18

609 37 0
                                    

Fathur duduk di kursi samping brankar tempat Sahara terbaring. Di tatapnya setiap lekukan paras ayu Sahara. Melihat Sahara sedekat ini membuat dada Fathur bergelayar aneh.

Fathur membulatkan matanya ketika melihat Sahara mulai mengerjap-ngerjapkan matanya. Mata Sahara beredar melihat sekitarnya.

"Aww!" Sahara merasakan sakit di keningnya.

"Dek, kamu udah bangun?" Fathur lebih mendekatkan duduknya ke brankar Sahara.

Sahara menatap Fathur "Mas Fathur?" Gumam Sahara.

"Jangan banyak gerak dulu! Luka di kepala kamu masih belum kering" ujar Fathur.

Sahara meraba keningnya yang di balut perban. Dia merasakan nyeri, membuatnya sedikit meringis kesakitan.

"Ara kenapa mas?" Tanya Sahara.

"Sepertinya kamu jatuh ke jurang. Tapi Alhamdulillah kamu baik-baik saja" Fathur tersenyum.

Sahara mencoba mengingat apa yang telah terjadi.

"Oh, iya. Tadi ada yang nakut-nakutin pake boneka serem, mas" adu Sahara "Ara takut boneka kaya gitu. Ara ada trauma sama boneka kaya gitu".

"Sudah, jangan di ingat lagi" ujar Fathur lembut "Kamu mau makan? Aku ambilin ya?"

Fathur beranjak dari duduknya. Tapi dengan cepat Sahara menahan tangan Fathur untuk menghentikan langkahnya. Fathur berhenti dan berbalik

"Mas!" Sahara menatap Fathur dalam "Makasih ya!"

"Untuk apa?" Fathur tidak mengerti.

"Udah nolongin sama jagain Ara" Sahara tersenyum.

Fathur pun membalas senyum Sahara.

"Sama-sama dek. Sudah kewajibanku menjaga kamu. Itu amanat dari ayah, untuk selalu melindungi dan menjaga kamu juga keluarga ayah" ujar Fathur.

Perlahan senyum Sahara memudar. Genggaman tangannya pun ikut merenggang. Entah mengapa jawaban Fathur tadi membuat hati Sahara sakit.

'Jadi mas Fathur melakukan itu hanya karena amanat dari ayah? Bukan karena....'

Sahara menepis segala pikirannya. Bukankah Fathur lebih cocok bersama Arafah?

"Iya, sekali lagi makasih mas!" Sahara memaksakan senyumnya.

Fathur mengangguk kemudian keluar untuk mengambilkan makanan unik Sahara.

***

Yoga masuk ke dalam tenda kesehatan dan mendapati Sahara akan beranjak dari brankarnya. Dengan sigap Yoga membantu Sahara untuk berdiri dan memapahnya berjalan.

"Mau kemana Ra?" Tata Yoga.

"Mau ke tenda mas, Ara bosen di sini Mulu!" Adu Sahara.

"Lo kan masih harus di pantau sama tim medis. Mending Lo istirahat di sini aja ya?" Yoga mencoba melarang dengan lembut.

"Ara bosen mas" Sahara memberikan tatapan memohonnya.

"Yaudah, kita jalan-jalan sebentar ke tenda. Tapi setelah itu Lo harus balik ke sini!"

Sahara tersenyum girang dan mengangguk cepat. Sahara menghamburkan pelukannya kepada Yoga.

"Makasih, mas! Mas Yoga emang kakak terbaik Ara setelah mbak Fah! Sayang Mas Yoga!" Celoteh Sahara.

Yoga terkekeh "Iya iya. Nggak usah lebai gitu juga kali! Gue juga sayang sama Lo!"

Di Atas Langit [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang