah tempat dan sekarang ia sudah berada di dalam kamarnya, memilih beberapa steel pakaian yang akan ia bawa nantinya dan memasukkannya kedalam koper.
Ditengah-tengah kesibukkan mem-packing barangnya Biru memikirkan kejadian di pagi hari tadi, dimana ia terbangun dengan tangan yang digenggam erat oleh sang suami, entahlah apa yang laki-laki itu pikirkan sebelum tidur kemarin sampai-sampai tangannya digenggam.
Jujur untuk Biru sendiri bukan termaksud wanita yang soleh-soleh amat, ia juga memulai menggunakan hijab ketika ia duduk di bangku SMP dan lumayan banyak juga teman laki-laki yang ia punya, maklum jaman segitu ia belum terlalu mengenal apa itu artinya mahram atau semacamnya, jadi ketika ia bertemu Al, sosok laki-laki yang secara tiba-tiba menjadi suaminya, ia tidak perlu memikirkan gimana kakunya dan gimana caranya menjaga jarak dengan laki-laki yang baru ia temui, apa lagi Alby berstatus suaminya, berpegangan tangan walau hanya sekedar cium tangan ketika ingin berangkat kerja itu sudah biasa ia lakukan dengan Alby walaupun hanya sebatas itu lah kedekatannya dengan sang suami.
…..
Alby pulang di jam menunjukkan angka empat sore, entahlah ia sangat lelah sekali hari ini, ketika ia sampai di dalam kamarnya, ia di kejutkan dengan sebuah koper berukuran sedang sudah bertengger rapih disamping lemari, plus tas ransel milik istrinya.
Ceklek,.. (pintu terbuka menampilkan Biru yang baru datang dengan kedua tangannya menjinjing kresek dari salah satu mini market terkenal).
“Kamu mau pergi?..”
“E,..ehh Mas Al udah pulang, ia mas aku dapat tugas ke Korea,” kaget Biru yang melihat suaminya sudah berada dikamar.
“Kamu baru bilang?..
“Maaf mas, rencananya tadi pagi tapi melihat mas langsung pergi ke kantor jadi rencananya sore ini atau nanti Biru kabari mas lewat telephone tapi Biru lupa.”
Alby menghela nafasnya sejenak sembari mendudukkan tubuhnya di sofa kamar. “Berapa lama kamu disana?”
“Kata Kakek lima atau paling lama seminggu..
“Jadi kamu tidak datang di perkumpulan keluarga nanti?..”
“Ia mas, aku udah bilang sama Ummi sama Abi, lagian Kakek yang sampaikan langsung bahwa aku engga bisa hadir karena aku juga pergi kesana untuk menggantikan Kakek. Kalau Mas Al mau datang juga engga apa-apa, ada Bang Adrian sama Bang Kaf juga kok nanti, jadi mas Al ada teman disana tapi kalau Mas Al engga mau datang juga tidak apa-apa pasti keluarga Biru maklumin kok.”
Alby manggut-manggut mengerti.
“Saya akan usahakan nanti tapi mungkin hanya sebentar karena tidak ada kamu juga nanti saya bingung di sana, anggaplah mewakilkan kamu saya datang,”
Ucapan dari mulut suaminya barusan membuat sudut bibir Biru terangkan menjadi sebuah senyuman yang sangat manis.
“Jam berapa kamu berangkat?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mencintaimu [END].
Fanfiction[Cerita ketiga yang dipublikasikan] !DON'T COPY MY STORY! Welcome pembaca baru. Jangan lupa tinggalkan jejak di setiap cerita... REVISI ACAK!!! ___________ Hanya cerita rumah tangga pada umumnya. Perjodohan yang dilakukan secara paksa. Menika...