Seperti bulan desember, aku ingin menjadi yang terakhir tanpa harus tersingkir.
***
Happy Reading Genk
Mobil melaju di kecepatan rata-rata hingga akhirnya mobil tiba-tiba berhenti di pinggir jalan.
"Ada apa sayang?" tanya Nita kepada Vano.
"Nggak tau nih kayaknya mogok, padahal satu minggu yang lalu baru di service."
"Kok bisa? Aduh mana kita buru-buru ini yank, bentar lagi kan sore."
"Udah tenang aku cek bentar," ujar Vano sambil menenangkan Nita.
Asap putih tiba-tiba mengebul dari arah depan. Uhukkk... uhukkk... Vano terbatuk karena mungkin banyak asap yang telah dia hirup.
"Nggak apa-apa Bang?" tanya Nada.
"Ini Nad mobilnya ada masalah kayaknya."
"Terus gimana nih Bang?"
"Bentar Abang mau nyari bengkel sekitaran sini, kamu sama Kak Nita tunggu di sini, Bang Vano bentar kok."
"Aku ikut!" saut Nita.
"Nggak usah, bentar kok yank."
"Nggak bisa jauh takut kangen." manja Nita kepada Vano pacarnya.
"Ngomong aja kalau kamu takut aku di godain cewek, iya kan?"
"Duh... Pedenya Mas pacar" Nita memutar bola matanya.
"Stop! apaan sih Kak Nita Bang Vano alay tau, nggak malu apa ada Nada di sini," protes Nada dan mereka tertawa.
"Lucu gitu?" Nada sambil menghentakkan kaki kanannya ke aspal tanda kesal.
Begitulah Vano dan Nita menunjukkan keromantisannya. Tidak peduli kalau di situ sedang ada adiknya.
"Kamu tidak apa-apa kan Qotrunnada disini sendiri?" tanya Kak Nita.
"Woles saja Kak, Nada hafal daerah sini, kan Nada dulu pernah tinggal disini."
"Iya orang dia tukang palak disini," saut Vano sambil mengejitkan matanya menggoda ke arah adik perempuannya itu.
"Iya gitu yank?" tanya Nita lugu.
"Apaan sih Kak Nita omongan Bang Vano di percaya, sudah kalian sana cari bengkel biar Nada tunggu disini!" usir Nada.
***
Mata Nada mulai memandang sekitar. Cuaca mendung. Angin semilir cukup membuat rambut panjang gadis itu berantakan dan Dia memilih merapikan dan menguncirnya.
Ah.. angin, meskipun kalian tidak terlihat dan tidak bisa di pegang tapi bagi semesta kalian itu makna hidup.
Wushhhhh.. Semakin kencang tekanannya hingga mampu menerbangkan daun-daun kering yang tidak berdaya kesana kemari. Nada suka ketika daun jatuh sebab di tiup angin. Katanya, daun-daun itu anggun. Seperti menari-nari di udara, seakan mereka jatuh dengan iklas.
KAMU SEDANG MEMBACA
DECEMBERLY
Teen FictionGadis manis bernama Adesca Qotrunnada mempunyai kebiasaan aneh memakan ampas kopi. Dan bukan hanya itu, dia juga senang sekali membubuhkan kecap di setiap makanannya. Namun semua itu tidak membuat Harsya Haryaka sahabatnya terganggu dengan keanehann...