14

643 35 0
                                    

Malam itu acara api unggun hari pertama di mulai 1 jam yang lalu. Saat ini acara yang sedang berlangsung adalah pembekalan untuk kegiatan outbound esok hari oleh para pembina dan pengawas. Semua peserta memperhatikan dengan seksama, termasuk Sahara dan dua sahabatnya.

Sahara masih diam memperhatikan penjelasan dari pak Gito ketika Deta datang membawakan teh hangat untuk para peserta. Tepat di depan Sahara, Deta menyodorkan teh hangat itu dengan sedikit kasar, membuat isi gelas sedikit terpercik ke tangan Sahara.

"Aw, panas!" Pekik Sahara.

"Eh, sorry!" Ucap Deta.

"Kak Deta sengaja ya?!" Salwa berdiri menatap Deta tajam.

Sedangkan Ajeng membantu Sahara membersihkan dan meniup tangan Sahara yang kini memerah karena air panas yang mengenainya.

"Gue nggak sengaja! Sahara, maafin kakak ya?" Deta memohon, tentu saja pura-pura.

"Udah kak, nggak papa. Ini juga nggak kenapa-kenapa kok" ujar Sahara sembari meniupi tangannya.

"Sa, gue liat dia sengaja!" Salwa tidak terima.

"Sahara aja bilang nggak kenapa-kenapa, kok Lo sewot sih?!" Deta meninggikan suaranya.

"Karena Lo emang mau nyelakain Sahara!" Salwa menunjuk tepat di depan muka Deta.

"Hei, kalian yang ribut-ribut! Ada apa? Denger nggak bapak ngomong apa?" Tegur pak Gito.

"Ini pak, kak Deta sengaja numpahin teh panas ke tangan Sahara!" Adu Salwa.

"Nggak pak, saya nggak sengaja! Salwa aja yah baperan!" Sangkal Deta.

Tidak lama, Yoga datang tergesa-gesa kemudian meraih tangan Sahara yang terkena air panas. Dilihatnya tangan yang mulai memerah itu.

"Sakit?" Tanya Yoga mematap Sahara penuh perhatian.

Sahara menggeleng "Udah enggak mas. Cuma masih merah aja!".

Yoga mengusap sebentar tangan Sahara kemudian melepaskannya. Sejurus kemudian Yoga mendekati Deta dan menatapnya tajam.

"Ikut gue!" Perintah Yoga dengan nada tajam.

"Tapi Ga, gue nggak sengaja!"

"Ikut gue!" Ulang Yoga dengan nada lebih tinggi.

Tanpa penolakan lagi Deta mengikuti Yoga yang melangkah meninggalkan acara api unggun itu.

"Baiklah, bapak lanjutkan lagi!"

Pak Gito pun melanjutkan penjelasannya, dan berlanjut dengan acara lainnya hingga tengah malam menjelang.

***

Yoga berhenti di belakang tenda pengawas kemudian mendudukkan diri di rumput dan memandang luas hamparan sawah di depannya. Deta yang baru saja sampai kemudian mendudukkan diri di samping Yoga.

"Kenapa Lo nyiram Sahara?" Tanya Yoga datar.

"Gue nggak sengaja, Yoga!" Deta memutar bola matanya.

"Bohong!" Yoga menatap tajam Deta.

"Enggak, gue nggak bohong!" Deta mengalihkan pandangannya dari Yoga.

"Gue liat pake mata kepala gue sendiri, lo ngasih tuh gelas ke Sahara dengan kasar. Lo ada masalah apa sama Sahara, hm?" Interogasi Yoga.

"Dibilang gue nggak sengaja ya nggak sengaja!" Bentak Deta kemudian berdiri hendak pergi.

Yoga pun ikut berdiri "Gue kenal Lo bukan sehari dua hari. Gue tau Lo lagi bohong. Nggak Lo jelasin pun gue tau apa yang terjadi tadi!".

Di Atas Langit [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang