25

693 39 0
                                    

Fathur baru keluar dari kelasnya mengajar ketika Maryam menghampirinya. Maryam menatap Fathur dengan tatapan tidak terdefinisikan. Fathur tahu itu tatapan penuh tanya, dan Fathur tidak bisa menghindar dari pertanyaan yang mungkin sebentar lagi akan di utarakan Maryam.

"Fathur, umi mau bicara sama kamu. Bisa duduk sebentar?" Tanya Maryam.

"Bisa umi" jawab Fathur.

Maryam dan Fathur kemudian duduk di salah kursi panjang di lorong pesantren.

"Ada apa umi?" Fathur menatap Maryam.

"Kamu ada masalah? Sepertinya kamu kurang bersemangat hari ini" Maryam mengamati wajah putra asuhnya itu.

Fathur menunduk tidak menjawab. Hanya dengan bahasa tubuh Fathur, Maryam tahu Fathur membenarkan pertanyaannya.

"Sahara?" Tanya Maryam lagi.

Fathur menghela nafas kemudian mengangguk pelan. Fathur mulai menatap Maryam lagi.

"Sahara meminta Fathur menjauhinya dan menikah dengan Arafah" Gusar Fathur.

Maryam mengusap lembut lengan Fathur. Maryam tahu, ini kali pertama Fathur merasakan rasa istimewa itu. Rasa yang bisa membawa senang sesenang-senangnya juga sedih sesedih-sedihnya.

"Pasti ada penyebab dia bisa berkata demikian kan?" Tebak Maryam.

Fathur pun bercerita tentang perkataan Danu di meja makan malam itu. Setidaknya dengan bercerita dengan Maryam, beban hatinya menjadi sedikit lebih ringan.

"Kamu sendiri suka tidak sama Arafah?" Maryam tersenyum menggoda.

"Umi ini, Fathur kan dijodohkannya sama Sahara. Ya Fathur harus menjaga perasaan Sahara"

"Jaga perasaan apa terlanjur sayang?" Goda Maryam lagi.

"Umi" Fathur salah tingkah.

"Kalau memang kamu sayang dan cinta sama Sahara, ungkapkan. Yakinkan dia kalau hanya dia yang benar-benar ingin kamu halalkan. Dan tentang dia marah, itu mungkin karena dia cemburu dengan Arafah" ujar Maryam.

"Cemburu?" Fathur tidak mengerti.

"Iya. Kalau benar dia cemburu, itu tandanya dia juga punya rasa sama kamu" Maryam tersenyum.

"Tapi sepertinya Sahara sukanya sama orang lain, umi!" Desah Fathur kecewa.

"Coba kamu ajak dia bicara dari hati ke hati" saran Maryam "Jangan cuma menerka hal yang belum pasti".

Fathur terdiam sejenak kemudian mengangguk paham.

"Akan Fathur coba" jawab Fathur.

***

Arafah duduk di sofa ruang keluarga bersama Danu. Mereka bercerita dan bercanda akrab. Hanya berdua, Fatma kali ini sedang pergi, Sahara mengurung diri di kamar, dan Fathur belum pulang dari pesantren.

Tadinya Arafah menunggu Fathur yang katanya akan membantu menyelesaikan tugasnya sepulang Arafah kuliah. Tapi ternyata pria itu belum juga terlihat sampai sekarang. Dan Danu datang menemani Arafah yang terlihat kesal menunggu.

"Fah, om mau tanya deh, kamu itu ada rasa nggak sih sama Fathur? Suka gitu?" Tanya Danu tiba-tiba.

"Om ini apa-apaan sih? Fathur itu kan calon tunangan Ara. Mana mungkin Fah suka sama dia" elak Arafah.

"Masa sih? Padahal kalian cocok loh!"

Arafah tersenyum kaku. Cocok tapi kalau tidak berjodoh juga mau apa?

Di Atas Langit [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang