Fathur fokus dengan kemudinya. Di sampingnya Arafah juga fokus menatap ke depan. Biarpun sesekali Arafah mencuri pandang ke arah Fathur. Bukannya Fathur tidak tahu, dia hanya tidak ingin menanggapi. Bukan karena marah, tapi hatinya masih bergejolak karena sikap Sahara yang tidak ingin berangkat ke sekolah dengan Fathur.
"Emmm, Fat. Kamu masih kepikiran Ara ya?" Tanya Arafah memecah keheningan .
"Iya. Aku takut dia celaka seperti kemarin" jawab Fathur jujur.
"Kenapa kamu nggak maksa dia buat tetep di antar sama kamu?" Tanya Arafah lagi.
Fathur tersenyum "Perjodohan dan peristiwa kemarin sudah membuat Sahara tertekan, mana mungkin aku tega memaksa Sahara lagi dengan hal sepele seperti tadi".
"Kamu sayang ya sama Ara?"
Fathur sedikit tersentak dengan pertanyaan Arafah. Tapi Fathur berusaha tetap tenang.
"Tentu saja. Aku sayang semua anggota keluarga almarhum ayah Bahar. Mama, kamu, juga Sahara. Untuk itu aku sudah berjanji sama ayah akan selalu menjaga kalian" jawab Fathur.
Arafah ber-oh ria sembari mengangguk. Sebenarnya bukan hanya itu jawaban yang ingin di dengar Arafah. Tapi, ya sudahlah. Dia yakin Fathur hanya simpatik terhadap Sahara.
"Oiya, Fat. Nanti kita langsung ke perpustakaan kampus ya? Bantu aku bikin tugas" ajak Arafah.
"Maaf Arafah, tapi aku harus ke pesantren. Ada jadwal mengajar di sana" tolak Fathur halus.
Bukan alasan yang sebenarnya. Fathur hanya ingin menenangkan hatinya terlebih dahulu. Pikiran dan hatinya sedang tidak sinkron. Tidak bisa di ajak kompromi untuk berpikir.
"Bagaimana kalau nanti sepulang kamu kuliah saja di rumah?" Usul Fathur.
Sejenak Arafah berpikir.
"Yaudah deh, nanti aja di rumah" Arafah setuju 'Yang penting sama kamu' batinnya kemudian.
***
Sahara berjalan cepat menuju taman belakang sekolah. Dirinya terus merutuki mulutnya yang tidak bisa di kontrol ketika emosinya mulai tinggi. Bukan karena malu jadi bahan ejekan, tapi risih dengan tatapan tidak suka mereka ketika tahu Sahara adalah calon istri ustadz tampan yang dielu-elukan cewek seantero sekolah.
Bukankah ekspetasinya calon istri ustadz itu harus yang berjilbab, Sholehah, pintar mengaji, lemah lembut, bisa menjaga sikap dan perilaku. Dan itu semua ada pada Arafah, kakaknya. Bahkan ketika Salwa dan beberapa siswa tahu Fathur dan Arafah satu mobil, mereka malah mendoakan keduanya berjodoh.
Dan Sahara? Gadis milenial yang lebih suka mengikuti kata hatinya sendiri. Gadis manja dan egois juga sedikit urakan walaupun pintar. Sangat bertolak belakang dengan Arafah. Pasti mereka akan mengecam Sahara setelah mendengar celoteh khilafnya tadi.
BYUUUURRR..
Tiba-tiba seseorang mengguyur tubuh Sahara dengan air. Sahara gelagapan karena air juga masuk saluran pernafasannya. Dia segera menoleh untuk mengetahui siapa pelakunya. Sahara membulatkan matanya ketika mendapati Desi berada di belakangnya membawa sebuah ember yang telah kosong. Ya, dia pelakunya.
"Desi! Apa-apaan sih Lo?!" Omel Sahara "Jadi basah kan gue!"
"Itu pelajaran buat Lo! Lo jangan harap bakal bisa jadi pendamping ustadz Fathur! Ustadz Fathur itu milik gue!" Cetus Desi.
"Des, Lo nyiram gue hanya karena Lo nggak terima gue di jodohin sama ustadz Fathur?" Sahara terkekeh " Lo siapanya? Pacarnya bukan!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Atas Langit [ COMPLETED ]
عاطفيةKisah seorang Sahara, gadis milenial kekinian yang di jodohkan dengan seorang pemuda pilihan almarhum sang Ayah, Fatur. Meski awalnya menolak, lama-kelamaan Sahara mulai tertarik dengan Fatur. Namun belakangan Sahara tahu, Arafah kakaknya juga meny...