Bagian 11

11.8K 909 38
                                    


🍀🍀🍀

Malam yang sunyi Biru duduk sendiri di balkon kamarnya.

Sudah dua hari suaminya meninggalkannya tanpa kabar, entahlah apa sangking sibuknya sampai-sampai berkirim pesan saja tidak bisa.

Dua hari sudah ia dirumah sendiri. Bunda mertuanya sempat menawarkan untuk tinggal disana tetapi dengan cara halus Biru menolak. Bukannya apa, ia hanya ingin berbuat adil saja, ia tidak mau membuat Ummi-nya kecewa dengan dirinya memilih menginap dirumah Bunda sangat jauh sekali dengan Ummi-nya yang sudah jarang dikunjunginya, walau Biru yakin Ibu kandungnya itu tidak pernah mempersalahkan, tetapi Biru hanya jaga-jaga saja.

Langit malam bertambah gelap dan udara bertambah dingin, Biru memutuskan untuk kembali masuk kekamar. Merebahkan tubuhnya di ranjang King size, setelah hampir terlelap ia dikejutkan dengan suara Hpnya yang berada di meja kecil yang ada disamping tempat tidurnya.

“Assalamualaikum Mas” salam Biru bahagia mengetahui suaminya mengabari.

“Waalaikum salam, maaf saya baru kasih kabar ke kamu, saya dan Ali benar-benar sibuk disini.”

Biru kembali tersenyum, walaupun ia sangat-sangat yakin bahwa suaminya tidak melihat senyum manisnya tetapi entah mengapa ia hanya ingin tersenyum saja. “Ia mas, engga apa-apa. Mas Al sehat kan disana?.”

“Alhamdulillah saya sehat. Besok saya pulang, mungkin sore saya sampai.”

“Ia mas, hati-hati kalau begitu.”

“Ya sudah, saya tutup telponnya, assalamualaikum.”

Seperti biasa, tidak ada kata basa-basi yang laki-laki itu sampaikan, itu sudah menjadi kebiasaan dan membuat Biru menjadi terbiasa pastinya. Yaa sudah lah, namanya punya suami yang irit bicara, terima saja.

…..

Hari ini Biru akan menyambut kehadiran sang suami dengan memasak makanan kesukaannya, walaupun tetap ia hari ini ada jadwal operasi tetapi sangat di untungkan operasi akan dilaksanakan pagi hari, jadi ia masih bisa punya banyak waktu untuk memasak nantinya.

Setelah plang dari tugas operasinya Biru bergegas pergi kepusat perbelanjaan modern dengan menggunakan mobilnya sendiri kali ini tanpa menggunakan supir. Karena waktu juga sudah menjelang siang dan sangat tidak mungkin bila ia belanja sayuran di pasar di siang bolong, makannya ia memutuskan berbelanja di mal.

Berbelanja sudah, wanita berhijab itu sekarang sudah berada didapur, menyiapkan menu makan malam. Tadi sekretaris suaminya  memberitahukan bahwa mungkin suaminya akan tiba di rumah malam hari jadi sangat-sangat diuntungkan Biru sehingga dengan semangatnya wanita itu menyiapkan menu makan malam setelah terhitung tiga hari dari sekarang ia dan suami tidak bertemu.

…..

Makanan sudah tertata rapih di meja makan, Biru juga sudah rapih dengan gamis rumahannya dan hijab instannya.

Waktu sudah menunjukkan pukul setengah tujuh malam dan Biru dengan senyum cerianya menunggu sang suami.

Tujuh,..  delapan,... sembilan,.. sepuluh... 

Sudah berapa kali Biru melirik jam yang menempel didinding ruang makan, hingga waktu menunjukkan pukul sepuluh malam tetapi suaminya itu belum kunjung datang, apakah Jakarta semacet itu sampai-sampai butuh waktu empat jam untuk sampai kekomplek perumahannya dari bandara?

Tak terhitung pula Biru menghubungi Alby melalui ponselnya tetapi mau sampai berapa sambunganpun panggilannya tidak diangkat juga. Akhirnya Biru memutuskan untuk menghubungi Ali setelah tak tahan menunggu terlalu lama.

Mencintaimu [END].Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang