11

710 39 1
                                    

Tok tok tok

Sahara mengetuk pintu rumah Salwa. Setelah menyelinap keluar tanpa sepengetahuan siapapun yang ada di rumah, Sahara menemui Salwa untuk tahu alasan mengapa sikap Salwa tadi di sekolah demikian.

Ckreeek...

Pintu terbuka dan menampakkan Salwa yang terlihat kaget dengan kedatangan Sahara.

"Sa, kok Lo sampe sini? Masuk masuk!" Salwa mempersilahkan.

Kemudian keduanya duduk di ruang tamu rumah Salwa.  Sahara duduk di samping Salwa, di sofa panjang yang ada di ruangan itu.

"Sal, Lo kenapa sih tadi?" Tanya Sahara memulai pembicaraan.

"Tadi?" Salwa pura-pura tidak mengerti.

"Lo cemburu ya, Reno nawarin gue bareng?" Tebak Sahara.

"Apaan sih? Eng-nggak!" Sangkal Salwa.

"Sal, gue itu sahabat Lo! Nggak cuma sehari dua hari kita temenan. Katanya kalo ada apa-apa harus cerita? Kok Lo enggak ke gue?"

Salwa diam. Dia sendiri bingung harus bagaimana menjelaskan ke Sahara. Sebenarnya dia sendiri sudah bisa menebak Sahara akan menanyakan hal ini, tapi tidak diduganya Sahara akan langsung menemuinya ke rumah seperti ini.

Salwa menghela nafas "Okey deh gue cerita!"

"Gue.. gue emang suka.. sama ... Reno" Salwa memberi Jeda "Udah dari kita SMP. Tapi gue nggak berani bilang".

"Dari kelas 1 SMP gue deket sama Reno, kita satu kelas terus dan selalu bareng sama Reno. Karena itulah, lama-lama gue suka sama dia. Tapi waktu masuk SMA, kita beda kelas dan sikap Reno mulai berubah".

"Apalagi setelah gue tau Reno Deket sama Lo, gue tau kalo dia suka sama Lo. Dan kalian memang Deket. Tadinya gue kira Lo jadian sama Reno, tapi gue akhirnya tau kalo Lo sepertinya sukanya sama mas Yoga".

"Tapi kemaren, waktu Reno nawarin Lo bareng, gue... gue nggak bisa nahan emosi. Gue.. gue..."

"Gue ngerti, Sal!" Sahara meraih tangan Salwa dan menggenggamnya "Lo tenang aja, gue cuma anggep Reno sebagai sahabat gue. Nggak lebih dan nggak akan lebih!".

"Dia memang selalu bantu gue, nolong gue, dan selalu ada buat gue. Tapi bukan berarti gue jadi punya rasa sama dia kan? Apalagi sekarang gue udah di jodohin sama seseorang, tambah nggak mungkin lagi kan gue sama Reno?".

"Gue tau Lo lagi suka sama seseorang, tapi gue nggak tau kalo orang itu Reno. Bahkan gue nggak pernah tau kalo kalian pernah deket sebelumnya. Gue malah ngiranya Lo suka sama ustadz Fathur" Sahara terkekeh.

"Gue itu cuma kagum aja sama ustadz Fathur, Sa. Orang semuda dia udah taat banget agamanya. Pembawaannya tenang, baik, ramah, murah senyum, siapa sih yang nggak suka sama ustadz Fathur dalam sekali pandang? Kayanya cuma elo deh!" Salwa terkekeh juga.

"Nah, gitu dong senyum!" Sahara mencubit kedua sisi pipi Salwa gemas.

"Aw! Sakit Sa!" Pekik Salwa membuat Sahara dengan cepat melepas cubitannya.

Mereka saling tatap sesaat. Detik berikutnya mereka tertawa bersama. Lega, itu yang ada di hati kedua bersahabat itu.

***

Sahara baru memasuki rumah ketika mendapati Fatma duduk di sofa ruang tamu sembari menatapnya tajam.

"Dari mana dek?" Tanya Fatma datar.

"Eng, itu ma, dari tempatnya Salwa" jawab Sahara takut-takut.

"Kenapa nggak ngajak mas Fathur atau mbak Fah?" Fatma berdiri mendekati Sahara "Mama udah bilang kan, jangan pergi sendiri!"

Di Atas Langit [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang