34. Misi (bag•2)

520 57 24
                                    

Sebelum baca Decemberly,
Jangan lupa Follow iskha_cmd
Jngan lupa juga buat voment dan krisan..
Selalu iskha tunggu lho....
Miss u all...
••••••••••••••••••

NOW PLAYING
•••
Sebuah kisah klasik
Sheila on7
Cover by; Rendy Pandugo

Di dunia ini bukan hanya lo satu-satunya manusia yang kehilangan orang yang lo sayang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di dunia ini bukan hanya lo satu-satunya manusia yang kehilangan orang yang lo sayang. Semua yang hidup itu bakalan mati. Dan kita hanya punya dua pilihan, meninggalkan yang hidup, atau ditinggalkan yang mati....

Happy Reading
|||

"Har, buruan cabut!" teriakan Firman langsung membuat Harsya kelabakan, apalagi saat Harsya melihat Julian dan Faisal tengah tergopoh mengejar Firman.

"Kok bisa ketahuan sama gerombolan daki-daki itu sih?" kata Harsya kalang kabut. Dia susah payah mengarahkan motor agar secepatnya bisa keluar dari tempat parkiran.

"Tadi bersin, kumisnya jatuh." jawab Firman apa adanya.

"Kebodohan yang hakiki Mas Bro." cibir Harsya, lalu berhasil melajukan motornya.

Firman yang dikatain bodohpun tidak terima, dia meninju bahu Harsya.
"Udah di bilangin gue bersin-bersin gara tuh kumis, masih aja maksa gue pake."

"Fir, gue turunin nih kalau lo nggak berhenti mukul gue." Seperti biasa ancam mengancam seperti ini sudah sering terjadi diantara kedua sahabat itu, tanpa melihat situasinya sedang seperti apa.

"Gue hampir ketangkep dan lo ngomel-ngomel." sungut Firman.

"Harusnya gue tinggalin lo tadi, biar jadi bulan-bulanan mereka."

"Sialan lo! Salahin tuh kumis, lagian itu kumis ada acara jatuh nggak bilang-bilang dulu."

"Fir." panggil Harsya

"Hmm." gumam Firman

"Mampir dulu yuk."

"Ngapain, lo mau beli sesuatu?"

"Iya, otak lo."

"...." Firman terdiam tidak mau membalas. Sudah cukup kiranya meladeni cibiran Harsya. Toh pada akhirnya Firmanlah yang kalah.

Motor Harsya melesat secepat kilat di jalan raya berbaur bersama kendaraan lainnya. Sesekali Firman menoleh kebelakang hanya untuk memastikan Julian dan teman-temannya tidak mengejarnya.


***

Julian menendang ban mobil karena kesal tidak berhasil menangkap Firman.

DECEMBERLYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang