Sahara menghabiskan sarapannya dengan santai. Begitu pula Fatma dan Fathur yang melahap makanan mereka dengan tenang. Sesekali mata Sahara mencuri pandang ke arah Fathur. Hanya sekilas, takut pria itu tahu dan malah ke-ge-er-an.
Sesuatu baru di sadari Sahara ketika sarapan pagi mereka bertiga telah habis. Arafah tidak berada di tengah-tengah mereka. Hal itu membuat banyak tanya muncul di dalam benak Sahara.
"Ma, mbak Fah mana?" Tanya Sahara.
"Di kamar" jawab Fatma "Lagi demam".
"Demam?" Sahara mengerutkan keningnya "semalem kayanya baik-baik aja deh!".
"Kaya nggak tau mbak-mu aja, dek. Kalo kecapean pasti terus sakit gitu"
Sahara mengangguk paham. Meski begitu, Sahara yakin sakitnya Arafah kali ini pasti ada hubungannya dengan pembicaraan semalam dirinya dengan Arafah.
Sahara melirik Fathur sekilas, pemuda itu hanya menunduk. Mungkin pemuda itu menyangka Sahara masih marah kepadanya.
"Dek, nanti kamu berangkat sekolah sendiri dulu ya? Mama mau minta tolong Fathur buat anter mbak Fah periksa ke klinik".
Sahara diam. Sahara sebenarnya tidak ingin Fathur mengantar Arafah. Ada rasa tidak suka jika Fathur dekat-dekat dengan Arafah, apalagi setelah tahu Arafah benar-benar ada rasa kepada Fathur. Sahara sendiri bingung, perasaan macam apa itu. Tapi mau bagaimana? Yang meminta adalah Fatma, mamanya sendiri.
"Berangkat sendiri terus juga nggak papa kok, ma!".
Sahara dengan cepat berdiri, membuat Fatma dan Fathur mendongak ke arahnya.
"Dek, cuma sekali ini!" Mohon Fatma.
Sebagai seorang ibu tentu saja Fatma tahu Sahara tidak suka dengan keadaan ini.
"Berkali-kali juga nggak papa, ma. Kalo perlu seterusnya mas Fathur anter jemput mbak Fah aja. Ara nggak perlu di Anter jemput lagi!"
Sahara pun mulai beranjak pergi meninggalkan meja makan. Baru akan keluar pintu rumah, satu tangan menarik lengan Sahara membuat gadis itu berbalik dan berhadapan dengan si empunya tangan.
"Mas Fathur!" Sahara sedikit terkejut Fathur mengikutinya.
"Dek... Ara... Kita perlu ngomong!" Mohon Fathur.
"Ara udah telat!" Sahara memalingkan wajahnya.
"Sahara, aku se...."
"Fathur!" Seru Fatma dari dalam, membuat Fathur dan Sahara menoleh.
"Ada apa ma?"
Fathur melepaskan lengan Sahara dan menyambut Fatma yang datang ke arahnya dengan tatapan panik.
"Arafah..." Panik Fatma "Arafah nggak sadarkan diri!"
"Hah?!" Pekik Fathur dan Sahara berbarengan.
"Dia sampai ngigau, nyebut-nyebut nama kamu terus Fathur" lanjut Fatma.
"Apa?!" Kali ini hanya Sahara yang memekik kaget.
"Ayo, Fathur. Mama takut Arafah kenapa-kenapa!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Atas Langit [ COMPLETED ]
RomanceKisah seorang Sahara, gadis milenial kekinian yang di jodohkan dengan seorang pemuda pilihan almarhum sang Ayah, Fatur. Meski awalnya menolak, lama-kelamaan Sahara mulai tertarik dengan Fatur. Namun belakangan Sahara tahu, Arafah kakaknya juga meny...