2. Kecap dan Ampas Kopi

2.6K 146 55
                                    

Jangan lupa vomentnya ya genk, supaya Iskha semangat nulisnya.
Dan terima kasih yang sudah baca kemudian ngasih kritik dan saran, sangat membantu sekali.

Di bagian terakhir chapter ini, iskha bakalan ngasih foto cast ADESCA QOTRUNNADA dan HARSYA HARYAKA.

Semoga suka.

HAPPY READING GENK

Sahabat adalah mereka yang mampu mengeluarkan kemampuan terbaik yang ada dalam diri kita dan mereka yang selalu memberi kita semangat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sahabat adalah mereka yang mampu mengeluarkan kemampuan terbaik yang ada dalam diri kita dan mereka yang selalu memberi kita semangat.

***

Suara kaki menaiki tangga. Tidak lama terdengar ketukan pintu di kamar Nada.
"Tok.. tokk.. tokkk!" disusul decitan pintu yang dibuka.

"Sudah jam 6 ini kamu mau sekolah nggak Nad? anak gadis jam segini kok belum bangun."

"Iya Mama sebentar 5 menit lagi," jawab Nada sambil menggeliatkan tubuhnya di atas kasur lalu Dia memeluk bantal gulingnya.

"Jangan lupa hari ini hari senin, hari pertama masuk sekolah semester baru di kelas 12 Nad."

"Iya Mama cantik, Nada tau."

"Kamu nggak mau berangkat lebih awal Nad?"

"Buat apa berangkat awal, Mama nyuruh Nada buka gerbang sekolah ya buat bantuin Pak Mahmud?"
Pak Mahmud adalah satu-satu nya penjaga sekolah di SMA 1 PERSADA.

"Bukan! Mama takut kamu nggak kebagian tempat duduk di barisan depan, entar nangis lagi anak Mama," Mama Nada tertawa menggoda.

"Apaan sih Ma, Nada bukan anak SD lagi."

"Ya kali Nad, dulu kan kamu gitu kalau nggak kebagian kursi barisan paling depan kamu nangis pas SD. Terus Mama nih yg berangkat pagi-pagi cuma buat naruh tas kamu di sekolahan setiap kenaikan kelas."

"Itu dulu Mama sayang, jangan buka aib anak sendiri kenapa sih. Ceritanya nggak iklas nih?" Nada mengerucutkan bibirnya.

"Isshhhh," desis Zully Mama Nada.

"Nggak terasa tahun ini tahun terakhir di SMA ya sayang, sebentar lagi kuliah. Sudah gede anak Mama sekarang," celoteh Mama sambil mencium dahi Nada dan tetap Dia masih dengan posisi mata yang masih terpejam.

"Ayo sayang bangun, nanti telat lho!" Titah Zully sambil menggoncangkan sedikit bahu Nada lalu berlalu pergi.

Memang benar dulu sewaktu SD Nada selalu duduk di barisan kursi paling depan, dan anehnya kalau Nada mendapat barisan nomor dua dia akan segera menangis dan merengek minta pulang.

Alhasil Mamanya yang jadi pejuang untuk anak gadis satu-satunya itu.

Terpaksa pagi-pagi buta Zully Mama Nada pergi ke sekolah SD cuma untuk menandai kursi dengan cara menaruh tas Nada di kursi barisan terdepan, kalau Zully teringat suka lucu dan langsung tertawa, karena pas Zully menaruh tas tersebut, pastinya Nada sedang melanjutkan mimpi indah di atas kasur empuknya.

DECEMBERLYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang