26

697 40 0
                                    

"Ara dan Fathur nggak boleh bertunangan?!" Pekik seseorang, membuat Danu dan Fathur mendongak ke asal suara.

"Kamu!" Danu mengernyitkan keningnya.

"Yoga!" Gumam Fathur.

"Ara itu pacar saya, om! Ara nggak boleh bertunangan sama dia!" Yoga menatap Fathur tajam.

"Yoga, kita bisa bicarakan semuanya baik-baik" Fathur mencoba menenangkan.

"Diem Lo! Lo mau ngerebut Ara dari gue kan?!" Tuduh Yoga.

Fathur berdiri kemudian mendekati Yoga yang masih menatapnya tajam.

"Tenang dulu, Yoga. Kita bicara baik-baik" Fathur berdiri tepat dihadapan Yoga.

Danu yang menyaksikan dua lelaki itu memperebutkan salah satu keponakannya, hanya bisa melihat. Bukan dia ingin tutup mata, tapi biarlah mereka menyelesaikan masalah mereka dengan cara mereka.

"Dasar perebut cewek orang!" Geram Yoga.

"Aku tidak pernah merebut Sahara dari kamu. Aku hanya menjalankan amanat yang sudah diberikan kepadaku. Perkara Sahara mau menerima aku atau tidak, itu keputusan Sahara. Kalaupun dia menolak, yasudah aku tidak akan memaksa!" panjang lebar Fathur.

"Sok bijak banget sih Lo?! Gue tau Lo ustadz yang tampan, pintar, dan banyak penggemar. Tapi bukan berarti Lo bisa seenaknya bikin Ara bertekuk lutut sama lo!"

"Istighfar, Yoga. Kita selesaikan semuanya dengan kepala dingin" pinta Fathur.

"Gue peringatin sama Lo, jangan pernah coba rebut Ara dari gue! Atau Lo bakal terima akibatnya!" Ancam Yoga.

Fathur terdiam, begitu juga Danu yang masih setia menjadi pendengar. Fathur menghela nafas, hatinya jadi tak menentu. Yoga melenggang pergi, menuju kamar Sahara. Danu bangkit kemudian mendekati Fathur.

"Jaga Ara, Fathur. Jangan sampai Sahara jatuh ke tangan orang yang temperamental seperti itu!" Danu menepuk bahu Fathur kemudian beranjak pergi.

***

Tok tok tok

Sahara menyeka air matanya. Rasanya enggan untuk Sahara menemui siapapun yang berada di balik pintu kamarnya.

Tok tok tok.

"Ara, please bukain pintunya! Gue mau ngomong sesuatu!" Seru Yoga dari luar kamar

"Ngapain lagi sih tuh orang?" Gerutu Sahara bergumam.

"Ra, bukain atau gue dobrak pintunya!"

Sahara memutar bola matanya jengah. Dengan malas Sahara beranjak membuka pintu kamarnya. Yoga segera masuk kamar Sahara dan duduk di tepi ranjang tidur Sahara. Sahara pun ikut duduk di samping Yoga.

"Ada apa?" Tanya Sahara ketus.

"Jangan mau tunangan sama Fathur, Ra. Gue mohon!" Mohon Yoga.

"Urusannya apa sama mas Yoga? Hidup juga hidup gue!" Kata Sahara datar.

"Ra, gue sayang sama Lo! Gue nggak mau Lo jadi milik orang lain selain gue!"

Yoga menangkup wajah Sahara kemudian mengarahkannya tepat di depan wajah Yoga.

"Gue bener-bener cinta sama Lo, Ra! Kita dari kecil sama-sama terus, gue nggak bisa tanpa Lo!" Ucap Yoga tulus.

Di Atas Langit [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang