"sssst.. sssst.. Sa!" Panggil Salwa berbisik.
"Sahara!" Ajeng juga melakukan hal serupa.
Yang di panggil hanya diam melamun tak bergeming. Pikiran Sahara sedang tidak bisa di ajak fokus, padahal pelajaran sedang berlangsung di kelasnya.
PLTAK!
Penghapus pensil mendarat tepat di atas kepala Sahara. Dengan cepat Sahara menoleh ke arah tersangka pelemparan.
"Apaan sih, Sal!" Kesal Sahara.
"Sahara!"
Suara melengking nyaring Bu Darti membuat Sahara membulatkan matanya. Sahara mengalihkan pandangannya ke arah guru super killer itu sembari meringis memamerkan deretan gigi putihnya.
"Kamu kenapa bikin ribut? Pake cengengesan lagi!" Hardik Bu Darti.
"Ini nih Salwa, Bu. Lempar-lempar saya pake setip!" Adu Sahara.
"Banyak alasan! Maju kamu! Kerjakan soal yang ada di papan tulis!" Perintah Bu Darti.
Sahara menatap Salwa dan Ajeng bergantian dengan tatapan memohon bantuan. Tapi yang di lihat hanya mengendikkan bahunya. Dengan lemas Sahara maju ke depan untuk mengerjakan soal-soal di papan tulis.
Sahara menggigit bibirnya. Dia memang siswa pandai, tapi dalam keadaan seperti ini otaknya malah tidak bisa diajak kerja sama. Bahkan untuk menjawab soal yang sederhana saja Sahara berpikir dengan keras.
"Kenapa diam Sahara? Ayo kerjakan!" Buru Bu Darti.
Sahara diam, tak bersuara pun tak bergerak sedikitpun. Sekarang di pikiran dan hatinya hanya berharap agar bel istirahat segera berbunyi agar dirinya bisa segera terbebas dari tatapan memburu Bu Darti.
TEEEEET... TEEEEET... TEEEEET...
Bel istirahat berbunyi nyaring. Sahara pun menghela nafas lega karena Bu Darti mengakhiri pelajarannya dan membiarkan Sahara kembali ke tempat duduknya.
***
"Lo kenapa sih pake ngelamun segala? Udah tau pelajarannya Mak lampir, pake acara bengong!" Celoteh Salwa sembari menyeruput es tehnya.
"Jangan-jangan Lo kepikiran gosip yang lagi beredar di sekolah ya?" Tebak Ajeng.
"Nah, iya! Gue mau tanya deh, emang bener ya gosip itu?" Salwa menatap Sahara penuh tanya.
"Gosip apa sih? Gue nggak ngerti!" Sahara mengernyitkan keningnya.
"Ya Tuhan, Sahara! Lo nggak tau gosipnya?" Salwa membulatkan matanya.
Sahara menggeleng pelan. Dia memang sama sekali tidak tahu gosip apa yang di bicarakan Salwa dan Ajeng.
"Seantero sekolah lagi heboh bicarain Lo, Sa!" Ujar Ajeng.
"Gue?" Sahara semakin bingung.
"Katanya Lo dijodohin sama ustadz Fathur ya?" Tanya Ajeng dengan nada menginterogasi.
Sahara diam. Dia baru ingat kejadian di kelasnya kemarin. Ternyata hal itu dengan cepat menyebar dan satu sekolah kini tahu Sahara adalah orang yang dijodohkan dengan ustadz tampan pujaan para cewek sekolahnya itu.
"Jadi orang yang mau dijodohin sama Lo itu ustadz Fathur?" Salwa teringat Sahara pernah bercerita tentang perjodohannya.
Sahara menunduk kemudian mengangguk pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Atas Langit [ COMPLETED ]
RomanceKisah seorang Sahara, gadis milenial kekinian yang di jodohkan dengan seorang pemuda pilihan almarhum sang Ayah, Fatur. Meski awalnya menolak, lama-kelamaan Sahara mulai tertarik dengan Fatur. Namun belakangan Sahara tahu, Arafah kakaknya juga meny...