Kamu sudah terbiasa melekat erat dalam Nuraniku.
Setiap satu denyutan nadiku, kamu seperti hidup di dalamnya.
Mengalir di relung sanubari.
Persahabatan dan cemburu itu seperti benda langit, yang ketika disatukan akan membentuk cinta.
Tak segemerlap bintang dilangit, bahkan juga tak seindah bulan.
Salah! Aku bukan mereka.
Aku hanyalah seorang gadis yang masih mempercayai dongeng seorang putri yang tertidur selama seratus tahun, dimana kemudian pangeran menyelamatkannya dengan sebuah ciuman.
Aku hanyalah sahabatmu, yang masih percaya janjimu dulu.
Berjanji bahwa kamu tidak akan pernah menyakitiku.
Aku berharap itu semua bukan hanya dongeng di dalam masa kecilku.Dari: Adesca Qotrunnada
Harsya Haryaka
DECEMBERLY
Harsya meraih telapak tangan Nada menuju keluar kamarnya.
Sebenarnya Firman sedari tadi sore sudah menelepon Harsya untuk mengajaknya nobar bersama Rendra dan kawan-kawannya.
Tapi Harsya menolak mentah-mentah ajakan Firman, alasannya karena yang sedang bertanding bukan tim kesukaannya dan alasan yang lain badannya masih tidak enak karena bogem mentah yang di berikan beberapa orang yang tak di kenal di lampu merah. Nyatanya di balik alasan itu semua yang paling benar adalah Harsya ingin menemui Qotrunnada yang hari ini bersikap aneh kepadanya."Lo mau ngajak gue ke mana Har?"
"Ke taman komplek beli piscok sambil ngopi."
"Gue sedang males Har."
"Udah ikut aja, biasanya juga lo yang paling semangat ngajakin gue, tenang gue traktir kok," paksa Harsya.
"Gue ganti baju dulu. masa iya gue pakai baju kayak gini."
"Yang jualan juga gak bakal nanyain juga kali kenapa lo pake baju tidur."
"Harsya lo nyebelin ya!" Teriak Nada
KAMU SEDANG MEMBACA
DECEMBERLY
Teen FictionGadis manis bernama Adesca Qotrunnada mempunyai kebiasaan aneh memakan ampas kopi. Dan bukan hanya itu, dia juga senang sekali membubuhkan kecap di setiap makanannya. Namun semua itu tidak membuat Harsya Haryaka sahabatnya terganggu dengan keanehann...