1 tahun kemudian....
"YEEEEEEY! GUE LULUUUUSS!!!"
"AKHIRNYA, 3 TAHUN GUE LUNAS!"
"STATUS BARU!!"
"CALON MANTEN!! EH, CALON MAHASISWA!!"
Teriakan dan pekikan gembira para siswa menggema memenuhi segala penjuru sekolah. Hari ini adalah hari pengumuman kelulusan SMA Negeri, tempat Sahara mengenyam pendidikan 3 tahun terakhir. Suasana gaduh tak terelakan.
Sahara masih terdiam di depan papan pengumuman. Senyum tersungging dari bibirnya. Namanya terpampang dengan nyata, dinyatakan lulus dengan nilai tertinggi.
"Sahara!"
Gadis berjilbab itu menoleh, mendapati Salwa dan Ajeng berlari mendekat ke arahnya.
"Selamat ya! Nilai tertinggi, gilak!" antusias Salwa.
Sahara segera memeluk dua sahabatnya. Beberapa waktu dibiarkan mereka menumpahkan kebahagiaannya. Setelah puas, mereka saling melepas pelukan.
"Makasih, ya. Ini semua berkat support dari kalian!" ucap Sahara tulus.
"Iya, kitanya kasih support. Elo nggak kasih contekan!" cibir Ajeng.
Sahara menaikkan sebelah alisnya menatap Ajeng.
"Canda, deng!" Ajeng meringis memamerkan deretan giginya.
"Yeeeeu!" sorak Salwa dan Sahara bersamaan.
Ajeng tertawa. Melihat teman-temannya tertawa lepas, rasanya Sahara sedikit terhibur. Biarpun masih saja hatinya merasa kosong. Padahal sudah 1 tahun lamanya. Tetap saja, sulit bagi Sahara untuk mengikhlaskan. Ikhlas dengan semua yang terjadi pada dirinya.
***
"Jadi, lo beneran mau kuliah ke AS?" tanya Salwa sembari menyantap siomay di hadapannya.
"Iya, Sal. Sayang kan, dapet beasiswa ke sana tapi nggak jadi berangkat." Sahara menghela nafas gusar.
"Lo udah yakin mau berangkat?" tanya Ajeng memastikan.
Shara menatap dua sahabatnya itu bergantian. Tak berapa lama dia mengendikkan bahunya sebagai jawaban pertanyaan Ajeng.
"Ck. Gue yakin banget nih, belom bisa move on!" cibir Salwa sembari menyudahi kegiatan makan siomay-nya.
"Bukan masalah move on-nya, Sal. Tapi mama di sini sendiri!" elak Sahara.
"Kakak lo ma..."
"Masih di rumah sakit." potong Sahara cepat.
Salwa dan Ajeng menatap iba Sahara yang kini tengah tertunduk sedih.
"Gue nggak ngerti. Kenapa cinta bisa bikin orang jadi segila itu? Bahkan rela dapetin orang yang dia cinta dengan berbagai cara. Termasuk menyakiti orang lain." Sahara semakin menundukkan kepalanya.
Salwa mengusap bahu Sahara lembut, "Kakak lo sakit, dia nggak sadar udah berbuat kaya gitu!"
"Tapi kenapa harus dia? Kenapa harus..."
Sahara diam. Air matanya perlahan mengalir. Mengingat peristiwa itu, sungguh mengerikan. Meski sekarang, Sahara sudah bisa mulai membuka semuanya.
"Mas Yoga?" tebak Ajeng.
Sahara mengangguk. "Kenapa harus mas Yoga..." lirih Sahara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Atas Langit [ COMPLETED ]
RomanceKisah seorang Sahara, gadis milenial kekinian yang di jodohkan dengan seorang pemuda pilihan almarhum sang Ayah, Fatur. Meski awalnya menolak, lama-kelamaan Sahara mulai tertarik dengan Fatur. Namun belakangan Sahara tahu, Arafah kakaknya juga meny...