Bagian 30

16.6K 934 45
                                    


🌼🌼🌼🌼🌼

“Saya mau memperbaiki rumah tangga kita.”
Sebaris kata yang terucap dari bibir tebal laki-laki berstatus suaminya itu, nyatanya membuat Biru cukup terkejut dengan perasaan yang tidak karuannya.

Dibawanya tangan mulus itu ke genggamannya, “Maafin sikap mas selama ini. Mari kita hidup bersama sampai ajal nanti,” ucapan terakhir itu dibarengi dengan sebuah kecupan manis yang menghinggapi dikenang Biru.

Mata hazel itu terpejam seiring kecupan hangat itu.
Perlahan setetes bening air mata turun dari pelupuknya.
Entahlah, Biru sangat-sangat bahagia saat ini.

Al membawa sang istri kedalam dekapannya.

Air mata itu kembali mengalir deras dengan Biru yang menggenggam erat pinggang sang suami.


......


Suara adzan telah menggema di beberapa penjuru, membuat Al terusik dari tidurnya dan membuka mata hitamnya.

Di pandangnya wajah teduh yang memancar kelembutan itu, membuat Al menyunggingkan senyumannya.

Sudah berapa hari yang ia lewati bersama wanita yang berada disampingnya ini.
Sudah berapa waktu ia biarkan percuma dengan ke acuhannya selama ini.
Akan tetapi, walaupun sebanyak apapun waktu yang ia buang secara percuma untuk istrinya, Al tidak pernah menyesalinya sama sekali, karena dari waktu yang terbuang itulah, ia banyak belajar tentang kesetiaan, dan rasa sabar dari istrinya.

Al menutupi tubuh polos tak berbusana sang istri, membuat Biru terusik dan membuka mata hazelnya.
Seketika pipi itu bersemu merah melihat tubuh polos dirinya dengan suaminya.

“Mas Al ngapain?” tanya Biru sembari menutup wajahnya dengan selimut tebal karena melihat sang suami yang terus menatapnya.

“Lagi mandangin bidadari baru bangun tidur,” jawab Al seraya tersenyum pelan.

“Kok gombal, udah sana mandi,” usir Biru masih dengan menutupi setengah wajahnya.

“Engga mau mandi bareng?” kerling Al, jahil.

“Mass,... Seneng banget buat aku malu kaya gini,” rengek Biru yang sebentar lagi akan terbang menembus atap hotel.

.....


Sepasang suami istri itu turun dari kamar hotel yang mereka tempati, menuju restoran yang sudah di tentukan keluarga besarnya.

Biru terlihat anggun menggunakan Blue Waternya.
Sedangkan Al, seperti biasa stelan celana dasar dan jasnya, kini Biru memilih kemeja putih sebagai dalaman jas.
Tidak ada tema untuk pesta malam, semua bebas berpakaian sesuai warna pilihannya, berbeda dipesta formal pagi tadi.

Dengan hati-hati biru berjalan, karena gaun yang lumayan panjang sampai menyentuh lantai.

Sebelum kembali mengadakan resepsi malam, Bang Andrian mengundang keluarganya untuk makam malam bersama terlebih dahulu, barulah mereka sama-sama pergi ke gedung pernikahan.

Biru tersenyum cerah melihat kakek beserta oma opa dari sang suami.

“Ini dia yang di tungguin dari tadi,” ucap kakek.

Kini sekarang Al dan Biru bergabung dengan para kakek dan nenek mereka.

“Opa sudah mengetahui semuanya, semua rencana kamu besok juga. Kalau kamu merasa butuh bantuan opa, kamu tinggal bilang.”

Al mengangguk mengiakan, sebenarnya Al tidak ingin meminta pertolongan siapa-siapa untuk masalah kali ini, biarlah ia menanganinya sendiri sesuai dengan versinya.

.....



Tidurnya terusik karena tubuhnya terus menerima usapan-usapan halus dari teman tidurnya, siapa lagi kalau bukan suami tampannya.

Sehabis subuh tadi, Biru kembali melanjutkan tidurnya, mengingat pergulatan panas yang kembali terjadi untuk kedua kalinya.

Biru menelusupkan kepalanya di dada bidang itu, membiarkan sang suami mengelus punggung mulusnya.

Hari ini tepat diadakannya konfrensi pers besar-besaran menyangkut hubungan rumah tangganya dan juga masalah lain yang terus terjadi belakangan ini.

Alby sudah menetapkan waktu konferensi yaitu di jam sepuluh pagi, dan sudah dipastikan wartawan dari stasiun televisi ternama serta radio-radio ternama datang meliputi kegiatannya nanti.

Inilah sebenarnya waktu yang Al tunggu-tunggu. Ia terlalu muak menerima kejahatan seseorang terhadap hubungan rumah tangganya.

Selepas ini, Al benar-benar mempercayai semuanya kepada pihak yang berwajib.
Biarlah sanksi sosial serta sanksi yang diatur oleh undang-undang yang akan berjalan, Al sudah tidak mau mengotori tangannya kembali.

“Mas,..” suara itu membuyarkan lamunan Al.

Hmmm,..” jawab Al sembari mengeratkan pelukannya.

“Lagi mikirin apa?”

“Mikirin istri mas.”

Pipi Biru bersemu.
Semenjak suaminya sudah berubah, sikap baru yang Biru ketahui, yaitu suaminya ternyata penggoda ulung, dan selalu membuatnya malu tak berkutik dengan semburan merah di pipinya.

“Negara mana yang ingin kamu kunjungi saat ini?” tanya Alby.

“Belgia,” jawaban spontanitas Biru.

“Kenapa ke Belgia?”

“Pengen jalan-jalan sambil makan coklat yang enak-enak.”

“Oke, minggu depan kita ke Belgia.”

Biru mendongakkan wajahnya, menatap wajah sang suami.

“Mas bohong kan?”

“Engga.”

“Mas sendiri ngapain ke Belgia?”

“Yaa honeymoon lah sama kamu,” seketika Biru memukul dada bidang yang ada dihadapannya.

“Ngaco, rumah tangga udah mau dua tahun, pake segala honeymoon,” kekeh Biru.

“Sekarang mas tanya, kamu udah pernah honeymoon sama mas?

“Belum”jawaban yang dibarengi dengan gelengan pelan.

“Anggaplah kita ini pengantin baru, lagian honeymoon bukan Cuma buat pengantin baru doang sayang,..” kerling Al mengedipkan satu matanya, dan kembali membuat pipi itu bersemu. Cepat-cepat Biru menenggelamkan kembali wajahnya di dada bidang itu.
“Nanti mas antar ke kamar ummi yaa.”

“Kok gitu?” bingung Biru.

“Sambil nunggu mas selesai dengan urusan nanti, disana ada bunda juga yang temenin kamu.”

“Terus, aku engga liat mas nanti?”

“Pengen banget yaa ngeliat mas terus, engga mu berhenti,” kembali Al menjahili istrinya itu.

“Maksud aku liat mas konfrensi pers nanti.”

“Nanti bakalan di siarkan live di TV, kamu tinggal duduk anteng nonton sama ummi, bunda dan yang lainnya,” Biru mengangguk paham.

......


Setelah acara mandi dan sarapan di kamar, Al bergegas mengantar istrinya ke kamar yang sekarang ditempati mertuanya itu, selagi sarapan tadi entah sudh berapa kali umminya memanggil melalui telepon, bilang menunggu Biru yang tak kunjung datang.

Beberpa keluarga lainnya juga memutuskan tinggal dihotel sejenak selepas resepsi malam kemarin.
Untuk Al sendiri memang sudah reserv kamar sendiri, sedangkan untuk para orang tua sudah ada pengantin baru yang membayarnya.

Bang Adrian juga memutuskan besok berangkat honeymoon bersama istrinya, abang iparnya itu ingin melihat juga bagaimana proses penyelesaian masalah versi adik iparnya.

“Ditungguin loh, lama banget,” cibir bunda yang baru melihat mantunya masuk kekamar besannya, ternyata bunda juga sudah stay dikamar ummi.

“Sarapan dulu bun,..”

“Ini sudah jam setengah sembilan kalian baru selesai sarapan? Dari tadi ngapain aja?” kaget bunda sekar.

“Urusan suami istri lah bun, bunda kaya engga pernah muda aja,” kerling Al, membuat Biru membulatkan matanya.

“oh yaa? Berarti Al dan Biru junior lagi otw dong?” senyum bunda secerah matahari terbit pagi ini.

Al hanya terkekeh mendengar penuturan bundanya, berbeda dengan Biru yang sudah bergerak acak tanda malu.

“Udah sana, kamu ditunggu abi dan ayah mu dari tadi di ruang konferensi pers, sekretaris kamu juga udah ada disana.”

“Yaudah, aku kesana. Jagain Biru yaa bun, doain aku juga.”

“Sip kalo urusan jagain istri kamu mah engga usah kamu omongin bunda dan ummi akan menjaganya sepenuh hati, doa juga engga putus-putus buat kalian.”

Sebelum benar-benar pergi, Al menyempatkan berpamitan kepada ibu mertuanya terlebih dahulu.

Sekarang ia sudah berada di lift yang sedang mengantarkan dimana lantai tempat konfrensi pers nanti berlangsung.

Al berharap rencananya hari ini berjalan dengan lancar. Ia juga berharap sehabis ini tidak ada “Next Qirani” berikutnya yang membuat kehidupan rumah tangganya risih dan tidak nyaman.



















Bagaimana tanggapan kalian setelah melihat secuil keromantisan Alby ke Biru?

Untuk part selanjutnya aku butuh vote di bagian 29 & 30 jadi 100++ vote yaa,... Nanti baru aku update part selanjutnya.

Terus dukung penulis abal-abal yang banyak maunya ini, reader's,..

See yaa








!!!Typo as Always!!!


Agust.21,20.

Mencintaimu [END].Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang