13

675 36 1
                                    

"Sahara!" Panggil seseorang ketika Sahara baru saja turun dari bus.

"Mas Yoga!" Sahara sumringah mendapati Yoga sedang berjalan menuju ke arahnya.

"Mas yoga udah dari tadi?" Tanya Sahara ketika Yoga sudah berada tepat di hadapannya.

"Lumayan. Udah keliling-keliling juga tadi" Yoga mengendikkan bahunya.

Sahara hanya ber-oh ria.

"Oiya, gue kenalin temen-temen gue yuk!" Ajak Yoga.

Sahara mengangguk kemudian mengikuti Yoga yang telah lebih dulu melangkah menuju teman-temannya di mobil Yoga. Lebih tepatnya mobil Arafah yang dipinjam Yoga.

Tepat bersamaan Sahara yang berjalan mengikuti Yoga, Fathur turun dari bus dan melihat kepergian Sahara. Gelayar aneh itu muncul lagi. Dadanya selalu sesak setiap melihat kebersamaan Sahara dengan Yoga. Fathur tak ingin lebih lama merasakan rasa yang tak enak itu. Fathur memutuskan untuk mencari surau bumi perkemahan itu.

Di saat yang sama, Reno juga turun dari bus 1 setelah memastikan tidak ada barang peserta yang tertinggal di bus. Seketika matanya menangkap sok-sok Sahara sedang bercengkrama riang dengan Yoga dan kedua teman Yoga. Reno menatap dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Jan ngelamun aja!" Tegur Salwa.

Reno tersentak kemudian berdecak sebal "Paan sih Lo?!".

Salwa mengikuti arah pandang Reno dan jatuh pada Yoga yang kini sedang mengacak rambut Sahara gemas.

Salwa tersenyum smirk "Emang pasangan yang serasi banget ya?"

"Siapa?" Tanya Reno sembari melirik Salwa melalui sudut matanya.

"Sahara sama mas Yoga. Gue yakin, pulang dari kemping mereka bakal jadian!" Ujar Salwa yakin.

"Yakin banget?! Kaya lo tau aja perasaan Sahara!" Reno memutar bola matanya malas.

"Yakin lah! Sahara sendiri bilang sama gue!"

Reno membelalakkan matanya. Apa benar?

'Gue nggak boleh keduluan mas Yoga!' batin Reno.

***

"Jadi kak Deta ini kakakmya Desi? Waah, kaya aku sama mbak Fah dong!" Ujar Sahara girang.

"Mbak Fah?" Deta tidak mengerti.

"Arafah, Det!" Yoga memperjelas.

Deta hanya mengangguk sembari ber-oh ria.

'Jadi ini adeknya Arafah? Kayanya sama juga kaya kakaknya. Sama-sama mau ngrebut Yoga dari gue!' batin Deta sengit.

"Kita ini sering tampil di beberapa kafe di Jakarta loh!" Ujar Seto, teman Yoga lainnya.

"Kok mas Yoga nggak pernah cerita?" Sahara melirik Yoga yang tengah menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Besok deh gue ajakin kalo gue pas manggung!" Yoga merangkul pundak Sahara.

"Janji ya?!" Sahara mengacungkan jari kelingkingnya.

Dengan senyum mengembang Yoga menyambut hari kelingking Sahara dan mengaitkannya dengan jari kelingkingnya sendiri.

"Janji!"

Seto ikut tersenyum melihat dua sejoli itu mengumbar kebahagiaan. Tapi tidak dengan Deta. Dia malah mendengus sebal. Dia tidak suka, itu menyebalkan baginya. Pemandangan tidak menyehatkan hatinya.

"Gue cari toilet dulu!"

Deta memilih untuk pergi ke tempat yang lebih segar. Berada di dekat Yoga dengan Sahara di sisinya sama saja mencemari oksigennya dengan karbon dioksida. Bikin sesak nafas!

Di Atas Langit [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang