4. Perasaan Aneh

1.2K 96 35
                                    

Ass'kum? Apa kabar genk??? Semoga sehat selalu. Dan semoga kalian suka dengan part empat ini ya.
Jangan lupa Vomentnya supaya Iskha semangat terus nulisnya. Di tunggu kritik dan saran yang membangun untuk penulis pemula seperti iskha.
Thanks.....
Happy reading genk...

***

Aku, kamu, dan dia ibarat warna merah kuning hijau

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku, kamu, dan dia ibarat warna merah kuning hijau. Ketika salah satu warna itu tak tergambar. Tidak masalah, karena tidak akan mengubah keindahan pelangi itu sendiri.

ADESCA QOTRUNNADA
               

DECEMBERLY

Harsya.......
Archilla.....
Kalian.....
Kenapa...??

Mata Nada melihat beberapa bagian dari wajah Harsya yang lebam, dan darah segar mengalir dari pelipis dan sudut bibirnya yang sedikit robek.
Dalam hati, Nada bertanya apa yang terjadi dengan Harsya.

Seketika itu juga Nada berjalan menuju ke arah Harsya.
Nada tidak pernah melihat Harsya seperti ini sebelumnya.
Pipinya sedikit basah, yang Nada rasakan saat ini hanya rasa takut.

Dia mendekat ke arah Harsya dengan tatapan nanar, Nada pun langsung menghamburkan tubuhnya di atas dada Harsya, kemudian Harsya merengkuhnya.

"Gak usah nangis ampas kopi, lo jelek kalau lagi nangis."

"Lo kenapa?" tanya Nada dengan suara parau.

"Gue nggak apa-apa Nad, cuma luka kecil, biasa cowok." jari-jarinya menari lembut di atas kepala Nada.

"Tapi gue khawatir Har sama lo."

"Gue baik-baik aja Nad," jawab Harsya.

Nada melepaskan pelukannya dari Harsya. Matanya tertuju pada sosok gadis yang sedang berdiri memandangi Harsya dan Nada.

Archilla Putri, banyak hal yang Nada ingin tanyakan ke pada dirinya, tentang hal kenapa dia mengajak Harsya pergi ke sekolah tanpa memberi tahu Nada sebelumnya. Dan sekarang seperti yang Nada lihat, muka Harsya babak belur entah kenapa.

Untuk beberapa menit mereka hanya terdiam. Yang bisa Nada lakukan hanya memandangi Harsya yang sedang meringis kesakitan, hingga akhirnya Archilla membuka suaranya.

"Maaf Nad, Harsya kayak gini gara-gara gue."

"Sebenarnya apa yang terjadi Chil?"

"Jadi gini Nad, tadi gue yang nyupir. Pas di lampu merah tiba-tiba ada yang nabrak dari arah belakang. Gue shock dan langsung turun nyamperin tuh mobil."

"Terus," sambung Nada.

"Ya terus gue marah-marah sama tuh pemilik mobil, orangnya bukannya minta maaf malah balik marah ke gue pake acara mau mukul gue lagi, untung di tampik Harsya.

DECEMBERLYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang