22

638 39 1
                                    

Seorang dokter keluar dari kamar Sahara. Fatma dan Fathur segera menyambut dokter itu. Perasaan harap-harap cemas menyelimuti hati Fatma dan Fathur.

"Gimana keadaan Sahara dok?" Tanya Fatma.

"Sahara sepertinya mengalami trauma. Ketakutan yang berlebihan akan pengalaman buruk, menjadikannya krisis kepercayaan terhadap orang-orang di sekitarnya" jelas dokter itu.

"Apa anak saya bisa sembuh dok?" Fatma menatap sendu.

"Bisa. Melalui pendekatan untuk mendapat kepercayaan Sahara kembali. Tapi semua harus pelan-pelan ya Bu. Jangan sampai membuat Sahara kembali mengingat peristiwa buruk yang dialaminya"

"Saya akan beri beberapa resep obat untuk Sahara. Kita tunggu perkembangan Sahara dalam 3 hari. Jika selama 3 hari Sahara tidak kunjung membaik, sebaiknya dia harus di bawa ke psikiater".

"Tapi... Anak saya nggak gi..."

"Ma, Sahara pasti akan sembuh. Mama jangan khawatir ya?" Fathur mencoba menenangkan Fatma.

Dokter itu kemudian menulis resep obat dan memberikannya pada Fatma. Fatma menghela nafas gusar. Hatinya jadi kacau ketika dokter itu menyebut nama psikiater. Apa Sahara sudah gila?

"Kalau begitu saya pamit dulu ya ,Bu" pamit dokter itu.

"Mari saya antar dok" Fathur mempersilahkan.

"Fathur, sebaiknya kamu di sini. Takutnya Sahara bangun dan mencari kamu. Biar mama yang antar dokter ke depan".

Fathur mengangguk setuju. Kemudian Fatma beranjak bersama dokter itu meninggalkan Fathur sendiri.

***

Fathur berjalan menuju kamar Sahara dengan sepiring nasi sayur dan segelas susu untuk Sahara. Sesaat Fathur berhenti ketika melihat Fatma sedang mengamati anak gadisnya di ambang pintu kamar Sahara. Raut wajah sedih jelas terpancar. Fathur pun mendekati Fatma.

"Ma" Sapa Fathur lembut.

Fatma menoleh "Fathur!"

Fatma melihat sekilas apa yang di bawa Fathur "Waktunya Ara makan ya?"

"Iya, ma" Fatur diam sejenak "Mama mau bawakan makanan Sahara?"

"Mama takut Sahara histeris lagi, Fathur" lirih Fatma.

"Coba dulu saja, ma. Siapa tau Sahara sudah lebih tenang setelah minum obat dari dokter. Fathur temani mama ya?" Tawar Fathur.

Biarpun ragu, akhirnya Fatma mengangguk. Kemudian keduanya masuk ke kamar Sahara. Fatma duduk di samping Sahara dan mengusap lembut pipi Sahara.

Merasa terusik, Sahara membuka matanya. Dia terperanjat ketika mendapati wanita baya itu ada di depannya. Sahara belum bisa menerima orang lain selain Fathur. Matanya mengerling mencari sok-sok tampan yang menenangkan itu.

"Sahara" Fathur mendekati Sahara "Makan sama mama ya?"

Sahara menggeleng cepat. Diraihnya tangan Fathur dan digenggamnya erat. Fathur duduk di samping Sahara mencoba menenangkan gadis itu.

"Sahara, ini mama kamu. Dia orang baik. Sama seperti aku, dia juga akan selalu melindungi kamu" ujar Fathur lembut.

Sahara menatap Fathur beberapa saat, kemudian beralih ke Fatma.

Di Atas Langit [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang